Laman

Senin, 07 Maret 2011

Awas! Ancaman Punggung Bongkok Gara-Gara Macet

Macet VS Tulang Belakang

Awas! Ancaman Punggung Bongkok Gara-Gara Macet


Jakarta - Semakin parahnya kemacetan, membuat mobil jadi seperti rumah kedua atau kantor berjalan. Perbandingan jarak dan waktu tempuh semakin tidak masuk akal. Mengemudi di kota besar seperti Jakarta pun bagaikan mimpi buruk, sangat menguras energi. Enggak cuma bikin stres atau betis pegal, tapi juga sakit pinggang dan problem tulang belakang.

PANAS DAN NYERI

Tidak hanya sejuk atau dipenuhi musik yang menghibur, kabin juga harus memberi posisi duduk yang nyaman. Posisi duduk yang benar membuat handling mobil makin baik, juga menjaga performa atau daya tahan mengemudi.

“Meski terdengar sepele, posisi duduk saat berkendara memberi pengaruh yang sangat besar terhadap kenyamanan pengemudi. Posisi duduk yang salah bisa membuat cepat lelah, punggung dan leher menjadi sasaran rasa nyeri dan pegal,” kata dr. Wahyu Eko Widiharso, Sp.OT.

Pengemudi yang baik harus yang rileks, tidak tegang dan pikirannya fokus. “Tetapi anjuran ini cenderung diartikan dengan membungkukkan badan dengan punggung yang melengkung atau terlalu merebahkan diri ke belakang. Ini kesalahan besar karena kalau dilakukan terus menerus, rasa nyeri yang teramat sangat pada tulang punggung tidak akan bisa dihindari,” lanjut spesialis bedah tulang dan orthopedi dari Rumah Sakit Puri Indah, Kembangan Selatan, Jakbar ini.

Rileks tidak berarti leyeh-leyeh, bikin tulang belakang melengkung (kiri). Posisi ergonomis, nyaman dan aman untuk punggung (kanan).
Kesalahan kedua, punggung lurus tapi terlalu tegak. Ini biasanya dilakukan kaum hawa atau pengemudi yang berpostur kecil. Jok ditarik sangat dekat dengan setir dengan sandaran sangat tegak. “Tulang punggung memang tidak melengkung, tapi posisinya tidak rileks. Bikin cepat lelah,” ujar lulusan Universitas Indonesia ini.

Posisi duduk yang salah secara langsung bisa mengganggu refleks dan koordinasi tangan dan kaki dalam mengendalian kendaraan. Kalau dilakukan dalam waktu lama akan memicu sakit punggung bagian bawah atau low back pain.

“Punggung sangat sensitif terhadap ketegangan otot akibat stres sehari- hari. Duduk dalam posisi membungkuk, kurang dari 90 Derajat, dapat memicu otot bekerja keras tanpa cukup pemulihan dan aliran darah ke otot terhambat. Sehingga mengakibatkan keluhan pegal pada bagian punggung bawah,” papar dokter yang berpengalaman di sejumlah lembaga pendidikan dan training di Malaysia, Singapura, Filipina, Korea, Taiwan dan India ini.

Gejalanya rasa panas, seperti terbakar di area punggung dan pinggang, kesemutan dan pegal, lama-lama jadi nyeri dari punggung sampai kaki. Pegal atau kesemutan saja, bisa diatasi dengan relaksasi, istirahat atau gerak badan. Tapi kalau sampai terjadi nyeri berkepanjangan, mesti dilakukan terapi dan pengobatan oleh dokter. (mobil.otomotifnet.com)

POSISI ERGONOMIS

Menurut dr. Wahyu Eko, posisi terbaik untuk mengemudi disebut posisi ergonomis. Memberikan rasa nyaman, memudahkan pengendalian kendaraan serta tidak mengancam kesehatan tulang belakang. Seperti apakah itu?

- Duduk dengan posisi pinggul sedekat mungkin dengan sandaran jok sehingga tangan bisa mencapai kemudi dengan mudah.
- Sesuaikan sudut sandaran jok, jangan terlalu tegak atau terlalu miring, sekitar 95-100 derajat.
- Atur tinggi jok agar kaki benar-benar nyaman menapak lantai dan mudah menginjak semua pedal.
- Usahakan bagian belakang lutut dengan ujung jok berjarak kurang lebih dua sampai tiga jari agar fungsi kaki bisa maksimal tanpa meninggalkan rasa nyaman. Jangan sampai lutut terlalu dekat dengan dashboard agar tidak terbentur.
- Posisikan headrest sejajar dengan bagian atas telinga. Kalau dilihat dari samping kepala berada sedikit di atas headrest. Dengan cara ini posisi duduk menjadi lebih nyaman dan keselamatan tetap terjaga.

LUMBAR SUPPORT

Bantal pengganjal punggung atau alas punggung dikenal sebagai lumbar support, bisa membantu menjaga tulang punggung tetap lurus. Asal, penggunaannya tetap menjaga tubuh dalam posisi tegak, punggung tidak membungkuk. Ada dua jenis, berupa bantalan dan brace atau sabuk, diikatkan ke pinggang seperti korset. Jenis yang kedua lebih baik karena lebih stabil terikat ke tubuh, menjaga tulang punggung tetap lurus. Tapi harus dipakai di balik baju, yang enggak biasa, terasa mengurangi keleluasaan.

WALLET SYNDROM

Ini penyakitnya orang-orang berdompet tebal. Maksudnya, pengemudi yang biasa mengantungi dompet atau benda di saku belakang celananya. Gejala awalnya bokong dan kaki kesemutan, pegal, lama-lama jadi nyeri. “Dompet atau benda tebal lain di kantong belakang bisa menekan saraf di kaki bagian atas sampai bagian bawah. Menekan otot piriformis, otot itu yang kemudian menekan syaraf. Karena itu disebut juga piriformis syndrome,” jelas dr. Wahyu.

Enggak hanya dompet, problem ini juga bisa terjadi karena celana terlalu ketat menekan di kaki bagian belakang, bokong dan saraf piriformis tadi. Karena itulah, dianjurkan memakai baju longgar untuk perjalanan panjang.