Laman

Jumat, 25 Maret 2011

Document

Nikmatnya Berkompetisi di Kaki Gunung Kerinci


JIP - Udara dingin yang bikin tubuh peserta Sungai Penuh-Kerinci Adventure Off-Road 2010 (SPKAOR) menggigil, ternyata membuat persaingan meraih gelar juara tetap panas. Event hasil kolaborasi Pinse Otomotif Sport ,Jambi (POSJ) dan Kerinci Off-Road Club (KORC) selaku tuan rumah ini pun menjunjung nilai sportivitas yang tinggi.

Geliat kompetisi di pulau Sumatera termasuk paling aktif dibanding daerah lain di Nusantara. Begitu pun jika menilik animo peserta. Paling tidak terdaftar 56 kendaraan plus 21 peserta untuk kelas roda dua. Event ini memang cukup unik, karena kelas motor trail juga digelar berbarengan.
Peserta pun tak didominasi penyuka jip atau trail tuan rumah, tapi juga dari daerah tetangga. Sebut saja Palembang, Riau, Padang, Bukit Tinggi, Pasaman hingga Sijunjung. “Sebenarnya kami hanya modal nekat saja. Kami menggalang dana dari swadaya teman-teman sendiri,” papar Imawan Sutanto selaku ketua panitia SPKAOR. “Selain itu kami juga dibantu dana dari pemerintah daerah setempat.” Enggak papa bos, yang penting off-road jalan terus!

Berbicara soal kualitas, meski dengan dana pas-pasan toh tetap menjunjung mutu. Salah satu upaya menjaga kualitas dengan mendatangkan racing committee dari Jakarta, yang digawangi Grefionk “Fionk” Kamil. “Ini demi menjunjung tinggi sportivitas,” imbuh Heraldo Sondakh, yang juga ketua KORC.

Selain sudah berpengalaman menggarap kompetisi, Fionk dan krunya pun terkenal tegas dan disiplin. Ini penting bagi penyelenggara event, sebab ketegasan pimpinan lomba dan timnya punya andil besar terhadap suksesnya sebuah kompetisi.

Namun, kenikmatan utama adu cepat di trek tanah, datang dari desain arena lombanya sendiri. Paduan keindahan alam kaki gunung, suhu sejuk rata-rata 20-an derajat Celsius, dan desain trek menarik, para peserta pun menikmati betul pertarungan. “Kami puas! Treknya tidak sekadar ekstrem, tapi juga memaksa kita berpikir. Skill off-road pun jadi lebih terasah,” papar sejumlah peserta.

Event SPKAOR ini digelar selama 4 hari, dari 13 hingga 16 Mei lalu. Selain ada 8 Special Competition Stage (SCS) yang dipertandingkan, suguhan Country Road (CR) pun wajib diikuti peserta. Format seperti ini mulai jarang ditemui pada kompetisi adventure off-road di pulau Jawa.
Karena ada dua tempat yang jadi tuan rumah, maka 4 SCS dimainkan di Kota Sungai Penuh. Setelah itu seluruh peserta wajib melahap CR berjarak sekitar 10 km hingga ke Kayu Aro, Kabupaten Kerinci. Sisa 4 SCS lagi dihabiskan di sekitar lokasi wisata Arroma Pecco dan R10 yang berada di perkebunan teh, tepat di kaki gunung Kerinci.

Pemandangan alam lokasi SCS di sini sangat memukau, meskipun harus dinikmati dalam suasana yang cukup dingin. Tak heran hampir seluruh peserta menggunakan jaket selama bertanding. Apalagi badai angin dan hujan membuat suasana tak hanya mendung, tapi juga dingin. Baru pada hari terakhir matahari mulai bersinar ramah, seiring berlalunya badai.

Kalau boleh jujur, potensi off-road di tanah Kerinci ini cukup menjanjikan. Betapa tidak, pesona alam yang indah dengan kontur perbukitan tak hanya menarik untuk dijelajahi, tapi juga menyajikan tantangan menarik. Banyak kekayaan wisata alam yang perlu dikunjungi seperti Danau Kerinci, Air Terjun Telun Berasap, Taman Nasional Kerinci Seblat dan sebagainya.

