Ngoprek JIP
         Aplikasikan Elektro-Mechanical 4 Wheel Steering
                                        Jip - Untuk mengarahkan  laju kendaraan, setir memegang peranan utama. Sistem kemudi ini  menggerakkan roda depan ke kanan-kiri, sesuai gerakan setir yang diputar  oleh pengemudi. Namun dalam keadaan tertentu, kondisi ini ternyata  dirasa kurang memadai. Radius putar yang terlalu lebar akan membuat  manuver terbatas. Keluar masuk tikungan patah pun pasti akan  menyulitkan. Apalagi jika harus parkir kendaraan di tempat sempit.
Tak  heran pada tahun 1987-an pabrikan Honda mengeluarkan sedan tipe Prelude  yang dilengkapi dengan four wheel steering, alias kemudi 4 roda, yang  roda belakangnya ikut belok. Kemudian General Motor pun menerapkan  Delphi’s Quadrasteer pada Sierra Denali bikinannya. Beberapa pabrikan  mobil lainnya pun melengkapi produknya dengan four wheel steering.   
Untuk kendaraan dengan ukuran besar seperti truk, double cabin,  pikap dan sebagainya, penambahan four wheel steering jelas memudahkan  driver. Tentu, pada sistem seperti ini sensitifitas kemudi roda belakang  tak seresponsif depan. Demikian pula dengan sudut beloknya, tak selebar  depan.
Buat penyuka off-road kompetisi, pemakaian four wheel  steering jelas akan besar manfaatnya. Tambahan kemudi pada roda belakang  pasti bikin manuver lebih lincah. “Kalau di rockcrawling, manfaatnya  terlihat pada tikungan patah. Bisa sangat membantu membelokkan jip dan  meminimalkan nilai hukuman,” komentar Ian Suwarko dari bengkel 4x4  Specialist  Jakarta.   
Di Malaysia, beberapa off-roader sudah memakainya pada kompetisi  off-road adventure. “Di Johor Bahru sudah ada yang memasang four wheel  steering,” bilang Harry Sanusi, offroader senior yang beberapa waktu  silam menyambangi Johor Bahru Challenge. Menurut pengamatan Harry, jip  semi tubular milik offroader Malaysia dengan mesin Mitsubishi Evo plus  four wheel steering sangat gesit melahap tikungan.   
   
Biasanya pemakaian four wheel steering bersifat pasif. Artinya  pengatur roda belakang baru berfungsi ketika diaktifkan. Cara  pengaktifannya dengan menekan switch on-off. Sementara penggerak setir  belakang sendiri bisa memakai hidraulis atau elektrik. Nah, pada tulisan  ini akan dibahas 4 wheel steer yang memakai mekanikal elektrik.   
“Ini bukan produk jadi after market, tetapi hasil modifikasi  sendiri,” jujur Ian Suwarko. Menurut pria yang cukup kenyang bermain  rock crawling, elektrik four wheel steering racikannya memadukan motor  winch dengan komponen alat berat.
Syarat untuk membuat four  wheel steering, tentu saja butuh sepasang gardan depan. “Gardan belakang  biasa bersifat solid, tak memiliki steering knuckle yang bisa  membelokkan roda. Makanya mesti diganti gardan depan,” imbuh Ian.   
Biasanya penggantian gardan ini tidaklah sesimpel yang  dibayangkan. Soalnya mesti menyesuaikan as kopel yang terhubung dengan  transfercase. Kendala inilah yang kerap dialami ketika akan memodifikasi  jip off-road. “Posisi bonggol gardan sering tak bisa akur dengan  transfercase. Kalau pakai gardan lain, final gir juga kerap tidak sama,”  lanjut pria yang sedang menyiapkan buggy tubular single seater dengan 4  wheel steering elektrik ini.
Cara kerja mechanical elektrik 4  wheel steering cukup sederhana. Motor winch akan menggerakkan racikan  gir dari komponen alat berat yang sudah terhubung dengan batang long tie  rod. Agar motor winch tidak berputar terus ketika putaran roda sudah  mentok, maka dipasang switch on-off tambahan.   
Ketika putaran roda sudah menyentuh steering damper, maka  otomatis switch motor winch akan langsung ke posisi off. Sehingga motor  winch tak berputar terus, yang bisa bikin korslet dan terbakar. “Satu  lagi yang perlu diingat, harus membuat mekanisme kunci pengaman apabila 4  wheel steering di posisi off,” wanti Ian. Ini sebagai antisipasi jika  pengatur gerak roda belakang mengalami kerusakan. Tinggal mengaktifkan  pengunci gardan belakang, jadi tak bisa bergerak ke kiri-kanan sendiri.
Bagaimana, tertarik untuk mencoba?