Laman

Senin, 02 Januari 2012

EVENT Speed Off-road, Event GT Radial Savero Komodo Multi Terrain Off-road Championship 2011


JIP
- Semangat untuk tetap mempertahankan keberadaan Off-road Racing, pantas di dukung. Apalagi komunitas balap jip ini, menduduki jumlah terbanyak kedua setelah Off-road Adventure. Meski sebenarnya tak jarang off-roadernya juga itu-itu saja, alias main di adventure juga main di off-road racing.



Sempat mengalami kekosongan event di cabang  kebut jip ini, baik off-road racing nya IOF ataupun Speed Off-road nya IMI. Keduanya mempunyai kemiripan menyoal spesifikasi jip yang dipakai. Tak heran, jika akhirnya komunitas ini tak terlalu terpengaruh, siapapun penyelengaraanya. “Mau racing off-road atau speed off-road, sama saja mas. Yang penting senang,” ujar Muhammad Akil, yang kali ini turun membela tim JF Sulfur,  Jakarta.



Uniknya, justru dari komunitas ini sendirilah yang ternyata membangun kebangkitan. Ambil contoh, event speed off-road yang dibangkitkan mula-mula dari ibarat balap ‘tarkam’ dengan dana patungan antar peserta, sampai kini mulai terdengar lagi event Kejurnasnya.

Pun demikian dengan racing off-road nya IOF yang terdaftar dalam SODA ( Short Course Off-road Driver Association). Meski tata cara balapnya yang berbeda dengan speed off-road, namun balap ini punya ‘nadi’ yang kurang lebih sama.



Cukup lama memang off-road racing tak ada gerakan. Sampai akhirnya di pertengahan September lalu digelar off-road racing di trek Ubrug, Jatilihur yang disponsori pabrikan ban GT Radial. Event ini punya maksud untuk membangunkan kembali off-road racing alih-alih sekaligus mengenalkan produk baru pabrikan GT Radial dengan produk Savero Komodo Multi Terrainnya.

Gelaran inipun dibuat aturan yang sederhana. Termasuk pembagian 4 kelas, mulai dari  1.000 cc, Under 2.500 cc, Up 2.500 cc, Up 3.500 cc dan FFA serta rule perlombaan. “Saya berusaha untuk membuat peserta enjoy dan senang. Kedepannya event menjadi lebih semarak,” ujar Moko Karsono, selaku event director.



Sistem start yang harus didasarkan pada kualifikasi waktu (QTT) di hari pertama awalnya sempat menjadi pembicaraan hangat. Pasalnya, aturan semula didasarkan pada akumulasi waktu berubah menjadi pengambilan waktu tercepat dari dua QTT yang dilakukan peserta. Untungnya masalah ini tak jadi persoalan rumit setelah semuanya dijelaskan dengan gamblang. Lagi- lagi “Mari kita bikin acara ini jadi sama sama enak buat peserta,” ungkap H Denny BBAC selaku RC. Bahkan peserta bisa tidak ikut kualifikasi, dengan aturan harus start di urutan paling belakang pole position. “Bukan di belakang peserta terakhir, tapi di urutan terakhir pole position,” tegasnya lagi



Peraturan ini cukup melegakan, mengingat ada beberapa peserta yang ternyata mengalami kerusakan setelah QTT pertama. Seperti yang dialami H Gandhi dari tim GT Radial Tire Zone, Tegal.  Saat dipakai oleh sang adik, mobil mengalami kecelakaan hebat di QTT pertama lap ke 4. Suzuki Jimny bermesin 1.000 cc inipun rusak berat tak bisa melanjutkan QTT ke dua. Dengan aturan yang berlaku, H Gandhi tak perlu ikut QTT kedua karena sudah mengantongi modal QTT pertama. Dan sang adik tetap bisa berkompetisi dengan catatan start di pole position terakhir.



Masalah sempat muncul lagi, saat di kelas yang banyak pesertanya harus dipecah dalam dua group atau lebih. Sempat ada keraguan, kalau start group pertama dan selanjutnya menempati line start yang sama. Sehingga ada pertanyaan, “Buat apa QTT, kalau start di posisi sama.” Namun, keraguan ini  dijawab panitia dengan tetap menempatkan peserta di pole positionnya masing masing sesuai hasil QTT,” ujar H. Dadang Tobul selaku pimpinan lomba.
    Nah.. semua senang kan?

