Laman

Rabu, 13 Juni 2012

Utilitas, CDI UNTUK SUZUKI JIMNY, Bye-Bye Platina

Varian Suzuki Jimny yang dipasarkan di Indonesia, terkecuali Jimny SJ413 Caribian, model pengapiannya masih memakai platina. Sejauh ini semuanya tidak menemui kendala yang berarti di soal pengapian. Malah sebagian orang menyukai pengapian konvensional karena punya variasi beragam dalam penyetelan. Sehingga bisa disesuaikan dengan settingan mesin yang diinginkan.

Meskipun begitu pengapian konvensional punya kelemahan. Sebagian pemakai kendaraan menganggap kurang praktis. Lantaran punya dua bagian yaitu platina dan kondensor yang butuh penggantian dan perawatan berkala. Kondisi ini terkadang diperburuk dengan sudah jeleknya kondisi fisik distributor bawaan kendaraan. Misalnya as distributor oblak atau bearingnya sudah jelek.

Solusi yang biasa diambil adalah mengganti sistem pengapian model kuno tersebut dengan model modern yaitu menggunakan CDI (Capacitor Discharge Ignition). Karena sudah memakai model elektronik ritual ganti platina dan kondensor bisa ditiadakan. Perawatannya pun jadi lebih sederhana.

Pilihan CDI sendiri ada beberapa macam. Yang pertama memanfaatkan CDI dari mesin Suzuki lainnya. “Secara khusus pihak Suzuki di Indonesia tidak menyediakan CDI bagi Jimny. Namun pada dasarnya Jimny bisa pakai CDI produk Suzuki lainnya seperti SJ413 Caribian, SB416 Vitara atau Suzuki Karimun,” tutur Iwan Theodora dari Suzuki 74.

Jika dilihat secara fisik jumlah mata gir maupun dimensinya sama persis sehingga bisa langsung plug and play. “Namun menurut pengalaman dan pengamatan saya, yang paling pas dengan Jimny adalah milik Vitara karena punya kabel hampir sepanjang distributor orisinal Jimny. Sedangkan CDI Caribian barangnya tergolong susah dicari,” lanjutnya sembari menunjuk untaian kabel yang keluar dari tubuh distributor assy milik Vitara.

Agar CDI ini dapat terpasang dengan baik pada mesin F8A ataupun F10A, cukup diubah soketnya kabelnya saja. Sesuaikan dengan soket bawaan mesin aslinya. Harga distributor assy orisinal  Suzuki atau biasa disebut SGP (Suzuki Genuin Parts) ini cukup lumayan. Di pasaran dibandrol sekitar Rp 4 jutaan.

Pilihan kedua adalah menggunakan CDI implan. Salah satu contoh yang sudah banyak dikenal adalah CDI Porter. Nama ini diambil dari mereknya yang bernama Porter. “Jenis ini sepenuhnya masih menggunakan distributor asli Jimny. Namun perangkat mekanisnya diganti dengan perangkat eletronik. Platina dan kondensor pun dilepas dan diganti kit Porter,”  tutur Nadjib dari D2 Motorsport Depok. “Pemasangannya relatif mudah dan dicirikan dengan hadirnya sebuah modul kotak,” sambung pria berambut nyentrik ini. Soal performa, dapat dikatakan tidak banyak beda dengan CDI lainnya. Jika CDI ngadat atau mati tak perlu pusing lepas kit Porter dan ganti dengan platina persoalan bisa terselesaikan. Harga untuk unit CDI Porter berkisar antara Rp 450 ribuan sampai dengan Rp 800 ribuan

Pilihan lainnya adalah CDI aftermarket yang menawarkan distributor assy lengkap dengan harga yang cukup menggiurkan. Produk bikinan Taiwan atau China ini mengambil basic Vitara karena bisa dipakai juga untuk mesin Suzuki lainnya. Mesin Jimny salah satu contohnya. Varian harganya pun beragam meskipun spesifikasi barangnya sama. “Perbedaan harga tersebut disebabkan beda importir (beda merek .red) dan juga kualitas barang. Terkadang hal tersebut cukup membingungkan kita sebagai pembeli,” ungkap Bimo Wicaksono dari Bengkel Bimo.

Lalu bagaimana solusinya? “Sebaiknya pilih barang dengan harganya wajar. Artinya tidak terlalu murah ataupun sebaliknya. Dan perhatikan betul detil komponennya,” tutur bapak dua anak yang telah banyak memasangkan jenis distributor aftermarket ini. “Sejauh ini sih tidak terlalu bermasalah. Meskipun sebenarnya ada juga sih satu-dua barang yang bermasalah” tuturnya.

Menurut offroader pengguna Suzuki Jimny Jangkrik modifikasi, distributor assy aftermarket  dapat dikatakan sebagai barang untung-untungan. Karena yang memakai hingga beberapa tahun dan tak ada masalah sama sekali juga banyak. Yang anehnya justru beberapa distributor aftermarket ini berani memberikan garansi hingga 2 bulan. Kalau ada masalah bisa ditukar baru. Padahal CDI asli bikinan Suzuki malah tak ada garansinya. Harga CDI aftermarket ini berkisar Rp 500-ribuan hingga Rp 1 jutaan. 
Teliti sebelum membeli…

Perhatikan
1.) Material barang orisinal baik itu casing hingga komponen eletronik yang digunakan punya kualitas lebih baik dibandingkan dengan barang KW (aftermarket .red). Biasanya tampilan produk KW diperparah dengan kualitas hasil pengerjaan yang kasar. (Gambar 1)

2.) Barang orisinal dengan gamblang menunjukkan merek-merek dari part yang digunakannya sedangkan barang KW biasanya tidak ada tanda dan dibiarkan polos. (Gambar 2)

3.) As distributor barang orisinal jika diputar terasa ringan dan licin, sedangkan produk KW biasanya tak terlalu licin. Sebaiknya jika memutuskan akan memakai CDI aftermarket bikinan Cina atau Taiwan pilihlah produk putaran as distributornya yang ringan dan licin ketika diputar. Paling tidak mendekati produk orisinal. Makanya penting untuk mencoba memutar CDI yang asli. Bisa minta toko spareparts memperlihatkan semua barang, baik  yang orisinal maupun aftermarket.  (Gambar 3)

4.) Biasanya antara produk orisinal dan KW tidak selamanya sama persis wujudnya. Tak jarang terdapat beberapa perbedaan yang sifatnya minor. Tapi jika dari dimensi dan peranti seperti gir sama, maka dapat dipastikan bahwa peranti tersebut dapat digunakan. (Gambar 4)

5.) Kabel milik distributor Vitara lebih panjang dibandingkan dengan barang KW dan panjangnya hampir sama dengan distributor bawaan asli Jimny. (Gambar 5)