Laman

Kamis, 31 Mei 2012

Tips Mobil : Yuk, Pahami Penyebab Rem Blong


Jakarta – Brake Fade atau berkurangnya daya pengereman, alias rem blong tentu membahayakan keselamatan. Namun jika kita paham penyebabnya dan antisipasi yang bisa dilakukan pada sistem rem mobil anda, tentu kejadian tersebut dapat dihindari.

“Ada tiga jenis penyebab brake fade (rem blong)yang terjadi selama kita sedang mengendarai kendaraan,” papar Arif Tri W, Reserch & Development and Product Director, PT Remindo Prima Mitra produsen kampas rem merek RPM Brake.

Yang pertama adalah Pad fade, atau berkurangnya daya pengereman karena brake pad/ lining nya. Penyebabnya karena aplikasi kampas rem yang dibawah spesifikasi kecepatan mobil. Ketika rem terlalu sering digunakan, jika bahan pad tidak sesuai untuk suhu yang tinggi daya pengereman akan menurun.

“Karena bahan kampas rem itu berbeda, dan dengan suhu cukup material dari kampas rem dapat mencair dan daya pengereman secara cepat akan menurun. Dan cara mencegah kejadian ini adalah dengan mengganti kampas sesuai spesifikasi mobil ,” ujar Arif.

Selanjutnya ada gejala Green fade, atau berkurangnya daya pengereman karena kampas rem tak menempel sempurna pada cakram. Hal ini disebabkan oleh pengereman secara keras (hard braking ) pada kampas rem yang baru diganti.

Setelah melakukan hard braking, kondisi kampas rem tidak lagi menyentuh seluruh permukaan  cakram akibat peningkatan suhu pengereman. “Untuk menghindarinya, ada baiknya setelah mengganti kampas hindari pengereman secara agresif yang dapat mengakibatkan hilangnya gesekan,” jelas pria ramah ini.

Dan yang terakhir adalah gejala Fluid fade, atau berkurangnya daya pengereman karena faktor minyak rem. Fluid fade disebabkan oleh minyak rem yang terlalu panas. Serta bisa juga terjadi secara bertahap sebagai akibat dari komponen kampas rem yang mulai memanas, terutama selama pengereman berulang-ulang dari kecepatan tinggi.

Sebelum terjadi gejala Fluid fade, sebaiknya minyak rem dikuras dan diganti dengan minyak baru yang sesuai dengan spesifikasi kekentalan sistem rem.

Tips Mobil : Panduan Ringan Pasang Peredam Biar Kabin Adem


 
JAKARTA - Suhu panas di Jakarta beberapa bulan ini memang sangat tinggi. Bahkan beberapa pemilik mengakui embusan AC kurang mumpuni menahan cuaca panas. Namun, sebenarnya ada panduan ringan agar panas kabin mobil bisa tereduksi.

“Bisa gunakan peredam pada bagian pintu, plafon, dek bawah dan firewall,” jelas Alux dari MGM, distributor peredam berlabel Extrememat. Lanjutnya, bahwa fungsi peredam itu tidak hanya mereduksi noise yang masuk dalam kabin. “Tetapi juga menyerap panas karena ada alumunium voil,” jelasnya lagi.

Untuk pemakaian, semisal Toyota Yaris dibutuhkan 28 lembar. Itu untuk melapisi pintu, bodi samping-belakang, tutup bagasi, dek bawah, dan firewall. Untuk 28 lembar, Alux memperkirakan konsumen membutuhkan biaya Rp 4,9 juta.

Mau adem? Pasang peredam!

Tips Mobil : Tips Mencuci Mobil, Cegah Karat Bagian Kolong


 
JAKARTA - Musim penghujan sudah tiba, walaupun intensitasnya masih tak menentu tapi cuaca dapat berubah secara cepat dari panas terik lalu tiba-tiba hujan deras. Pastinya hal ini cukup menjengkelkan jika mobil yang tadinya bersih jadi kotor mendadak.

Terlebih lagi bagian kolong mobil, tak mustahil karat bakal menyerang jika dibiarkan (tak lekas dicuci). Makanya selain bagian atas (bodi), kebersihan kolong pun perlu dijaga. “Kalau habis hujan-hujanan, mobil harus segera dicuci, terutama bagian kolong karena paling rawan timbul karat karena air hujan mengandung zat asam yang korosif,” ungkap Yudhie Kurnia.

Mahasiswa semester 5 jurusan Perumahsakitan Universitas Indonesia ini membagi tips seputar membersihkan kolong mobilnya. Pertama, siapkan peralatan cuci, mulai dari aneka ragam sikat, sabun colek atau sampo mobil dan lap chamois (Gbr.1). “Kalau untuk pelek lebih cocok gunakan sikat gigi halus karena tak merusak pelek,” jelas Yudhie.

