Semua penggemar jip pasti
mengenal Willys. Bahkan begitu ada jip lawas warna hijau tentara dengan
beragam aksesori kapak dan sekop, orang akan berkata “Itu Willys”.
Wajar, jika Willys begitu terkenal, apalagi hampir semua sejarah mobil
perpenggerak 4x4 bersumber dari jip perang ini.
Tak heran jika, sampai sekarang penggemar jip ini masih sangat banyak. Dari yang bermain orisinal, resto custom sampai ke modifikasi kompetisi. Pun masing-masing penggemar punya alasan sendiri dalam merawat si Willys.
Di tengah serbuan jip-jip tubular, keberadaan Willys pun masih tetap ada di arena kompetisi. Tak jarang, justru Willys sering membuat kejutan dengan mengalahkan jip lain yang lebih wahid dalam spesifikasi.
Hary Subagio, off-roader asal Lampung Tengah, adalah salah satu maniak Willys. Saking kepenginnya mempunyai Willys, ia pun rela ‘tukar guling’ dengan Toyota FJ45 pikap miliknya. “Sayang juga melepas FJ45, tapi demi mendapatkan Willys,” kenang pria berambut ikal ini.
Awalnya Hary pengin mempertahankan kondisi awal Willys yang tergolong sempurna. Namun akhirnya ia pun tergoda untuk mengubah kondisi standar Willys ini menjadi petarung. “Di Lampung lagi ramai-ramainya kompetisi adventure,” ujar Hary lugas.“Mulanya sayang sih, tapi dipikir-pikir bodi dan sasis Willys tuh ringan, fleksibel dan kuat,” jawab bapak satu anak ini. “Jadi akhirnya direlakan untuk kompetisi.”
Mengimbangi jip-jip berotot tubular dengan mesin-mesin ‘gahar’, Willys pun mau tak mau harus berubah wujud. Bagian bodi yang dipakai cuma kap mesin dan grill. Selebihnya dibuat dari pelat baru. Namun sebelumnya seluruh bodi dijejali dengan rollcage sch 40.
Sebagai pebengkel, Hary pun mengerjakan semua modifikasinya sendiri. “Hanya saat ngecat, saya butuh bantuan orang lain,” kekehnya. Dengan suntikan beberapa part baru semisal mesin Corona 2.000 cc, gardan CJ7 dan sokbreker Fabtech, Willys tua ini pun kembali berdarah muda dan siap bertarung.
Mesin:
Oleh Hary, mesin asli Willys ini disimpan dalam rumah. Pun “Kalau gak dipakai, bisa jadi pajangan.” Gelak Hary. Gantinya mesin Corona 2.000 yang dimensinya pas banget dengan kompartemen depan. “Jadi tidak perlu memperluas dimensi panjang lebarnya.”
Mesin Corona 2.000 ini dikawinkan dengan girbok Willys. Teorinya penggabungan ini memang cuma perlu adaptor. Namun adaptor custom berbahan pelat besi setebal 2 cm ini detailnya sedikit rumit. Beruntung, sebagai pebengkel, Hary berhasil mengatasinya. Demikian pula saat memilih gigi transmisi BU30 dari Toyota Dyna. “Ada yang mesti dibubut dan sedikit diubah agar bisa masuk ke girbok.”
“Semuanya saya kerjakan sendiri di bengkel,” imbuh pria berumur 36 tahun ini.
Gardan
Sektor rumit kedua yang dikerjakan Hary adalah bagian kaki-kaki. Bonggol gardan depan-belakang masih memakai orisinal Willys, namun batang silinder gardan (off-roader Lampung sering menyebut ‘srombung’) dicustom. Untuk gardan belakang menggunakan milik CJ5 berikut dengan as rodanya. Final gir dipasang 8:41. Rem cakramnya memakai eks Colt diesel. Sedangkan gardan depan memakai ‘srombung’ Jeep CJ7 berikut dengan disk brake nya. Agar lebih kuat, Hary menggunakan as roda depan dari as roda J20 yang dimodifikasi. Ia pun terpaksa membuat dua untuk cadangan. “Syukur, sejak pakai, as roda tidak pernah bermasalah.” Menambah traksi perlu dipasang ‘las’ diferensial locker, he...he..he.
