Laman

Jumat, 25 Maret 2011

Brutal! The Toughest One Day Off-Road Competition



Jip - King of The Hammers 2010 (KOH) adalah event kompetisi desert racing tahunan di Negeri Paman Sam. Meskipun KOH baru digelar untuk keempat kalinya, tapi pamornya cukup bergengsi. Terlihat dari profil peserta yang ikut maupun jumlahnya yang mencapai 100 starter, penonton yang datang di lokasi langsung serta para jurnalis yang datang meliput. Semua mengalami peningkatan signifikan.

“Tahun lalu ketika badai krisis ekonomi melanda Amerika, penonton yang datang tak sebanyak sekarang. Lihat saja sehari sebelum lomba sudah banyak sekali mobil yang masuk ke sini. Rasanya sampai nanti malam yang datang akan bertambah lagi,” komentar Andrew, seorang penonton asal Las Vegas yang sempat mengobrol dengan JIP sehari sebelum perlombaan.

Apa yang dibilang Andrew memang terbukti. Ketika pagi sebelum bendera start dikibarkan, jumlah mobil yang parkir di Johson Valley (JV) – nama lokasi tempat gelaran KOH, bertambah jauh lebih banyak. Beberapa lokasi sekitar start yang masih kosong sehari sebelumnya, kini sudah terisi penuh. Banyak truk-truk besar, rumah mobil (RV), pikap, double cabin ukuran besar termasuk motor trail dan UTV parkir di JV.

Malah suasana meriah ini sudah berlangsung 3 minggu sebelum event. “Seminggu sebelum balapan aku sudah di sini buat setting jip dan survei trek,” bilang Nick Campbell – adik kandung Shannon Campbell yang juga ikut KOH. Padahal, bermalam di JV bukanlah sesuatu yang menyenangkan tahun ini. Lantaran perubahan cuaca dan suhunya cukup ekstrem.

Tiga hari sebelum balapan di JV sebagian tempat masih diselimuti salju. Tak heran suhu paling hangat di sini berkisar 2 °C. Kalau malam hari bisa minus. Brrr… pembaca JIP pasti bisa membayangkan betapa “sejuknya” suhu di JV. Hehehe… “Tahun lalu aku pernah nginep di JV empat hari Bro. Malam hari dingin buanget! Apalagi menjelang pagi. Pakai jaket tebal pun gak mempan,” komentar Widodo Teguh dari ProRock Engineering Solo yang menemani JIP meliput langsung KOH. Dulu tak ada salju yang menyelimuti JV.

Untungnya, dua hari menjelang lomba, matahari terus bersinar meskipun suhunya tak beranjak jauh dari kisaran 2 °C. Toh mampu menghilangkan salju yang tadinya melapisi pasir di JV. Beberapa lokasi terlihat genangan air yang berasal dari salju yang mencair. Ini sedikit melegakan hati panitia, karena kalau sampai badai salju turun wah, enggak bisa dibayangkan seperti apa nasib balapannya.

Suhu yang ekstrem ini menjadi salah satu handicap yang harus diatasi para peserta KOH 2010. Selain itu, tentu saja jarak lomba yang makin jauh dari tahun lalu. Sekarang rute yang ditempuh berkisar 135 mil. Diperkirakan peserta minimal akan menghabiskan waktu 6 jam di jok bucket-nya. Tentu saja ini bakal menguras habis tenaga dan konsentrasi, serta daya tahan buggy ketika digeber pol-polan untuk meraih gelar “Sang Raja”.

Kelas yang dipertandingkan dalam KOH adalah unlimited class. Artinya mesin dan berbagai persyaratan lainnya cukup longgar. Seperti pemakaian suspensi, ukuran ban dan sebagainya. Termasuk single seater atau two seater, tak ada batasan sama sekali. “Untuk peserta yang baru ikut, wajib mengikuti last change qualifiying (LCQ). Kalau tidak lolos tak bisa ikut start KOH 2010,” jelas Dave Cole – co-founder KOH. Cukup ketat juga LCQ yang digelar karena banyak yang tak lolos.

Menurut Dave Cole, KOH ini memang memadukan trek desert racing dan rock crawling. Pria bertubuh subur ini memang berlatar belakang dari rock crawling, sementara Jeff Knoll rekannya yang bersama-sama menciptakan format KOH ini memiliki basic desert racing, dan kerap mengikuti berbagai kejuaraan di Amerika. Makanya KOH yang dicetuskan akhir 2004 silam sangat kental nuansa desert racing dan rock crawling.

Persiapan kendaraan, tim, pembalap, strategi, dan kerjasama solid merupakan hal wajib bagi peserta KOH. Tanpa dukungan itu semua, mustahil bisa finish. Dari 100 peserta yang masuk boks finish hanya 43. Wah, gak sampai separuh total peserta!

Para peserta KOH dibekali peta dan juga koordinat GPS yang berfungsi sebagai lintasan resmi. Di beberapa titik disediakan pos kontrol, dimana peserta harus berhenti di lokasi tersebut. Nantinya kendaraan yang dipakai akan ditempeli stiker sebagai tanda telah melewati pos kontrol. Jika pos kontrol dilewati, tentu saja ada penalti yang akan dikenakan.