Setelah peralatan siap, semprotkan air ke bagian kolong sampai kotoran atau pasir yang kering dapat melunak dan rontok (Gbr.2). Kemudian siapkan sikat, kebetulan Yudhie memakai sikat botol untuk menyikat kolong dengan memberi sabun colek untuk membersihkannya. Lalu sikat sampai berbusa dan bersih (Gbr.3).

Setelah bersih, siram lagi dengan air bersih dan lanjutkan membersihkan ban dan pelek. Untuk ban bisa pakai sikat cuci baju dan sabun colek. Untuk pelek, gunakan sikat gigi bekas untuk membersihkan seluruh bagian pelek. “Kalau pelek cukup disikat saja tak perlu menggunakan sabun colek, karena dapat merusak permukaan cat pelek,” saran pria berkepala plontos ini.

Lili dari Sentosa Car Wash & Salon di bilangan Lubang Buaya, Jaktim memberikan tips tambahan. “Saat mencuci, perhatikan sela-sela mobil yang sulit dijangkau karena bagian itu lama-kelamaan bisa keropos jika tak dibersihkan,” ungkap wanita berambut panjang ini.

Sudah beres semua? Jangan lupa siram kembali dengan air bersih dan keringkan mengunakan lap chamois (Gbr.4). Kalau atas-bawah bersih, dijamin karat tak bakal hinggap.

Tips Mobil : Panduan Ringan Mencuci Mobil


 
JAKARTA - Belakangan ini terkadang cuaca panas, tapi mendadak hujan turun. Alhasil, mobil yang sudah kinclong jadi kotor kembali. Namun, sejatinya, membersihkan mobil bisa dilakukan secara sederhana.

Untuk bodi luar jangan sesekali parkir mobil di bawah terik matahari langsung. “Pasalnya panas dan siraman air ketika mencuci mobil bisa memudarkan warna cat,” jelas Wiyono, praktisi car care dari AW Detailing, BSD, Tangerang.

Selanjutnya, mulailah menyemprot air pada bagian kolong kendaraan dengan tekanan yang cukup tinggi. Namun, jangan lupa gunakan sikat untuk mengurai kotoran yang mengeras agar rontok karena semprotan air.

Jangan lupa membersihkan bagian dari komponen kaki-kaki yang terjangkau agar kotoran tidak menumpuk dan mengeras. Termasuk juga celah palang pada pelek dan kembangan ban.

Tips Mobil : Lebih Mengenal Fungsi dari Coolant


 
JAKARTA - Mesin mobil saat bekerja menimbulkan efek panas tinggi dan sangat berpengaruh terhadap komponen lainnya. Jika suhunya terlalu tinggi, mesin akan mengalami overheating. Ujung-ujungnya bisa mogok.

Sistem penjaga suhu mesin ada pada siklus pendinginan di sistem radiator agar suhu tetap konstan dan ideal. Namun kini orang lebih sering memakai air radiator tambahan atau coolant.

Di pasaran ada bermacam jenis coolant. Yang kosentrat, pemakaiannya dicampur dengan air. Ada pula yang langsung dituang ke dalam radiator.

Ketahui fungsi coolant. “Coolant yang ada di daerah tropis beda dengan yang digunakan di Eropa yang memiliki 4 musim," ujar Arief Hidayat, bos PT Foerch Indonesia.

Makanya, "Coolant bukan untuk mendinginkan temperatur, tetapi memperpanjang titik didih air di dalam sistem pendinginan (bukan hanya radiator)," lanjutnya. Hal sama disampaikan David Tandjung, juragan gerai oli Toda yang menjual bermacam carian untuk kendraaan.

"Jadi panas mobil itu tidak akan pernah bisa kurang dari 80 derajat Celcius. Karena kalau turun, mesin akan boros akibat pembakaran tidak sempurna karena mesin terlalu dingin. Kalau lebih dari 90 derajat, akan boros juga," jelas Arief mencontohkan.

Jika coolant dicampur ke air, harus tahu pencampurannya. Bukan berarti makin banyak coolant, sistem pendingin jadi lebih baik. So, untuk apa pakai coolant yang 150-170° C. Apalagi dibandingkan dengan titik beku bisa tahan sampai -30° C.

Lalu, coolant harus punya formula antikarat. "Karena bahan coolant itu penyebab karat paling bagus di dunia," imbuhnya lagi. Karat menyebabkan kebocoran radiator, temostat rusak, pompa air mampat, sirkulasi air pendingin pun terganggu.

Selain itu, air yang dingin-panas-dingin-panas dapat menimbulkan lumut dan endapan. Sebaiknya beberapa bulan sekali dilakukan pengurasan air radiator.

Coolant juga harus punya kandungan yang tidak merusak sil. Pada sistem pendingin banyak yang terbuat dari karet. "Untuk itu jangan dilihat dari boiling point atau kandungan konsentratnya mencapai sekian persen," lanjut Arief.

Namun, carilah produk coolant berkualitias, ini tentunya berkorelasi dengan harga. Karena ada yang pakai bahan baku murah. Di pasaran harganya Rp 15-200 ribu. "Biasanya yang impor banderolnya mulai Rp 50 ribuan ke atas," kata David.