Sokbreker Fabtech (depan) dan Procomp ES 9000 berpasangan dengan leaf spring Toyota FJ40.
Jok
Jok bucket custom buatan lokal. Terpasang berikut safety belt Momo. Ruang kemudinya sederhana dengan beberapa tuas, seperti persneling, tuas 4x4 hi dan low, tuas PTO serta satu tuas rahasia yang berfungsi sebagai rem PTO. “Belum sempat jadi, sudah harus ikut kompetisi,” gelak Hary.
Winch
Trek kompetisi off-road adventure yang makin extrem menuntut dua buah alat recovery. Depan dipasang winch elektrik Warn 8274 sedangkan belakang memakai PTO custom modifikasi. Cukup efektif, apalagi menarik bobot Willys yang relatif ringan.
Pelek
Pelek Elstar dipasangi ban off-road yang sudah jamak dipakai, Simex Extreme Trekker 31”
Spesifikasi teknis:
Mesin : Corona 2.000
Koil : Multi Coil Custom (1 coil 2 busi)
Girboks : Jeep Willys, BU 30 Toyota Dyna
Tranfercase : Willys
Gardan : Custom, Jeep Willys modifikasi
As roda : Custom CJ5 (belakang), Jeep J20 (depan)
Rem : Disk Brake Colt Diesel (belakang), Jeep Cj7 (depan)
Final gir : 8: 41
Sokbreker : Fabtech 12’ (depan) dan Procomp ES 9000 (belakang)
Per : Toyota FJ40
Jok : Bucket custom, Lokal
Locker : Custom Las
Pelek : Elstar
Ban : Simex Extreme Trekker 31’
Winch : Warn 8274 (depan), PTO custom (belakang)
Bengkel : Workshop Hary, Jl Metro, Lampung Tengah.
Tak heran jika, sampai sekarang penggemar jip ini masih sangat banyak. Dari yang bermain orisinal, resto custom sampai ke modifikasi kompetisi. Pun masing-masing penggemar punya alasan sendiri dalam merawat si Willys.
Di tengah serbuan jip-jip tubular, keberadaan Willys pun masih tetap ada di arena kompetisi. Tak jarang, justru Willys sering membuat kejutan dengan mengalahkan jip lain yang lebih wahid dalam spesifikasi.
Hary Subagio, off-roader asal Lampung Tengah, adalah salah satu maniak Willys. Saking kepenginnya mempunyai Willys, ia pun rela ‘tukar guling’ dengan Toyota FJ45 pikap miliknya. “Sayang juga melepas FJ45, tapi demi mendapatkan Willys,” kenang pria berambut ikal ini.
Awalnya Hary pengin mempertahankan kondisi awal Willys yang tergolong sempurna. Namun akhirnya ia pun tergoda untuk mengubah kondisi standar Willys ini menjadi petarung. “Di Lampung lagi ramai-ramainya kompetisi adventure,” ujar Hary lugas.“Mulanya sayang sih, tapi dipikir-pikir bodi dan sasis Willys tuh ringan, fleksibel dan kuat,” jawab bapak satu anak ini. “Jadi akhirnya direlakan untuk kompetisi.”
Mengimbangi jip-jip berotot tubular dengan mesin-mesin ‘gahar’, Willys pun mau tak mau harus berubah wujud. Bagian bodi yang dipakai cuma kap mesin dan grill. Selebihnya dibuat dari pelat baru. Namun sebelumnya seluruh bodi dijejali dengan rollcage sch 40.
