Laman

Minggu, 27 November 2011

Ragam Pelek Toyota Avanza & All New Avanza, Sesuaikan Budget Dan Estetika


Replika volk rays ce28: Dengan pelek replika Volk Rays CE28 ini dijamin All New Avanza akan tampil sporti dengan gaya JDM. Warna bronze sangat cocok kalau All New Avanza berwarna putih. Ukurannya 18 inci dan lebar 7,5 inci. Harga: Rp 6,5 juta(kiri).
Tomasson: Pelek berwarna hitam dengan model jari-jari ini memberikan kesan sangar dengan diameter 18 inci dan lebar 8 inci. harga: Rp 8,5 juta(kanan)
JAKARTA - Bagi yang sudah memiliki Toyota Avanza lama silakan meminang di antara ragam pelek ini. Namun, bagi yang masih menunggu kedatangan All New Avanza silakan penawaran ini menjadi referensi di kemudian hari.

“All New Avanza lebih cocok pakai model palang seperti replika Volk Rays CE28, karena kontur bodinya sudah lebih bulat, jadi untuk mengimbanginya pakai model palang,” ujar Ivan Tankaruba dari Aneka Speed.

VIP Status pw28:Motif chrome dari pelek palang 10 ini akan menambah
kesan mewah pada All New Avanza. Apalagi kalau berwarna hitam. Ukurannya adalah 17 inci dengan lebar 7 inci.Harga: Rp 7,250 juta(kiri).
5ZIGEN FN01R-C: Model satu ini harganya cukup mahal. Namun, label 5Zigen menjadi jaminan kualitas pelek dengan tipe FN01R-C berukuran 18 inci dan lebar 7,5 inci. Aura sporty sangat jelas terlihat kalau All New Avanza mengadopsinya. Harga: Rp 9 juta(kanan)
Sementara itu Agus dari MM Auto Accesories punya pendapat sendiri. “Cocok pakai model jari-jari, supaya memberikan kesan luwes dan tidak terlalu terlihat mobil niaganya,” ucapnya. Namun, intinya apapun itu, jangan sampai upgrade tersebut keluar dari budget yang ada dan estetika pada mobil itu sendiri.

Tips Mobil, Pasang Talang Air All New Avanza, Rp 300 Ribu Tanpa Merusak Pintu

JAKARTA - Buat pemilik All New Toyota Avanza, yang besutannya belum dilengkapi talang air (side visor), bisa memasangnya sendiri di rumah hanya dengan bermodal Rp 300 ribu dan tanpa merusak pintu.

Pasalnya talang air aftermarket yang didesain khusus buat All New Avanza (ANA), tidak lagi menggunakan penjepit model klip besi, yang jika dipakai dalam waktu lama akan meninggalkan bekas pada frame kaca. Karena sudah dilengkapi lem perekat atau double tape berkualitas (Gbr.1).
“Tersedia dua pilihan, yang plastiknya lebih lentur dan bening Rp 300 ribu/set dan yang biasa Rp 250 ribu/set (Gbr.2), harga tersebut sudah termasuk ongkos pemasangan," jelas Chandra, juragan kios Karunia Agung di Pasar Mobil Kemayoran (PMK), Jakpus.

Jika ingin memasangnya sendiri di rumah buat mengisi waktu luang, cukup siapkan kain lap bersih atau tissue. Caranya bisa perhatikan pemasangan side visor di ANA 1.3 G M/T ini. Pertama, bersihkan permukaan frame kaca yang akan ditempel dengan kain lap atau tissue tadi, supaya talang air dapat merekat kuat.

Cara merekatkan talang air yang benar, jangan membuka seluruh penutup double tape, karena dikhawatirkan debu mudah nempel dan membuat daya rekatnya berkurang. Tempel bagian depan hingga tengah sambil menarik penutup lem dengan perlahan (Gbr.3).

Lanjutkan dengan menekan bibir talang air yang menempel pada frame kaca, mulai dari bagian depan sampai ke belakang. Namun jangan melepas penutup lem di sisi paling belakang, supaya dapat mengatur posisi jika masih terlihat miring.

Setelah 3/4 bagian talang air sudah rata menempel pada frame kaca, akhiri dengan melepas penutup double tape dengan menariknya secara perlahan, dibarengi menekan permukaan yang baru ditempel tadi sampai ke ujung paling belakang (Gbr.4).

Untuk pemasangan di pintu tengah, sama seperti cara sebelumnya, dan pastikan semua bagian sudah tertempel dengan kuat di permukaan frame kaca pintu.