Tips Mobil : Bersihkan Pipa Lubang Tangki BBM


 JAKARTA - Memiliki kendaraan yang resik luar dalam, pasti dambaan semua orang. Namun kadang ada beberapa hal kecil yang lolos dari pantauan. Misal pipa tangki bahan bakar.

Pada sekitar dinding pipa, tampak warna cokelat atau kerak putih pertanda adanya korosi. Karat ini disebabkan air yang mengendap di bahan logam sekitar pipa tangki.

Jika tidak dijaga kebersihannya, lama-lama karatnya makin tebal. "Air masuk dari sela-sela rumah tutup tangki, karena di sekeliling penutup ini kan tidak ada sil-nya. Air merembes bisa karena cuaca atau saat cuci mobil," ujar Syam Mulyono, Technical Leader Tunas Toyota Kebayoran Lama, Jakbar (Gbr.1).

Sementara kerak putih disebabkan sisa ceceran bahan bakar saat mengisi BBM. "Tangan kita saja bisa ada bercak putih-putih kalau cuci tangan pakai bensin. Apalagi logam, lama-lama kerak putihnya kian nyata," timpal Wagiyono, wakil kepala bengkel Honda Kebun Jeruk, Jakbar.

Jika sering terkena ceceran bensin atau air, noda di ruang pipa tangki bahan bakar bisa membuat kesan jorok (Gbr.2). Pemilik mobil hendaknya lebih perhatian. Setiap selesai mengisi BBM, mulut pipa tangki dan sekitarnya segera dilap.

Kalau sudah telanjur basah, eh kotor, segera dibersihkan deh. Bisa dilakukan sendiri, tak perlu ke bengkel. Toh, Wagiyono bilang, bengkel tidak pernah membersihkan bagian ini dan customer juga jarang minta dibersihkan. Begitupun tutup tangkinya, kebanyakan sekarang bahannya dari plastik.

Perlengkapan yang diperlukan lap kering, ampelas halus, sikat gigi atau kuas. Prosesnya, buka tutupnya, mulut pipa yang berkarat atau ada bercak putih digosok pakai ampelas (Gbr.3). "Jangan lupa, tutup lubang pipa pakai lap agar serpihan halus dari proses mengampelas tidak masuk," ujar Wagiyono.

Untuk kotoran di leher pipa atau sekelilingnya, bisa dibersihkan dengan lap kering. "Ini jika karat atau noda putihnya ringan," kata Syam.

Seandainya karat atau kerak putih sudah menebal, bisa gunakan cairan penetran. Gunakan sikat gigi atau kuas yang sebelumnya diberi cairan antikarat (Gbr4). Kini noda membadel itu pun sirna.

Yuk, Bikin Kabin All New Avanza Lebih Dingin

Tips Mobil


JAKARTA - Para pemilik All New Toyota Avanza 1.5 Veloz yang tergabung dalam klub Velozity punya beberapa tips untuk meningkatkan performa dan kenyamanan tunggangan andalannya.

Walaupun hingga saat ini sebagian anggota klub yang didirikan tanggal 3 Maret 2012 ini mengakui minim keluhan, ada anggota aktifnya yang berhasil menangani salah satu problem.

Sigit Aryanto, pemilik Veloz lansiran 2012 ini merasakan semburan hawa dingin AC di kabin yang kurang maksimal. Pastinya mobil masih dalam keadaan gres dan tidak ada gejala lainnya. Usut punya usut ternyata ada semburan hawa panas di slang AC yang ada di ruang mesin.

"Slang AC itu kena hawa panas header yang terbawa dari semburan kipas radiator," jelas Sigit. Sementara fungsi slang AC sejatinya bertugas menyalurkan udara dingin ke kabin dari kompressor. Standar dari pabrik, header hanya ditutupi pelat aluminium.

Untuk itu, Sigit bersama teman-temannya di Velozity berinisiatif menyekat hawa panas tadi dengan memberikan pelindung pada slang AC tersebut. Caranya cukup menyelimuti slang AC menggunakan bahan spons yang kerap dipakai membungkus pipa-pipa AC di mobil (Gbr.1).

"Bahan spons slang yang dibutuhkan punya panjang 40 cm, harga per meter Rp 8 ribu," jelasnya. Pemasangannya pun mudah. Bahan spons yang banyak dijual di pasaran onderdil ini memang sudah berbentuk seperti slang. Untuk pemasangan, langkah pertama cukup membelah salah satu bagian secara membujur hingga terbuka bagian dalamnya (Gbr.2).

Setelah itu, selimuti slang AC-nya. Agar kuat, Sigit menyarankan untuk mengikatnya kedua leher atas dan bawahnya menggunakan cable tie yang biasa digunakan untuk mengikat kabel (Gbr.3).

Kelar menempuh langkah itu, Sigit merasakan perubahan yang cukup signifikan pada suhu dingin di kabin dibanding sebelumnya. Dan kini tips ini akan diterapkan para anggota Velozity pada Veloz kesayangannya. Mudah kan?

