Menurut Darma Bayu, department head workshop technical service division PT Toyota-Astra Motor (TAM), kategori bunyi bisa dikelompokkan berdasarkan tiga kondisi. Yaitu ketika mobil sedang berjalan normal, kendaraan berhenti sementara mesin dibiarkan tetap hidup dan menjalankan besutan di jalan menurun dalam kondisi engine off.
Suara yang bisa ditimbulkan dari tiga kondisi tersebut, lanjut Darma, kemungkinan tidak bisa terdengar sama di telinga. Ketika mobil sedang berjalan normal, bunyi aneh bisa muncul dari sektor mesin, transmisi dan rem. Dalam posisi berhenti dan mesin tetap hidup, suara abnormal dapat dipicu dari putaran mesin dan transmisi. Sementara saat mobil melaju dalam posisi gigi dinetralkan dan mesin dimatikan, bunyi-bunyian bisa timbul dari putaran bearing transmisi (tipe manual) serta gardan.
Jenis bunyi yang ditimbulkan juga beragam. Bisa dianalogikan bahwa tinggi-rendahnya frekuensi suara yang ditimbulkan, dapat menandakan material apa saja yang menjadi penyebab bunyi itu.
Misal bunyi berfrekuensi tinggi seperti tik-tik, teng-teng, ngit-ngit, ngik-ngik atau kriet-kriet. Pertanda ada benturan antara dua benda keras, bisa dari material plastik, karet keras atau logam. Sementara bunyi dengan frekuensi respon lebih rendah seperti tek-tek, nget-nget atau duk-duk. Menandakan terjadi gesekan atau benturan antara dua benda yang tidak terlalu keras, dengan material berlainan.