Laman

Selasa, 20 September 2011

15 Mitos Dan Fakta Mengemudi Di Jalan Tol (Bag.1)


JAKARTA - Fakta masih banyaknya pengemudi yang salah dalam memahami hal-hal yang harus dilakukan selama berkendara di jalan bebas hambatan menyebabkan tingginya tingkat kecelakaan. Penyebab paling utama adalah pada diri pengemudi sendiri, lantaran gagal mengantisipasi, setelah itu baru kendaraan dan lingkungan sebagai sub faktor. Karena yang bisa berpikir dan memiliki perasaan adalah pengemudi. Jika setiap pengemudi bisa mengendalikan perilaku selama berkendara sesuai dengan kondisi kendaraan, lingkungan dan diri sendiri, bisa dipastikan jumlah kecelakaan bisa ditekan.

Selain itu kurangnya pemahaman akan berkendara dengan aman sehingga menimbulkan banyak mitos yang berkembang."Makanya perlu dipahami beberapa pemikiran seputar mitos dan fakta berkendara di jalan bebas hambatan agar bisa menghindari kecelakaan," ungkap Jusri Pulubuhu dari Jakarta Defensive Driving Consulting di Jakarta.

1. Mitos : Jalan tol adalah jalan bebas hambatan, pengemudi dapat melaju dengan aman.

Fakta : Jalan tol di Cipularang terdapat banyak rintangan :

- Tikungan dengan derajat ketajaman bervariasi. Pada beberapa lokasi bisa sampai 80 derajat.

- Turunan hingga 30 derajat.

- Lintasan melengkung sehingga pada musim hujan terdapat genangan air.

- Ada dorongan angin samping pada lokasi diantara celah bukit-bukit.

2. Mitos : Ukuran tinggi dan besar kendaraan tidak mempengaruhi tata cara mengemudi.

Fakta :

- Semakin tinggi bentuk kendaraan akan mengurangi stabilitas kendaraan pada saat kecepatan tinggi.

- Semakin besar kendaraan, semakin berat bobotnya. Efeknya akan mempe-ngaruhi momentum inersia, sehingga

jarak pengereman akan bertambah panjang.

- Berat kendaraan akan mempengaruhi gaya melebar atau menyamping pada saat menikung.

- Semakin besar kendaraan, semakin besar haluan, semakin besar radius putar.

3. Mitos : Jarak pengereman tidak dipengaruhi bentuk dan Berat Kendaraan, tetapi oleh sistem rem kendaraan itu sendiri.

Fakta : Jarak pengereman di tentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

- Kondisi dan perilaku pengemudi

- Kondisi kendaraan

- Bobot kendaraan

- Kecepatan kendaraan

- Kondisi lintasan

- Cuaca

4. Mitos : Mayoritas penyebab ban pecah di jalan tol akibat tekanan angin berlebih.

Fakta :

- Kelebihan tekanan angin tidak membuat ban mudah pecah, tetapi mempengaruhi traksi ban ke permukaan jalan.

- Tekanan angin yang kurang dapat

membuat bahan side wall mengalami

fatigue (keletihan) karena sering meng-ayun. Akibat terlalu seringnya mengayun

karena kurang angin atau beban berlebih menimbulkan panas dan bisa menyebabkan ban meledak.

5. Mitos : Mengemudi pada lintasan menurun dengan kecepatan tinggi tidak ada bedanya dengan di lintasan datar.

Fakta :

- Mengemudi di lintasan menurun dengan kecepatan tinggi berisiko menimbulkan kecelakaan.

- Terjadi perubahan center of gravity dan distribusi bobot. Pada kecepatan tinggi handling kendaraan juga sangat sensitif. Mudah terjadi gaya-gaya liar yang

tidak dikehendaki. Jika terjadi pergerak-an tiba-tiba yang tidak diinginkan, respon pengemudi spontan tanpa proses analisa logika. Ini awal bencana!

6. Mitos : Karena lancar dan tidak padat risiko kecelakaan di jalan tol lebih ringan.

Fakta :

- Risiko kecelakaan justru lebih dahsyat.

- Karena lancar, pengemudi cenderung memacu kendaraan dengan kece-patan tinggi. Sehingga momentum yang

dihasilkan jauh lebih besar dan kendaraan akan sulit dikendalikan.