Selamat mencoba.

Tips Mobil : Pengecekan Diesel Common Rail Sepele Berujung Bete


 
 Elemen filter solar yang sudah dekil dalam hitungan minggu(kiri) Bisa dibeli seharga rp 170 ribu belum termasuk ongkos bongkar-pasang(kanan)
JAKARTA - Teknologi mesin diesel kian maju. Kini fuel supply mesin diesel mengadopsi teknologi common rail yang notabene fully computerized. Otak pintar seperti ECU (Electronic Control Unit) mulai jamak dipakai, semisal mesin 2KD-T pada Toyota Innova D4-D.

Semakin canggih sistem pasokan bahan bakar solar yang dipakai, berbanding lurus dengan perawatan berkala yang mesti dilakukan pemilik mobil. Bisa jadi, kudu lebih sering dari yang dianjurkan buku servis.

Bukannya apa-apa, teknologi common rail sebenarnya menuntut kualitas BBM solar yang tidak bisa sembarangan seperti Pertamina Dex atau Shell Diesel. Tetapi pada kenyataannya, tak semua pemilik mobil diesel common rail mematuhi anjuran BBM solar tadi. Ujung-ujungnya pakai bio-solar bersubsidi.

Dampaknya ternyata sangat besar. Khususnya pada sistem pasokan bahan bakar itu sendiri. “Filter solar yang menjadi satu dengan water sedimenter sangat cepat mampat karena lumpur atau gel akibat endapan kotoran selama berbulan-bulan,” papar Novi Ferryanto, kepala bengkel Tunas Toyota Cawang, Jaktim.

Apalagi elemen filter solar yang dipakai untuk water sedimenter Innova diesel berupa penyaring berpori kecil yang sangat sensitif. Kotoran sekecil apapun akan tersaring dengan baik agar nosel injektor bisa awet, tetapi karena solar bersubsidi kualitasnya tak menentu, elemen filter lebih cepat kotor dalam hitungan minggu.

Mau tak mau water sedimenter yang sekaligus sebagai satu-satunya filter eksternal ini tak bisa hanya sekadar dicek. Pengecekan water sedimenter lazimnya hanya untuk mengontrol kandungan air yang bercampur dengan solar. “Tetapi untuk memeriksa apakah kualitas elemen penyaring masih baik, water sedimenter harus dibongkar total,” papar Novi lagi.

 Bandingkan karet sil O-ring yang sudah melar(kanan) dan yang masih baru (kiri)
Caranya dengan membuka bodi water sedimenter bermaterial plastik resin ABS dari bracket (dudukannya) di kabin mesin dan melepas bodi water sedimenter memakai special tools. Bodi atas dan kepalanya menyatu oleh drat (ulir) yang diproteksi karet sil O-ring.

Elemen penyaring dan sil karet R-ring ini bisa diganti baru dengan banderol sekitar Rp 170 ribu (belum termasuk ongkos bongkar pasang). Nanti bisa kelihatan elemen penyaring yang sudah dekil alias kotor akibat bekerja terlalu keras menyaring solar bersubsidi. “Kebanyakan pemilik mobil sudah merasa cukup hanya dengan membuang solar yang ada di bodi water sedimenter dengan membuka drain plug,” ungkap Novi.

Padahal sebenarnya elemen penyaring harus sering diganti. Bila mobil yang rajin minum Pertamina Dex atau Shell Diesel, penggantian normal berkisar 100 ribu kilometer sesuai buku servis. Tetapi mobil yang mengkonsumsi bio-solar alias solar bersubsidi, menjadi abnormal karena harus lebih sering mengganti elemen penyaring setiap 25 ribu kilometer.

Artinya, empat kali lebih sering mengganti elemen penyaring solar di water sedimenter. Hal sepele dan sebenarnya tak menghabiskan dana besar, tetapi karena kerap terlewati oleh mekanik maupun pemilik mobil sehingga nosel injektor mendadak mampat, tenaga mesin di semua rentang rpm berangsur drop dan asap hitam pekat mulai ngebul dari ujung knalpot.

Kalau sudah begini, Innova diesel atau mobil berteknologi common rail lain yang tadinya hanya butuh perawatan berkala bisa berubah menjadi 'perbaikan besar'. Ingat pepatah, 'Lebih baik mencegah daripada harus mengobati'.

Tips Mobil : Rawat Nosel Wiper Cukup Pakai Wiper Washer Fluid


 
JAKARTA - Peranti nosel washer untuk wiper terkini punya kelebihan tersendiri dibanding model lama. Meskipun lubang nosel hanya satu satu tapi bentuk agak pipih melebar. Nosel seperti ini jamak ditemui pada nosel wiper depan Toyota Kijang Innova dan All New Toyota Avanza. Atau, bagian belakang Suzuki Ertiga.

