Laman

Senin, 07 Maret 2011

Harga BBM Naik? Nih Cara Biar Mobil Tetap Gaya Tanpa Boros BBM!

Tips Hemat BBM Mobil

Harga BBM Naik? Nih Cara Biar Mobil Tetap Gaya Tanpa Boros BBM!

Jakarta - Harga bensin non subsidi seperti Pertamax dan kawan-kawan yang melambung bikin resah otomania. Pakai Premium lagi? Ah itukan keputusan singkat. Mending anggap saja cobaan ini sebagai latihan saat BBM subsidi benar-benar dihapuskan.

Perlu sekali dibuat penyesuaian agar konsumsi tak terlalu boros atau terbuang percuma. “Secara logika hal ini bisa dihitung,” papar Taqwa dari Garden Speed di Cilandak, Jaksel.

Gunakan kiat seperti memakai pelek aftermarket berdiameter lebih kecil atau hindari ubahan yang menjurus ke performa mesin berlebihan. Intinya adalah mengembalikan bobot mobil kembali mendekati spesifikasi pabrik. Untuk itu tak perlu mengorbankan modifikasi yang sudah dilakukan.

Lewat sedikit penyesuaian, besutan tetap gaya, tetapi konsumsi bensin tak terkuras secara signifikan. Bahkan dengan kondisi mesin standar sekalipun, tetap bisa bertenaga.


Mesin

Ubahan ada pada mesin dimaksudkan untuk mengembalikan performa seperti sediakala.

Sebutlah pemakaian header aftermarket dan muffler free flow dengan diameter kolektor lebih besar, akan membuat powerband mesin bergeser.

Bila tadinya peak power bermain di rentang putaran mesin 3.000-6.000 rpm, akan bergeser menjadi lebih tinggi dengan rentang 5.000-7.500 rpm. Secara tidak langsung, header dan muffler free flow akan mengucurkan bensin lebih deras. Selain itu, suara knalpot ngebas membuat kaki malas untuk angkat gas.

Kaki-kaki

Pemakaian pelek berdiameter besar dengan ban bertapak lebih lebar dari standar juga mengkontribusi konsumsi BBM berlebihan.

Bobot pelek yang lazim 30% lebih berat dari pelek standar dan tapak ban lebar membuat akselerasi mobil melambat. Untuk bisa ‘lari’ seperti kondisi semula dibutuhkan opening throttle lebih lebar yang artinya konsumsi BBM juga lebih banyak.

Pemakaian pelek aftermarket dengan diameter lebih kecil bisa menjadi pilihan bijak. Bila sebelumnya memakai pelek di atas 18 inci, kini cukup dengan 16-17 inci. Tentunya lebar tapak ban di atas 225 juga dibuat ringkas, 215/50-17.

Audio

Bagi penggemar audio, pemakaian subwoofer berdiameter besar, boks subwoofer berbahan papan MDF hingga power amplifier berukuran besar, jelas menambah bobot mobil. Estimasi kasar bisa menambah antara 50-75 kilogram.

Artinya, bobot mobil yang makin besar akan menguras tenaga mesin lebih banyak yang notabene konsumsi BBM lebih banyak.

Bila pemanjaan kuping tak bisa ditawar, paling tidak ganti subwoofer dengan diameter yang lebih kecil dengan jumlah speaker yang lebih sedikit. Termasuk mengurangi volume boks subwoofer itu sendiri agar bobot bisa dikurangi.

Filter Udara

Sering dianggap sepele, filter udara aftermarket juga menyumbangkan angka konsumsi cukup tinggi. Terlebih untuk model open filter yang memiliki pori-pori penyaring udara lebih besar seperti K&N atau Hurricane.

“M.A.P sensor atau air flow sensor akan membaca pasokan udara yang lebih banyak sehingga ECU akan memberikan command untuk mengucurkan bensin lebih banyak pula, bahkan pada kondisi stasioner sekalipun,” papar Taqwa lagi.

Makanya, air filter cukup menggunakan versi bawaan pabrik tetapi selalu dijaga kebersihannya. Selama filter udara standar selalu bersih, konsumsi bisa terjaga tanpa mengorbankan performa.