JIP - Coba bayangkan  skenario ini : Saat akan menaklukkan tanjakan curam, kita pun  memposisikan tuas transfercase ke 4L. Namun di tengah-tengah tanjakan,  tiba-tiba tuas itu lompat kembali ke posisi netral (N). Bisa dibayangkan  petaka yang menghadang, kendaraan sekonyong-konyong menggelinding tanpa  bisa dikendalikan!   
 (Tc 1)   Loncatnya posisi tuas transfercase ini merupakan kejadian yang  amat fatal. Terutama pada posisi tuas di 4L, karena akan pindah ke  netral. Bila posisinya di 4H, biasanya hanya akan loncat ke posisi 2H.   
 (Tc 2)   Penyakit ini pun bisa menyerang semua jip 4x4 lawas, termasuk  Daihatsu Taft Kebo, GT ataupun Rocky. “Menjadi momok yang merisaukan  pengguna Taft,” tutur Hendro Adi Pramono dari bengkel AMS di bilangan  Jakarta Timur ini.   
 (Tc 3)   Menurut Hendro, sebenarnya penyakit tuas lompat lebih banyak  disebabkan oleh ketidakperdulian pada gejala awal kerusakan. Kerusakan  tentu berawal dari ausnya beberapa komponen internal transfercase,  seperti bearing bambu pada counter gear. “Jika dibiarkan, maka akan  memicu serangkaian kerusakan susulan yang sifatnya lebih parah, dan  membutuhkan biaya besar,” terang Hendro.   
 (Tc 4)   Apabila gejala sudah dideteksi secara dini, maka kerusakan bisa  dihindari. “Maintenance menjadi kunci utamanya. Taft memang terkenal  badak, namun bukan berarti tidak butuh perawatan,” wanti Hendro.   
 (Tc 5)   Bila gejala sudah muncul, maka langkah selanjutnya adalah segera memperbaiki, dan mengganti komponen yang sudah aus.   
 (Tc 6)    GejalaSebaiknya  waspada apabila terlihat kebocoran pada flange transfercase, baik pada  bagian menuju gardan depan ataupun belakang. Hal ini disebabkan oleh  ausnya seal oli pada unit tersebut. Dengan berkurangnya oli pada  transfercase, maka pelumasan pun terganggu, yang kemudian berimbas pada  bearing.   
 (Tc 7)   Segera bertindak jika timbul bunyi mengaung, yang merupakan  indikasi keausan bearing bambu. Ini lantas membuat countergear tidak  berputar secara presisi pada tempatnya, yang berujung pada ausnya as  pada gir tersebut. “Ini mengakibatkan hub sleve naik turun dan beradu  dengan garpu transfercase. Inilah penyebab loncatnya tuas,” cerocosnya.  (gbr. tc, 1, 2 & 3)   
 (Tc 8)    Efek DominoRentetan  kejadian kurangnya debit oli pada transfercase ini berdampak lanjut.  Bagai efek domino, kerusakan lain pun menyusul. “Kerusakan pada gigi  counter gear menjadi daftar selanjutnya. Tak hanya itu, karena hub sleve  berputar tidak presisi dan naik-turun, maka tidak hanya garpu transfer  saja yang bakal rusak, namun juga as yang menghubungkan tuas transfer  dengan garpu.
Ausnya as ini akan ikut mempengaruhi ‘warga’ penghuni  transfercase yang lain. “As garpu yang sudah cacat akan membebani kerja  dua macam bantalan pelor dan sejumlah per. Hal ini menyebabkan pelor  menjadi tidak presisi lagi dan per pada bagian tersebut melemah,” tutup  Hendro. (gbr tc4, 5, 6, 7 , 8 & 9)   
 (Tc 9)    Harga sparepartBearing bambu     : Rp. 45 ribuan/pc
As garpu        : Rp. 160 ribuan/pc
Garpu            : Rp. 750 ribuan/pc
Per pelor        : Rp. 15 ribuan x 2pcs
Pelor bulat        : Rp. 10.ribuan x 2pcs
Pelor kapsul        : Rp. 30 ribuan/pc
Biaya bongkar pasang tranfercase Rp 350 ribuan
Thanks to:AMS Workshop SpecialistJl. MT Haryono No. 48 Cawang (Samping gedung BNN)Jakarta TimurT: (021) 70041071 / 0818171602