Tak jarang kerap kali peranti imut ini menjadi buruan pemilik mobil lain untuk diaplikasikan ke dudukan nosel mobil-mobil lain merek (Gbr.1). Kelebihannya yang disukai yakni semburannya menyebar rata hampir ke seluruh permukaan kaca.

"Kalau dilustrasikan jangkauan semburannya seperti bentuk hati 'Love'," ucap Joko Widodo, Service Advisor bengkel Plaza Toyota di JL. Pemuda, Jaktim. Untuk merawatnya, pria langsing ini menyarankan tak perlu memakai metoda lama seperti mencungkil lubangnya dengan jarum atau peniti maupun menyikatnya dengan sikat gigi halus.

"Karena arah semburannya sudah paten, tidak bisa dibelokkan lagi," ucap Joko. Soal perawatannya terbilang mudah, cukup isi tabung reservoir wiper dengan cairan khusus yang disebut wiper washer liquid (Gbr.2). Bahan cair ini kandungannya selain berfungsi sebagai pembersih juga sebagai anti jamur.

Sudah begitu, pemakaian jangka panjangnya meminimalkan tersendatnya semburan di lubang nosel. "Tinggal tuang saja, tidak perlu campur air lagi," sarannya. Joko juga mewanti, tidak memakai campuran air sabun.

Karena dikhawatirkan komposisi campurannya dengan air yang kadang tidak pas, juga efek jangka panjangnya  akan menimbulkan bekas jamur atau kerak. Kalau terlalu lama dan menjadi kering tidak dibilas air akan menyebabkan lumut di permukaan bodi sekitar dudukan nosel.

Di pasaran sudah banyak dijual dengan ragam merek. "Kalau rekomendasi Toyota dijual Rp 18 ribu per liternya," tutupnya. Mudah kan.

Skyactiv Technology : Bedah Teknologi Langit dari Mazda, Penerus Kejayaan Sistem Rotary



 
Jakarta - Ada teknologi baru yang dikenalkan saat peluncuran SUV Mazda CX-5 pada Kamis (10/5) di Jakarta. Yup, SUV lima penumpang ini merupakan produk Mazda pertama yang menganut teknologi Skyactiv secara terintegrasi, baik dari sistem mesin hingga bodi.

Dan teknologi anyar yang dikembangkan Mazda untuk meneruskan kejayaan teknologi legendaris mereka, yakni mesin rotary ini dirancang untuk memberikan kenyamanan, keamanan dan efisiensi lebih pada tiap kendaraan Mazda. Lalu pada sistem apa saja, Skyactiv ditemui? Yuk, lanjut. 

Yang pertama ada teknologi Skyactiv-Drive pada sistem transmisi. Teknologi transmisi otomatis anyar ini menggabungkan keunggulan dari sistem transmisi CVT, dual clutch dan transmisi otomatis konvensional. Dengan rasio Lock Up yang lebih lebar, piranti ini mampu menghasilkan transfer torsi dan perpindahan gigi yang lebih baik dari sistem sebelumnya.

Kemudian ada teknologi Skyactive-Body pada struktur bodi. Dengan menganut bentuk lurus dan rigid pada cangkang bodi, serta multi damper untuk peredam benturan di bagian depan.

Selain itu, Skyactiv-Body juga mengaplikasi bahan yang kuat namun ringan dan mereduksi bobot hingga 100 kg. Hasilnya, Skyactiv-Body mampu menghasilkan kestabilan pada handling mobil serta keamanan pada penumpang. 

Selanjutnya ada sistem Skyactiv-Chassis pada yang berkonsentrasi pada sektor kaki-kaki dan dikembangkan dari roadster MX-5 yang terkenal akan kemampuan handlingnya. Teknologi ini didukung desain baru pada suspensi depan dan belakang yang membawa kenyamanan saat berkendara.

Dan dengan dukungan bahan yang ringan dan sistem power steering elektrik, Skyactiv-Chassis dapat menghasilkan kelincahan saat kecepatan rendah ke sedang dan stabilitas maksimal saat kecepatan tinggi.

Tak ketinggalan, teknologi Skyactiv-G pada sektor mesin. Dengan dukungan mesin bensin 2.000 cc Skyactiv-G yang rahasianya terdapat pada pembakaran yang sempurna pada tiap silindernya. Untuk itu, mesin CX-5 ini menganut sistem rasio kompresi tinggi yakni 13:1.

Mesin ini mampu menyembur tenaga hingga 155 dk dan torsi sebesar 200 Nm. Sumber penggerak berkategori super ultra low emission ini diklaim mampu mereduksi emisi gas buang hingga 75 persen dan diklaim dapat melaju hingga 16 km tiap liter bensin.

"Skyactiv dikembangkan untuk memberikan rasa menyenangkan dari berbagai aspek, sesuai dengan dasar pikiran Mazda, yakni 'Jinba Ittai' yang berarti kesatuan antara mobil dan pengemudi. 40 tahun lalu kami mampu mengembangkan sistem mesin Rotary dan kini kami memiliki teknologi Skyactiv, dimana keduanya merupakan ciri khas Mazda," jelas Susumu Niinai, Program Manager Powertrain Development Division Mazda Motor Corporation.