Jika pemasangannya benar, untuk menempel talang air di keempat pintu ANA hanya butuh waktu sekitar 20 menit.

Jumat, 25 November 2011

BIG V8 Jeep Into DEEP MUD!

JEEP LEVEL 5 EXTREME ROCK CRAWLING (CLINE RANCH DEC 28)

Coleworx Built YJ on Highway Trail, Farmington, NM 2010

Colorado 1:1 Trail Ride

1999 Jeep Wrangler

1999 Jeep Wrangler, 1, Auto Appraise

Winter trip to Hveravellir

Winter road in northern Iceland. Dodge Ram.

54" Ford 350 and 44" Range Rover driving Sprengisandur

Arctic Trucks Heritage

For over 25 years, Icelanders have been modifying vehicles to improve their performance on difficult terrain in severe climate where the roads are often unsafe, difficult and even dangerous. The strongest motivation is the desire to enjoy Icelandic nature in winter as well as summer. Another factor is the demand by utility companies and the general need of getting from one place to another in rough circumstances.

The origin of Arctic Trucks can be traced back to 1990 when Toyota in Iceland started to modify 4WD Utility and Sport Utility Vehicles. This business has over the years taken us a long way, building up great experience and knowledge that has given us a world renowned expertise in the field of SUV modifications. We do have a great respect for Nature and we encourage our customers to tread lightly and avoid travelling over any terrain that could possibly be damaged by the vehicles.
Arctic Trucks now operates independent from Toyota distributor, working together with several car importers, as well as individuals.

Arctic Trucks vehicles are modified 4WD with the purpose of meeting the strictest requirements under the severest possible conditions, without any compromises in requirements for appearance and driving properties. Our employees are absolutely the best people in the business, with many years of experience in modifications of various 4WD vehicles.

The cars have all the conveniences and driving properties that can be expected in modern cars, but also have the special advantage of being able to go where others don’t dare or simply can’t even dream of!


From the start Arctic Trucks has focused mainly on two customer groups for special converted vehicles. The first group consists of people interested in travelling in unknown terrain, outdoor people looking for more all-round use and more comfortable and safe way to travel. The other group consists of utility companies and organizations, such as telephone companies, power and electricity companies and rescue squads that are in the need of powerful vehicles that can be depended on.

AT38 conversion package for Nissan Navara

AT38 conversion package for Nissan Navara

AT38 conversion package for Nissan Navara

AT38 Conversion

This conversion is mainly for utility vehicles. When converting to 38” tires, you are far exceeding the normal off road capabilities, with flotation on snow as the core benefit. This conversion requires, both lifting of the suspension and the body. Extra wide fender flares are used, 15 x12,5” wheels, 4:88/1 gear ratio, and many other modifications to the various parts of the undercarriage and the body. With the AT38 your SUV will become a super offroader, with remarkably good driveability on normal roads.

The AT38 is ideal in remote areas, like police and rescue work, construction companies, tourist driving, scientific work and many other difficult tasks.

For more detailed information please contact us at info@arctictrucks.is

AT38 Contents

  • AT405 38x15,5R15" tires
  • 15x12,5" alloy wheels
  • Dana 44 front axle, w/ARB locker
  • Air compressor
  • Torque wrench
  • Fender flares, painted
  • Running boards and brackets
  • Mud flaps
  • Speedometer calibrator
  • 40 mm suspension lift front/rear
  • 80 mm body lift
  • Differential gears (4,56:1)
  • Fire extinguisher
  • First aid kit
  • Wheel alignment

Senin, 14 November 2011

Mobil Futuristik Ala Eropa

Begitu banyak produsen mobil yang memperkenalkan mobil futuristik dengan fitur yang canggih. Produsen mobil Eropa Peugeot tentunya tak mau ketinggalan. Di Paris Motor Show Peugeot mempersiapkan mobil listriknya yakni mobil roadster EX1

Quote


Meski masih konsep, Peugeot EX1 sangat futuristik. Desain yang diusung sangat mementingkan tingkat aerodinamis. Peugeot EX ini diklaim Peugeot sudah memecahkan rekor untuk akselerasi mobil listrik.

Quote


Lihat saja bodi belakangnya yang mirip seperti mobil dalam film fiksi. Struktur baja yang dikombinasikan dengan bahan karbon yang digunakan Peugeot ringan namun tetap kuat, cocok untuk bodi mobil.

