Laman

Senin, 07 Maret 2011

Tren Modifikasi Taxi Cab New York, Murah Meriah Tetap Gaya

Tren Modifikasi Taxi cab New York

Tren Modifikasi Taxi Cab New York, Murah Meriah Tetap Gaya


Jakarta - Awalnya, Anto Toebil dari Karimun Club Indonesia (KCI), iseng memberikan sedikit corak pada Suzuki Karimun 2003 warna hitam miliknya. Gunanya, sebagai penanda kalau mobilnya adalah sweeper saat berjalannya konvoi.

Corak yang dipilih cukup sederhana, potongan stiker berbentuk kotak bujur sangkar kecil berwarna kuning, yang dirangkai memanjang di sepanjang sisi kiri dan kanan bodi. "Bikinnya gampang, murah dan mudah dibedakan," ujar Toebil sapaannya.

Sejak saat itu, Karimun milik Toebil dijuluki 'taxi cab' karena kemiripannya dengan armada transportasi personal di luar negeri. Tak disangka, aksi isengnya mendapat perhatian beberapa anggota KCI lain yang terinspirasi dan tertarik untuk menerapkannya.


"Jadi ingat ciri khas taksi di New York," kenang Haryanto Simin, pemilik Suzuki Karimun lansiran 2002. Tak mau tanggung, HS panggilannya, ikut menerapkan. Makin pas, kelir bodi baru saja dilabur kuning metalik.

Maka warna stiker yang dipilih adalah hitam, menyesuaikan model taksi 'Yellow Cab' di New York, Amerika Serikat yang juga berkelir bodi kuning dengan corak hitam kotak-kotak. Karena belum cukup puas, HS mulai mencari perangkat pendukung lain.

Secara kebetulan, ada aksesori yang diinginkan dijual di situs jual beli online, yakni taxi sign yang sejatinya untuk taksi sesungguhnya.

Peranti tanpa merek ini punya bahan mika plastik tebal. Terdapat sebuah bohlam yang dapat diaktifkan dengan menghubungkan kabelnya ke lighter di kabin.

Cukup aman ditempel di atap, karena terdapat penampang pelat magnet di bagian dasarnya. Sehingga tidak khawatir lepas saat mobil berjalan. "Harganya kalau di-kurs sekitar Rp 350 ribu, sudah ada tulisan taxi-nya," ujar HS yang membelinya melalui perantara seorang teman di KCI.

Selain mendatangkan utuh, beberapa anggota KCI mencoba membuat sendiri peranti 'taxi sign' dengan dimensi yang agak besar. Biayanya pun bisa dibilang tak terlalu mahal. Namun kualitas material musti diakui belum bisa menyamai detail dan finishing-nya.

Karena kini tampilannya sangat mencolok, polesan tampilan bodi seperti ini jadi rujukan teman-teman di KCI. Apalagi tampilan akhir Karimun milik HS mirip dengan ikon armada transportasi di kota asalnya tersebut.

Hingga saat ini tercatat ada sembilan mobil Karimun kotak, Estilo dan New Karimun Estilo yang turut mengaplikasi gaya 'murah meriah' ini.

"Bahan stikernya bisa pakai stiker spotlight atau dof dengan total luas bidang yang perlukan 1,5 m dan biayanya Rp 120 ribu saja," ujar Franz Heru, salah satu pengurus KCI yang banyak membantu anggota lainnya untuk menyesuaikan warna stiker dengan warna asli mobil.

Taxi sign buatan impor dimensinya lebih kecil, kualitasnya juga mumpuni (kiri). Tidak melulu kuning, warna stiker bisa menyesuaikan kelir bodi asli (kanan).
Selain taxi sign dan potongan stiker, biasanya juga dikombinasikan dengan ubahan lainnya seperti pemasangan bodi kit dan penggantian diameter pelek dengan rentang 13 inci hingga 16 inci.

Lengkap dengan stiker identitas 'Taximun' yang mencirikan identitas klub. "Jadi makin eye catching," senyum Idham Apandi pemilik New Karimun Estilo 2009 asal Bandung, Jabar yang memadukan pelek Enkei model belimbing.

Eh, nggak sekalian pasang argometernya hehehe...?