Electric Power Steering : All About Electric Power Steering (Bag.1) Ketika Pompa Berganti Motor Listrik


 
Pernah terbayang enggak, nyetir mobil saat ini tanpa bantuan perangkat power steering? Kita berharap alat yang terpasang pada kendaraan penumpang pertama kali di Chrysler Imperial tahun 1951 ini terus dikembangkan.

Bayangkan saja, betapa mudahnya parkir di lokasi sempit atau mengendarai di jalan macet yang kerap dijumpai saat ini di Indonesia.

Nah, seiring perkembangan teknologi, perangkat tersebut belakangan banyak digerakkan oleh motor listrik.

Padahal, generasi sebelumnya menggunakan hidrolis dengan oli power steering. Kenapa harus pakai motor listrik daripada hidrolis seperti dulu, bagaimana cara kerja dan perawatan jika EPS mengalami kerusakan? Yuk, kita pahami lebih dalem lagi!
Sejarah EPS
EPS (Electric Power Steering) di Indonesia rasanya bermula ketika Mazda Vantrend memakai perangkat ini di tahun 1990-an. Setelah itu, giliran Suzuki Karimun hingga sekarang ini terlalu banyak mobil yang pakai. Saat itu, Vantrend masih memakai EPS yang diletakkan pada steering rack.

Selain itu, ada model semi elektris yang memakai kombinasi elektris dengan hidrolis. Jadi, motor elektris hanya digerakkan untuk mendorong pompa oli yang akan memutar rack setir. Contoh pada Chevrolet Zafira ataupun Mercedes Benz A-Class. Hasilnya, masih butuh perawatan dan penggantian oli untuk jangka panjang.

Belakangan ini, model full elektris yang dipercaya untuk memutar rack. Jadi, tak akan ada lagi belt yang memutar pompa. Gerakan pompa digantikan oleh motor elektris.

Hanya saja, ada sedikit perbedaan posisi motor elektris. Misalkan di Toyota Yaris dan New Avanza yang motor elektrismua ada di batang setir, sedangkan Honda New Jazz dan Suzuki Swift menempel pada rack setir. Tapi prinsip keduanya sudah tak lagi mengandalkan pompa hidrolis.

Selasa, 29 Mei 2012

Awas, Bahan Bakar Etanol Pekat Bisa Merusak Mesin

foto
ilustrasi bahan bakar nipah

Tak semua bahan bakar organik baik untuk kendaraan. Studi yang dilakukan Coordinating Research Council Amerika Serikat menunjukkan penggunaan bahan bakar etanol dengan konsentrasi pekat justru bisa merusak mobil atau sepeda motor Anda.

Dalam riset ini, Coordinating Research Council bekerja sama dengan perusahaan teknologi FEV Inc. Insinyur mekanik dan perminyakan kedua lembaga itu mengetes 28 mesin dari delapan jenis mobil yang menggunakan bahan bakar etanol hingga 500 jam.

Hasil penelitian yang dilakukan awal 2012 ini menyatakan kendaraan berbahan bakar etanol E15 dan E20, atau mengandung etanol hingga 15 persen dan 20 persen lebih, rentan akan kerusakan ketimbang yang menggunakan bensin atau solar biasa.

Kerusakan ini bisa terjadi pada bagian katup-katup mesin (valves) serta dudukan katup (valve seats). Bocornya katup menyebabkan berkurangnya tenaga dan kompresi mesin, kenaikan emisi, pemborosan bahan bakar, hingga kerusakan permanen.

Penelitian ini memunculkan pandangan baru tentang penggunaan energi terbarukan, mengingat etanol dan bioetanol selama ini dianggap sebagai solusi untuk menekan penggunaan bahan bakar fosil.

Hasil riset ini pun menuai tanggapan beragam. President Alliance of Automobile Manufacturers Amerika, Mitch Bainwol, mengatakan hal ini menunjukkan ketidaksiapan etanol dan bahan bakar organik lain untuk digunakan dalam jangka panjang.

"Meski kami percaya energi terbarukan amat penting, namun pemerintah harus mempertimbangkan lagi jenis bahan bakar apa yang tepat untuk dipasarkan," katanya. Aliansi yang bermarkas di Detroit ini beranggotakan 12 pabrikan, di antaranya Toyota, Ford, dan General Motors.

Namun para pendukung bioenergi tak percaya akan hasil riset ini. Kristy Moore, Vice President Renewable Fuels Association, mengatakan kerusakan mesin tidak ada hubungannya dengan etanol.

Risiko kerusakan valve oleh etanol, menurut dia, tak jauh berbeda dengan bensin atau solar. Lembaga ini pun mengklaim telah mengetes 86 kendaraan berbahan bakar etanol untuk menempuh jarak 120.000 mil. "Tak ada masalah pada kendaraan yang kami operasikan hingga kini," katanya.