Balapan Turun
Sedikit berimprovisasi, dalam penyelenggaraan ini digelar juga kompetisi turun bukit. Acara ini diberi nama 4WD Downhill tournament. Tak ada pembagian kelas serta aturan yang bertele-tele. “Intinya, siapa yang paling cepat sampai bawah, dia yang menang,” ujar Moko Karsono.

Setiap peserta yang ikut, diperbolehkan mencoba trek lebih dahulu, dan dua kali start. Lalu diambil catatan waktu yang terbaik.

Kompetisi yang baru pertama di dunia off-road Indonesia ini pun ternyata tak sesederhana seperti yang dilihat. “Butuh nyali yang besar, karena turunannya cukup tajam. Salah-salah malah nyusruk,” ujar Alpian ‘Piuk’, speed off-roader privateer  asal Pagaralam, Sumsel.

Meski tak banyak peserta yang ikut, kompetisi ini cukup ramai mengundang penonton. Apalagi, peserta yang penasaran masih boleh ikut start lagi dengan cukup membayar uang pendaftaran. Jadi “Kalo masih penasaran, ya daftar lagi aja.”

Ada yang berhasil memperbaiki catatan waktunya, namun ada pula yang malah terguling sampai bawah. “Yah.. belum rejeki menang,” kekeh Piuk yang terbalik di start kedua.

Seputar Trek
1.    Trek yang dibuka di lahan PT Bumi Citra Resort, Ubrug, Jatilihur ini ternyata sangat berdebu. Sehingga setiap ada peserta yang melintas di trek dengan kecepatan tinggi, lintasan langsung tertutup debu tebal.

2.    H Rio Teguh, tim Angker Sport Tanggerang City mengaku tak bisa menempel ketat Cherokee TB Adhi rekan satu timnya. “Debunya menutup pandangan, jadi harus jaga jarak agar kelihatan jalannya.”

3.    H Gandhi sempat galau karena Suzuki Jimnynya rusak parah. Untung masih bisa diperbaiki dengan lembur semalam dan melanjutkan kompetisi di esok harinya.

4.    Sempat memimpin dan overlap dengan Ajat, wakil Hot Motorsport di kelas FFA, Ford Ranger D Cab bermesin V8 nya mengalami masalah dengan alternatornya. Walhasil sistem kelistrikannya macet dan jip berhenti di tengah lintasan pada lap terkahir.

5.    Guna mengurangi debu, maka lintasan perlu diguyur air di setiap pergantian kelas. Lumayan mengurangi debu, meski tak bertahan lama.

6.    M Akil, tim JF Sulfur turun dengan settingan jip dan mesin yang sama sekali belum pernah dicoba. Hasilnya memang tidak bisa finish, he...he...he.

7.    Rencana awal, peserta akan dilepas bebarengan seperti Formula One, sayangnya karena keterbatasan lebar lintasan maka terpaksa start dibagi dalam beberapa group.

Hasil Lomba
Kelas 2.S (1.00cc)
1. H . Gandhi             GT Radial Tire Zone   
2. Totok                     Kawan 4x4
3. H Budi       
Kelas 2.U (Under 2.500)
1. Julia Johan            GT Radial Tire Zone
2. Fachrul   
3. Dado TS                Kawan 4x4
Kelas 3.S (Up 2.500)
1. H. Endang             GT Radial Tire Zone
2. Happy Hariyanto   Privateer
3. Cecep AB   
Kelas 3.U (Up 3.500)
1. TB Adhi                  Anker Sport Tangerang City
2. H Rio Teguh           Angker Sport Tangerang City
3. Dana K                  Dana Suspension
Kelas FFA/S.7 (Unlimited)
1. H Deni A                Anker Sport Tangerang City
2. Ajat                       Hot Motorsport
3. Reza                     SAOR
4WD Dowhill Tournamen
1.    Heri Suren
2.    Yadi Imron
3.    Alpian Piuk