Kompetisi off-road tak hanya ajang berhura-hura, tapi memiliki banyak dampak positif. Terbukti dengan gelaran event SPKAOR, pemasukan terhadap pendapatan daerah sedikitnya bertambah. Sepanjang gelaran tingkat hunian hotel ataupun penginapan terbilang tinggi. Belum lagi di sektor perdagangan seperti makanan, spare parts dan sebagainya. Para peserta yang datang dari berbagai kalangan mulai dari anak sekolahan hingga pengusaha besar jadi sasaran langsung promosi pariwisata daerah yang cukup efektif. “Kalau datang lagi, nanti saya ajak ke Danau Kaca. Pemandangannya indah sekali,” bisik Halim Kadri, offroader tuan rumah sebelum berpisah dengan JIP.

Siap!

Antusias Enduro Cross
Hangatnya aroma kompetisi juga dirasakan penggila roda 2. Setelah menempuh Trail Adventure sepanjang 65 km hingga ketinggian 1.625 mdpl. Para peserta dihadapkan pada 2 Trail Stage (TS) yang harus ditempuh dalam format tim. “Trek yang ditempuh di trail adventure cukup menantang, malah ada pos yang terpaksa dihilangkan karena dirasa terlalu ekstrem buat sebagian peserta,” papar Insuhendang, yang kebagian mengurusi divisi Enduro Cross.

Jalannya lomba juga menghibur, tak hanya untuk penonton tapi juga para peserta. Satu tim yang terdiri dari 2 motor dipaksa melewati gate-gate yang tersedia. Kondisi trek menguras keringat dan memacu napas para crosser. Tak hanya betot gas, aksi tarik dorong motor pun mewarnai jalannya lomba.

Seputar Trek
1. Event off-road di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci ini akan dijadikan agenda tahunan. Seperti yang dijanjikan Walikota Sungai Penuh, Drs Hasvia MTP pada upacara pembukaan yang juga diperkuat Wakil Bupati Kerinci H. Mohd. Rahman pada saat penutupan acara. “Tahun depan kita adakan lagi,” begitu janji mereka.

2. Pada SCS 1 di bakal kantor walikota Sungai Penuh berlangsung parade jemur gardan, tercatat lebih dari 10 peserta klontang. Trek berupa turunan berdinding curam, berkontur seperti tangga memaksa seluruh peserta mengeluarkan trik-trik jitu nan aneh untuk dapat turun dengan selamat.

3. Event ini bertabur hadiah, khas gelaran di Sumatera. Tercatat juara umum diganjar uang tunai Rp 40 juta. Juara masing-masing kelas 7,5 juta, 6 juta, 4,5 juta dan 3,5 juta. Belum lagi tiap pemenang SCS berhak mengantongi uang Rp 1 juta. Ini belum termasuk kelas standar, kelas TNI/Polri dan Enduro Cross. Ck..ck.. ck.. Bukan main...

4. Termasuk peserta paling aktif di tanah Sumatera, Vincent, pria asal London yang tinggal di kota Palembang dianugerahi gelar sebagai The Real Offroader atas perannya yang aktif merecovery jip peserta yang nyangkut di dalam lintasan. Dengan sukarela pria ini berlari menghampiri mobilnya yang line-up di SCS lain, demi membantu peserta lain. Well, layak dicontoh nih!.

5. Selain itu, offroader bule ini juga mempunyai musuh dalam selimut, yang tak lain Hendri, navigatornya sendiri. Pria pendiam ini hobi melempar jip Vincent ketika memberi aba-aba dari luar mobil. Tapi dendam Vincent terbalaskan ketika dibuka kelas penasaran. Ketika pergantian driver, pria bule ini tidak segan melempari navigatornya dengan batu ataupun tanah. Hehehe... impas brother!

6. Event kali ini diwarnai kehadiran 2 offroader muda yang cukup bersinar, Alex Evrizons asal Solok dan Yoga Prasetiya, 13 tahun dari Pasaman. Yang menonjol adalah Alex, remaja 16 tahun ini berhasil menaklukkan peserta lain dan merajai kelas 2.500 cc ke bawah.

7. Wanita off-roader pun tercatat sebagai peserta. Endah Murti AW asal Jambi, yang turun di kelas penasaran ditemani co-driver yang juga suami tercinta. Menghadapi trek yang berkontur negatif, Endah tidak kuasa mengendalikan jipnya hingga terpaksa klontang. Tidak merasa jera, ia terus melanjutkan lomba hingga finish. Salut...