Sebagai pebengkel, Hary pun mengerjakan semua modifikasinya sendiri. “Hanya saat ngecat, saya butuh bantuan orang lain,” kekehnya. Dengan suntikan beberapa part baru semisal mesin Corona 2.000 cc, gardan CJ7 dan sokbreker Fabtech, Willys tua ini pun kembali berdarah muda dan siap bertarung.
Mesin:
Oleh Hary, mesin asli Willys ini disimpan dalam rumah. Pun “Kalau gak dipakai, bisa jadi pajangan.” Gelak Hary. Gantinya mesin Corona 2.000 yang dimensinya pas banget dengan kompartemen depan. “Jadi tidak perlu memperluas dimensi panjang lebarnya.”
Mesin Corona 2.000 ini dikawinkan dengan girbok Willys. Teorinya penggabungan ini memang cuma perlu adaptor. Namun adaptor custom berbahan pelat besi setebal 2 cm ini detailnya sedikit rumit. Beruntung, sebagai pebengkel, Hary berhasil mengatasinya. Demikian pula saat memilih gigi transmisi BU30 dari Toyota Dyna. “Ada yang mesti dibubut dan sedikit diubah agar bisa masuk ke girbok.”
“Semuanya saya kerjakan sendiri di bengkel,” imbuh pria berumur 36 tahun ini.
Gardan
Sektor rumit kedua yang dikerjakan Hary adalah bagian kaki-kaki. Bonggol gardan depan-belakang masih memakai orisinal Willys, namun batang silinder gardan (off-roader Lampung sering menyebut ‘srombung’) dicustom. Untuk gardan belakang menggunakan milik CJ5 berikut dengan as rodanya. Final gir dipasang 8:41. Rem cakramnya memakai eks Colt diesel. Sedangkan gardan depan memakai ‘srombung’ Jeep CJ7 berikut dengan disk brake nya. Agar lebih kuat, Hary menggunakan as roda depan dari as roda J20 yang dimodifikasi. Ia pun terpaksa membuat dua untuk cadangan. “Syukur, sejak pakai, as roda tidak pernah bermasalah.” Menambah traksi perlu dipasang ‘las’ diferensial locker, he...he..he.
Sokbreker Fabtech (depan) dan Procomp ES 9000 berpasangan dengan leaf spring Toyota FJ40.
Jok
Jok bucket custom buatan lokal. Terpasang berikut safety belt Momo. Ruang kemudinya sederhana dengan beberapa tuas, seperti persneling, tuas 4x4 hi dan low, tuas PTO serta satu tuas rahasia yang berfungsi sebagai rem PTO. “Belum sempat jadi, sudah harus ikut kompetisi,” gelak Hary.
Winch
Trek kompetisi off-road adventure yang makin extrem menuntut dua buah alat recovery. Depan dipasang winch elektrik Warn 8274 sedangkan belakang memakai PTO custom modifikasi. Cukup efektif, apalagi menarik bobot Willys yang relatif ringan.
Pelek
Pelek Elstar dipasangi ban off-road yang sudah jamak dipakai, Simex Extreme Trekker 31”
Spesifikasi teknis:
Mesin : Corona 2.000
Koil : Multi Coil Custom (1 coil 2 busi)
Girboks : Jeep Willys, BU 30 Toyota Dyna
Tranfercase : Willys
Gardan : Custom, Jeep Willys modifikasi
As roda : Custom CJ5 (belakang), Jeep J20 (depan)
Rem : Disk Brake Colt Diesel (belakang), Jeep Cj7 (depan)
Final gir : 8: 41
Sokbreker : Fabtech 12’ (depan) dan Procomp ES 9000 (belakang)
Per : Toyota FJ40
Jok : Bucket custom, Lokal
Locker : Custom Las
Pelek : Elstar
Ban : Simex Extreme Trekker 31’
Winch : Warn 8274 (depan), PTO custom (belakang)
Bengkel : Workshop Hary, Jl Metro, Lampung Tengah.