Saat ini bahan bakar etanol yang beredar di pasaran kebanyakan berjenis E10 dan E15. Sejak 2009, para produsen etanol yang tergabung dalam Growth Energy telah mengajukan petisi kepada pemerintah untuk meningkatkan kandungan hingga lebih dari 15 persen.

10 Mobil Sport Ini Hemat BBM

Tak semua mobil sport berkecepatan tinggi boros bahan bakar. Majalah ekonomi Forbes mencatat ada 10 kendaraan dengan mesin bertenaga besar tapi tetap irit bensin.

foto

Porsche 911 Carrera S adalah salah satunya. Sedan ini bisa dipacu pada kecepatan 60 mil per jam hanya dalam 4,1 detik setelah meluncur, tapi konsumsi bensinnya cuma 20 mil per galon. Serapan bahan bakarnya bisa lebih hemat, 27 mil per galon, jika dipacu di jalan terbuka. Padahal untuk mobil sekelasnya, konsumsi bensinnya bisa di bawah 10 mil per galon.

Selain serapan bahan bakar, Forbes juga menilai mobil-mobil ini dari emisi yang dibuang. Untuk menilai hal ini, Forbes menggunakan penilaian Lembaga Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA). Porsche Carrera, misalnya, membakar bensin 10,3 barel lebih hemat dan memuntahkan karbon 4,6 ton lebih sedikit ketimbang mobil-mobil sejenisnya.

Ingin tahu mobil sport apa saja yang hemat BBM dan memiliki emisi gas rendah menurut Forbes? berikut ini datanya.

1. Porsche 911 CarreraMesin : 350 daya kuda, kapasitas 3,4 liter flat-six engine.
Kecepatan : 60 mil per jam dalam 4,4 detik
Konsumsi BBM : 20 hingga 28 mil per galon.

2. Porsche BoxsterMesin : 255 daya kuda, 2,9 liter flat-six engine
Kecepatan : 60 mil per jam dalam 5,4 detik
Konsumsi BBM : 22 hingga 32 mil per galon.

3. Porsche CaymanMesin : 2,9 liter
Kecepatan : 60 mil per jam dalam 5,4 detik
Konsumsi BBM : 20 hingga 29 mil per galon.

4. Lotus EvoraMesin : 3,5 liter V6, 276 daya kuda
Kecepatan : 60 mil per jam dalam 5 detik
Konsumsi BBM : 20 hingga 28 mil per galon.

5. Hyundai Genesis CoupeMesin : V6 348 daya kuda, 3,8 liter V6
Kecepatan : 60 mil per jam dalam 5,2 detik
Konsumsi BBM : 18 hingga 27 mil per galon.

6. Nissan 370ZMesin : V6 332 daya kuda
Kecepatan : 60 mil per jam dalam 5,2 detik
Konsumsi BBM : 19 hingga 26 mil per galon.

7. Audi TTMesin : 4 silinder turbocharged, 2 liter, 211 daya kuda
Kecepatan : 60 mil per jam dalam 5,3 detik
Konsumsi BBM : 23 hingga 31 mil per galon.

8. Mercedes-Benz SLK350Mesin : 3,5 liter 302 daya kuda
Kecepatan : 60 mil per jam dalam 5,5 detik
Konsumsi BBM : 20 hingga 28 mil per galon.

9. Ford MustangMesin : V6, 305 daya kuda 3 liter
Kecepatan : 60 mil per jam dalam 5,8 detik
Konsumsi BBM : 19 hingga 31 mil per galon.

10. Infiniti G37Mesin : V6 3,7 liter 330 daya kuda
Kecepatan : 60 mil per jam dalam 5,8 detik
Konsumsi BBM : 19 hingga 27 mil per galon.

Rabu, 16 Mei 2012

Modifikasi Off-road : Darah Muda, Willys 1951 Custom


Semua penggemar jip pasti mengenal Willys. Bahkan begitu ada jip lawas warna hijau tentara dengan beragam aksesori kapak dan sekop, orang akan berkata “Itu Willys”. Wajar, jika Willys begitu terkenal, apalagi hampir semua sejarah mobil perpenggerak 4x4 bersumber dari jip perang ini.

    Tak heran jika, sampai sekarang penggemar jip ini masih sangat banyak. Dari yang bermain orisinal, resto custom sampai ke modifikasi kompetisi. Pun masing-masing penggemar punya alasan sendiri dalam merawat si Willys.

Di tengah serbuan jip-jip tubular, keberadaan Willys pun masih tetap ada di arena kompetisi. Tak jarang, justru Willys sering membuat kejutan dengan mengalahkan jip lain yang lebih wahid dalam spesifikasi.

    Hary Subagio, off-roader asal Lampung Tengah, adalah salah satu maniak Willys. Saking kepenginnya mempunyai Willys, ia pun rela ‘tukar guling’ dengan Toyota FJ45 pikap miliknya. “Sayang juga melepas FJ45, tapi demi mendapatkan Willys,” kenang pria berambut ikal ini.

