Laman

Rabu, 10 Agustus 2011

Modif Toyota Harrier, Hidden Agenda

Modifikasi Toyota Harrier 2.4L 2007


Jakarta - Hari gini susah cari mobil yang rada rumit modifikasi. Banyak yang playing safe, baik aman dari segi kantong, aman dari cacian, aman dari kondisi jalanan, dan segala hal ‘aman’ lainnya.

Namun kita masih butuh ‘mobil rumit’ agar kehidupan otomotif tidak monoton. Kontribusi Harrier ini tentu mewarnai kehidupan tersebut. Kelirnya saja bikin dahi berkerenyit, mengapa bukan hitam atau perak yang notabene enggak bakalan ribet soal resale value?

Cobalah jangan melihat dari sisi itu. Seperti halnya kita melihat Singapura tidak melulu Orchard. Champagne bisa disebut warna bagus. Bila dikaitkan dengan modifikasi akan membuat every detail eksterior yang dipakai menonjol.

Sementara dari sisi interior, Harrier mostly didominasi warna gelap untuk dasbor, biasanya dark grey atau hitam. Tapi yang satu ini dalamnya beige campur dark brown. Kombinasi yang tak biasa juga. Out of the box, dan saya rasa ini worth it untuk dimiliki.

Pemiliknya, Ryan Melano, dalam posisi ‘menantang’ mainstream. Tengok saja pada body kit. Bagi saya Gialla pasaran pada Harrier. Walaupun keren, dinamis and totally simple. Tapi saat melihat area belakang, saya mesti membuang jauh-jauh anggapan minor ini. Hadirnya quad exhaust perlu modifikasi.

Biasanya Gialla hanya mengandalkan single 98 mm round exhaust tip, tapi kali ini diaplikasikan Exclusive Zeus Mk.2. Sentuhan detail juga terjadi pada side mirror cover yang ditutup oleh Wald, karena cukup mengganggu. Hasilnya clean-look-all-around concept, tanpa mengorbankan sisi kenyamanan, keamanan dan reliabilitas dari Harrier itu sendiri.

Hidden agenda-nya ada di velg. Biasanya velgnya yang ukuran ‘normal’ di 24x9 inci dengan ban 275/25R24 atau 255/30R24. Sedangkan tuner Jepang suka velg 22 inci plus ban tipis, yang terkesan pendek. Maka di benak Ryan, “Gimana pake velg segede-gedenya, tapi bisa bikin seperti Japanese look. Sedan but SUV”.

Tantangannya; apakah velg 24 inci dengan lebar yang dipake orang Jepang untuk 22x9/9,5 + 0,5 atau 1 inci bisa diaplikasikan? Fat baller looks. Solusinya; kondisi ini pas banget bisa diwujudkan dengan pemakaian ban Pirelli PZero Nero 255/30/24 yang narik, tapi dengan posisi membulat sehingga posisi fender dan ban dengan fitment hanya 1 cm.

Jangan heran jadinya di size 9,5 depan dan 10 belakang. Modulare sendiri enggak merasa yakin fitment ini bakal masuk. But hey, “This is going to be my risk,” ujar Ryan. FYI, American forged wheels seperti Modulare ini bisa bikin ukuran apa saja, dengan finishing yang kastemer inginkan. Makanya velg seperti ini bisa diwujudkan, tidak seperti Japanese wheels yang terpaku pada dudukan tabel offset and size saja. (mobil.otomotifnet.com)

GOING TO THE MAX

9,5 >> Jika velg depan dipakai 10 inci, terlalu berat untuk roda kemudi dan fitment ke dalam masih ada mentok untuk posisi clear corner. Maka cukup 9,5 inci saja untuk velg depan.

10 >> Velg 10 inci di belakang ini agar bisa meniru gaya sedan dengan alokasi pemakaian roda sebesar mungkin untuk posisi fender yang mepet.

7,5 + 8 >> Tein Super Flex Damper Wagon dengan posisi depan diturunkan 7,5 cm dan belakang 8 cm. Jika diturunkan lebih jauh, roda depan bakal kena fender. Bagi saya, kombinasi ini tetap membuat mobilnya nyaman, keren dan mumpuni untuk ngebut.

14 >> Pengereman masih dipercayakan Z Mevius 14 inci dengan 4 pad 4 pot untuk menyangga ban 24 inci.

Data Spesifikasi :
Velg Modulare M7 24x(9,5+10) inci, ban Pirelli PZero Nero 255/30R24, suspensi Tein Super Flex Damper Adjustable, rem Z Mevius by Project Mµ, piggyback Unichip Q, body kit Gialla Sportive, front grille Gialla, exhaust Exclusive Zeus Mk.2 by 5Zigen, side mirror cover Wald, head unit Alpine F1 Status 7990R, speaker depan Alpine F1 3-way + power McIntosh MC444, speaker belakang Dynaudio Esotec 2-way, subwoofer Phase Linear Aliante, power MacIntosh MCC404 A, power monoblok Xtant 1001, video distribution amplifier SoundstreamVA700, kabel speaker/power/RCA Euphoric Wires