Mengingat jarak yang cukup jauh, seperti layaknya balap Formula 1 juga disediakan pit stop.
Peserta boleh memanfaatkan pit stop untuk perbaikan, menambah bahan bakar mengganti ban dan sebagainya.

Ini penting karena banyak peserta yang memakai mesin-mesin generasi LS4 berkonfigurasi V8 dengan spek kompetisi, yang konsumsi bahan bakarnya tentu saja lebih boros. Dan tak mungkin memakai tangki terlalu besar karena akan menghambat laju kendaraan di trek padang pasir.

“Di trek desert aku bisa gas pol. Mesinku kencang banget! Biar nanti di trek gunung batu tak perlu ngantri,” bisik Shannon Campbell – juara dunia rock crawling dan beberapa kejuaraan desert racing yang masih penasaran dengan KOH. Tahun lalu, mestinya ia bisa meraih gelar “King”, tapi dia terkena diskualifikasi karena mendapat bantuan dari luar ketika moon buggynya mengalami masalah di trek desert.

Di KOH 2010 ini ia pun kembali mengalami nasib naas. Start dari urutan 74, melewati bagian desert racing Shannon langsung merangsek di urutan 2. Oh ya, peserta KOH dilepas dua-dua dengan interval 30 detik setiap starter. Sayangnya masuk di trek gunung batu, transfercase-nya pecah sehingga harus melakukan perbaikan. Untuk perbaikan memakan waktu 2 jam sendiri. Walaupun masih bisa melanjutkan dan menggeber moon buggynya, tapi Shannon harus puas di urutan 19 dari 43 peserta yang mampu finish.

Yang mengejutkan dan di luar perkiraan para pengamat KOH gelar “The King” diraih oleh Loren Healy. Pria asal Farmington - New Mexico yang melakukan start dari urutan 53 ini mampu mengalahkan Brad Lovell – offroader tangguh asal Colorado Springs yang langganan juara di berbagai kompetisi, dan salah satu kandidat The King of KOH 2010. Brad dan Loren hanya berselisih 28 detik. Loren pun berhak mendapatkan tambahan uang di rekeningnya, paling tidak US$15,000, serta beberapa produk dari sponsor pendukung KOH.

Congratulations!

Two Seats for Indonesia!
Ketika berjumpa dengan JIP dan Widodo Teguh, Dave Cole terlihat sangat surprise. Sebelumnya JIP sempat mengirimkan email jika akan datang melihat langsung KOH. “Finally, you made it man! Welcome to Hammertown!” sambut Dave sambil menjabat tangan kami berdua. Kami berdua termasuk observer yang datang dari lokasi terjauh lho.

Ketika berbincang-bincang, sempat disinggung jika ada tim dari Indonesia yang ingin ikut bertanding di KOH. Ia pun gembira sekali. “I give two seats for Indonesian Racers,” imbuhnya. Memang kebanyakan peserta KOH masih didominasi orang Amerika Serikat. Meskipun tercatat ada peserta dari Australia, Jepang dan Jerman yang ikut dengan buggy bikinan Amrik.

Bagaimana offroader Indonesia? Ada yang tertarik tawaran ini?

Vendor Exhibition
Di tengah padang pasir Johnson Valley, selain kompetisi off-road, juga digelar pameran berbagai aksesori 4x4 di dalam tenda circus yang cukup besar. Utamanya sih diikuti oleh sponsor pendukung KOH. Seperti misalnya Trail Gear, Master Pull, PSC Hydraulic Steering, Rubicon Express, Walker Evans Parts, 4Wheel Parts, King Shocks, F-10 Shocks dan masih banyak lainnya.
Tak hanya di dalam tenda saja, di luar pun ada beberapa vendor yang membuka sendiri counternya dengan memakai trailer sendiri. Termasuk peralatan radio komunikasi dan juga rc crawler Traxxas. Malah di depan trailer Traxxas dibuatkan trek desert racing berskala radio control. Lengkap dengan gundukan batunya. Oh.. ya tak lupa beberapa pedagang makanan dan minuman pun ikut meramaikan gelaran ini.

BBM Alternatif
Jika pembaca JIP ingat, beberapa volume lalu pernah diulas modifikasi Jeep Cherokee milik Gannet P yang memakai bahan bakar gas elpiji. Di KOH pun banyak yang melakukan hal serupa. Omongan Gannet terbukti, bahwa gas elpiji dipakai off-road juga bisa membuat performa mesin maksimal.

Tumpukan tabung gas di beberapa paddock tim pun jadi pemandangan biasa. Yang jelas jip-jip tubular yang memakai gas tetap bisa digeber kencang di trek padang pasir. Waktu pengisian bahan bakar pun jauh lebih praktis dan cepat.

Layak ditiru neh!

Balap UTV
Selain balapan jip-jip tubular, sehari sebelum start KOH dikibarkan digelar balapan khusus UTV. Seperti diketahui saat ini di negeri Paman Sam sedang demam UTV. Banyak produsen aksesori bermunculan. Seiring dengan itu kompetisi khusus UTV pun mulai banyak digelar. Termasuk dalam event KOH 2010 ini, kelas UTV pun dipertandingkan sebagai supporting race. Treknya memang tak sejauh KOH yang diikuti oleh 100 jip tubular. Tapi handicapnya lumayan ekstrem. Karena jarak balapannya cukup panjang, maka sistem pit stop pun diberlakukan.