    Awalnya Hary pengin mempertahankan kondisi awal Willys yang tergolong sempurna. Namun akhirnya ia pun tergoda untuk mengubah kondisi standar Willys ini menjadi  petarung. “Di Lampung lagi ramai-ramainya kompetisi adventure,” ujar Hary lugas.“Mulanya sayang sih, tapi dipikir-pikir bodi dan sasis Willys tuh ringan, fleksibel dan kuat,” jawab bapak satu anak ini. “Jadi akhirnya direlakan untuk kompetisi.”

    Mengimbangi jip-jip berotot tubular dengan mesin-mesin ‘gahar’, Willys pun mau tak mau harus berubah wujud. Bagian bodi yang dipakai cuma kap mesin dan grill. Selebihnya dibuat dari pelat baru. Namun sebelumnya seluruh bodi dijejali dengan rollcage sch 40.

    Sebagai pebengkel, Hary pun mengerjakan semua modifikasinya sendiri. “Hanya saat ngecat, saya butuh bantuan orang lain,” kekehnya. Dengan suntikan beberapa part baru semisal mesin Corona 2.000 cc, gardan CJ7 dan sokbreker Fabtech, Willys tua ini pun kembali berdarah muda dan siap bertarung.


Mesin:
    Oleh Hary, mesin asli Willys ini disimpan dalam rumah. Pun “Kalau gak dipakai, bisa jadi pajangan.” Gelak Hary. Gantinya mesin Corona 2.000 yang dimensinya pas banget dengan kompartemen depan. “Jadi tidak perlu memperluas dimensi panjang lebarnya.”
    Mesin Corona 2.000 ini dikawinkan dengan girbok Willys. Teorinya penggabungan ini memang cuma perlu adaptor. Namun adaptor custom berbahan pelat besi setebal 2 cm ini detailnya sedikit rumit. Beruntung, sebagai pebengkel, Hary berhasil mengatasinya. Demikian pula saat memilih gigi transmisi BU30 dari Toyota Dyna. “Ada yang mesti dibubut dan sedikit diubah agar bisa masuk ke girbok.”
    “Semuanya saya kerjakan sendiri di bengkel,” imbuh pria berumur 36 tahun ini.

Gardan     
    Sektor rumit kedua yang dikerjakan Hary adalah bagian kaki-kaki. Bonggol gardan depan-belakang masih memakai orisinal Willys, namun batang silinder gardan (off-roader Lampung sering menyebut ‘srombung’) dicustom. Untuk gardan belakang menggunakan milik CJ5 berikut dengan as rodanya. Final gir dipasang 8:41. Rem cakramnya memakai eks Colt diesel. Sedangkan gardan depan memakai ‘srombung’ Jeep CJ7 berikut dengan disk brake nya. Agar lebih kuat, Hary menggunakan as roda depan dari as roda J20 yang dimodifikasi. Ia pun terpaksa membuat dua untuk cadangan. “Syukur, sejak pakai, as roda tidak pernah bermasalah.” Menambah traksi perlu dipasang ‘las’ diferensial locker, he...he..he.
    Sokbreker Fabtech (depan) dan Procomp ES 9000 berpasangan dengan leaf spring Toyota FJ40.

Jok
    Jok bucket custom buatan lokal. Terpasang berikut safety belt Momo. Ruang kemudinya  sederhana     dengan beberapa tuas, seperti persneling, tuas 4x4 hi dan low, tuas PTO serta satu tuas rahasia yang berfungsi sebagai rem PTO. “Belum sempat jadi, sudah harus ikut kompetisi,” gelak Hary.

Winch
    Trek kompetisi off-road adventure yang makin extrem menuntut dua buah alat recovery. Depan dipasang winch elektrik Warn 8274 sedangkan belakang memakai PTO custom modifikasi. Cukup efektif, apalagi menarik bobot Willys yang relatif ringan.

Pelek
    Pelek Elstar dipasangi ban off-road yang sudah jamak dipakai, Simex Extreme Trekker 31”


Spesifikasi teknis:
Mesin              : Corona 2.000
Koil                 : Multi Coil Custom (1 coil 2 busi)
Girboks           : Jeep Willys, BU 30 Toyota Dyna
Tranfercase    : Willys
Gardan           : Custom, Jeep Willys modifikasi
As roda          : Custom CJ5 (belakang), Jeep J20 (depan)
Rem               : Disk Brake Colt Diesel (belakang), Jeep Cj7 (depan)
Final gir          : 8: 41
Sokbreker      : Fabtech 12’ (depan) dan Procomp ES 9000 (belakang)
Per                : Toyota FJ40
Jok                 : Bucket custom, Lokal
Locker           : Custom Las
Pelek             : Elstar
Ban               : Simex Extreme Trekker 31’
Winch           : Warn 8274 (depan), PTO custom (belakang)
Bengkel        : Workshop Hary, Jl Metro, Lampung Tengah.