Laman

Minggu, 03 Juli 2011

Kenali Teknologi Keamanan Mobil, Agar Selamat Dijalan

JAKARTA - Setelah mengenal kendaraan dengan alat komunikasi yang juga berfungsi sebagai peranti safety, seperti lampu utama, sein, fog lamp hingga klakson. Pengenalan kendaraan dilanjutkan dengan teknologi safety yang ada pada mobil atau motor itu sendiri.

Perkembangan teknologi juga memperngaruhi seseorang dalam mengendalikan kendaraan. Mengendarai sepeda motor dengan teknologi ABS tentu berbeda perlakuannya dengan yang tidak, dan lain sebagainya.

“Sehingga pengendara tahu bagaimana menghandle mobil atau motor yang dipakainya saat di jalan raya. Untuk mencegah salah kaprah yang bisa menyebabkan kecelakaan,” ungkap Momon S Maderoni dari Indonesia SmartDrive Consulting di Utan Kayu, Jaktim.

Untuk itu berdasarkan teknologinya, peranti safety dibagi menjadi dua, yaitu pasif dan aktif. Pasif adalah peranti yang menjadi perlengkapan standar pada sebuah kendaraan. Biasa juga disebut Vehicle Res­traint System (VRS). Biasanya tidak diatur dengan menggunakan peranti elektronik atau komputer.

Sedang yang kedua merupakan perangkat keamanan tambahan yang diatur dengan menggunakan komputer/elektronik. Istilah kerennya Supplementary Restraint System (SRS). Adanya peranti tambahan ini mempengaruhi cara pengendalian kendaraan tersebut. Edisi kali ini akan diulas yang disebut pertama.

Apa saja dan bagaimana cara kerjanya?

1.Bumper
Berfungsi untuk menahan benturan akibat tabrakan. Biasanya ada di depan dan belakang mobil. Jika dulu bahannya banyak dari besi, sekarang plastik. Efeknya jika menggunakan bahan yang berat akan mempengaruhi sasis saat tabrakan atau benturan. Bisa mengakibatkan luka pada pengendara atau penumpang. Beda dengan plastik yang lebih lentur dan fleksibel. Redamannya lebih efektif.

Desain bumper modern juga tidak kaku lagi tapi cenderung membulat. “Fungsinya tetap untuk meredam benturan. Tetapi dibuat dengan bahan lebih lembut agar tidak mencederai pengguna jalan atau pengendara itu sendiri,” tambah Momon.


2. Seat Belt

Ini peranti yang sudah menjadi standar keselamatan di mobil. Berfungsi sebagai pelindung pengemudi dan penumpang dari daya dorong keras akibat benturan. Tapi belum semua orang bisa menggunakannya dengan baik dan benar.

Pertama pasang sabuk keselamatan ini sebelum mobil bergerak atau jalan. Posisi mobil juga datar dan tidak miring. Lantaran dilengkapi dengan bola-bola yang akan mengunci sabuk saat terjadi benturan, ketika mobil bergerak atau miring kadang sabuk juga mengunci sehingga susah ditarik.

Selain itu pada beberapa mobil sabuk pengaman ini juga dilengkapi dengan setelan ketinggian. Pastikan bagian atas sabuk berada di bahu bukan leher.

Sedangkan bagian bawah sabuk berada sejajar dengan tulang pinggul bukan di perut. “Karena tulang bahu dan pinggul merupakan bagian tubuh yang kuat buat menahan saat terjadi guncangan.”

Pastikan juga sabuk tidak terlipat karena bisa menyebabkan luka saat terjadi benturan. Selain itu, peranti keselamatan ini tidak hanya untuk penumpang depan, tetapi juga belakang. Percuma jika depan sudah pakai sedang belakang tidak. Bisa mental ke depan dan menyebabkan cedera pada pengendara dan penumpang depan.

Sebelum memasang seat belt, pastikan juga peranti ini bekerja sempurna. Cara dengan menarik dengan kejutan. Jika tertahan berarti bagus, jika tidak tandanya sudah rusak.


3. Head Rest

Biasa terpasang di bagian atas jok, baik pengemudi maupun penumpang. Berfungsi sebagai pencegah cedera leher saat terjadi benturan dari belakang.

Ada yang jadi satu bagian dan ada yang terpisah dengan kursi. Banyak pengendara yang melepasnya sekadar buat gaya. Atau memasang bantal-bantalan untuk menambah kenyamanan berkendara katanya. “Padahal penambahan itu akan menambah efek cedera lebih parah pada leher belakang.”

Saat terjadi benturan kepala akan berayun ke belakang, jika tidak ditahan leher bisa patah. Selain itu jika dipasang bantal malah bisa mengakibatkan tulang leher tertahan tetapi kepala tetap berayun ke belakang. Efeknya tetap bisa patah. Posisi bagian atas head rest sebisa mungkin rata dengan garis mata atau sejajar dengan kuping bagian atas.


4.Setir

Setir adalah perlengkapan standar pada mobil yang berfungsi mengendalikan roda untuk mengarahkan kendaraan. Posisi tangan saat memegang setir banyak pengendara yang tidak mengerti.

“Yang paling tepat saat mengemudi yaitu tangan kiri di posisi jam 9 dan tangan kanan di arah jam 3. Lalu untuk posisi ibu jari harus tegak di atas setir dan tidak masuk ke lingkar setir,” jelas Wijaya Kusuma President Director PT. ORD Rekacipta Dinamika. Posisi seperti ini agar pengendara siap dalam situasi apapun, baik bermanuver maupun keadaan darurat.

Nah, sebaiknya hindari mengemudi menggunakan satu tangan, telapak tangan dan mengemudi dengan jari yang masuk ke lingkar setir. Karena posisi tersebut akan mengakibatkan kehilangan kendali saat mengemudi.

Selain itu gunakan setir standar bawaan mobil dan jangan gunakan kenob tambahan buat memutar setir. Lantaran kenob hanya digunakan untuk forklift yang mempunyai banyak putaran setir.

Terdapat dua teknik mengemudi yang tepat,

1. Tarik dorong setir (push and pull technique)
Merupakan teknik olah kemudi yang paling dasar dan aman digunakan diberbagai situasi, baik mengemudi pada kecepatan rendah ataupun tinggi.

2.Silang atau istilahnya Hand Over Hand
Teknik ini dapat digunakan saat kecepatan rendah tapi membutuhkan radius putar yang cukup lebar seperti saat anda akan berbalik arah atau saat parkir.

5. Spion
Spion adalah cermin yang digunakan pada mobil atau sepeda motor yang berfungsi membantu melihat sekeliling pengendara terhadap bidang samar. “Saat memulai atau dalam perjalanan terapkan mirror site manuver (MSM). Bahasa sederhananya yaitu, sebelum bergerak lihat spion terlebih dahulu, bila sudah terlihat kosong nyalakan signal sein, setelah itu baru bergerak atau bermanuver,” tambah Wijaya Kusuma.

Mengurangi area yang terhalang atau blind spot atur posisi spion dengan baik. Caranya pastikan spion tengah bisa melihat area hingga jauh ke belakang. Kurang lebih 75 m yang bisa dipantau.

Lalu pastikan pula pandangan dari spion samping ke belakang menjangkau wilayah yang luas. Jangan sampai kepala harus menoleh terlalu jauh untuk melihat ke spion.

“Setelah bermanuver cek selalu spion 5-8 detik secara bergantian, masing masing spion dilihat dalam waktu 2 detik.