Quote


Peugeot EX1, hanya memiliki 2 kursi penumpang dan pengemudi saja. Mobil ini terinspirasi dari mobil Peugeot Asphalte dan 20Cup, dimana bodinya sangat mementingkan styling seperti mobil konsep Peugeot SR1. Peugeot EX1 memiliki panjang 1.77 meter dan tinggi 0.90 meter.

Quote


Sebelum mejeng di Paris Motor Show, mobil ini ditampilkan dulu di showroom Peugeot di Prancis.

Quote


Untuk menambah rasa kenikmatan berkendaraan, Peugeot EX1 mengadopsi 4WD pada kaki-kakinya. Sementara penggerak kaki-kaki digerakan oleh 2 motor listrik.

Mobil Era Perang Dunia

Yang lama dan jadul bukan berarti tiada peminatnya. Kendaraan zaman dulu seperti tidak habis dimakan waktu. Seperti yang terlihat dalam sebuah pameran mobil di Budapest, Hongaria.
Quote


Sebuah mobil Mercedes Benz 320 Cabriolet tahun 1938 terlihat di Syma Hall di Budapest.

Quote


Pengunjung melihat Mercedes Benz 320 Cabriole tahun (1938). Pada pameran klasik kali ini 270 kendaraan diperlihatkan.
Quote


Bagian depan dari roadster Wanderer W25 tahun 1936.

Quote


Panhard Levassor buatan Prancis.

Quote


Mobil limusin German Trabant (Trabi).
Quote


Selain mobil zaman perang dunia, pengunjung juga bisa melihat mobil-mobil yang tahunnya lebih muda seperti Jaguar Kougar Sport tahun 1968.
Quote


Seorang model berpose dengan Rolls-Royce Phantom II (1931).


Selasa, 08 November 2011

Substitusi Frame Karet Wiper Model Windshield, Lebih Mengigit



JAKARTA - Musim hujan sudah datang, pemilik mobil wajib menyiapkan karet wiper sebagai alat bantu yang menjaga agar pandangan pengemudi tak terganggu lelehan air hujan.

Namun bagi sebagian pemilik mobil, frame karet wiper juga dijadikan 'mainan' untuk membuat tampilan besutannya kian menawan. "Model frame berlubang terkesan biasa banget, beda sama model yang sudah ada windshield-nya kayak bawaan Honda New Jazz," keluh Ichsan, pemilik Toyota Yaris E manual ini.

Sebenarnya bisa substitusi pakai bawaan varian lain yang sudah model windshield tadi, hanya perlu mencermati dimensinya agar tidak mentok satu dengan yang lain.

Seperti frame karet wiper New Jazz dengan dimensi 26-14 inci, bisa dipakai untuk Toyota Vios maupun Yaris. Bawaan Honda New CR-V ukuran 26-17 inci yang sudah ada cover frame-nya, bisa dipakai untuk Nissan X-Trail dengan dimensi wiper standar 24-15 inci.

Model windshield lebih terkesan mewah dan elegan
Bagi pemilik Toyota Avanza maupun Daihatsu Xenia dengan ukuran wiper 20-16 inci, bisa kombinasi pakai wiper kiri (16 inci) kepunyaan New Corolla dan wiper kiri bawaan New Camry berdimensi 20 inci.

"Kalau sisi kanan lebih panjang keuntungannya areal sapu karet wiper menjadi lebih lebar, tapi mesti dipastikan agar tak mentok dengan wiper kiri yang lebih pendek, termasuk memastikan model klipnya supaya bisa terpasang dengan benar," jelas Wira Sentosa dari SACS di Pondok Gede, Bekasi.

Atasi Karpet Bagasi Mobil Lebih Rapi Dan Kuat



JAKARTA - Sedan maupun hatchback, menempatkan roda cadangan di lantai bagasi. Lantas ditutupi oleh alas yang berfungsi juga sebagai ‘lantai' untuk bagasinya. Namanya lantai, tentu bertugas menahan beban yang ada di atasnya. Nah, karena lokasinya di bagasi, tentu beban barang bawaan sudah pasti menjadi ‘target operasi'. Namun sayang, alas bawaan pabrik terkadang kurang kuat menahan beban serta acap kotor. Tak perlu khawatir, ada cara menyiasati kondisi ini.

LEBIH KERAS
Selain roda cadangan, beberapa peranti lain seperti dongkrak dan tools kit mendapat tempat di dek bagasi. Biasanya bagian ini terdapat celah seukuran ban dan perkakasnya pun ditempatkan di sana.

Agar terlihat rapi dan rata, maka diberi alas dari bahan padat dan dilapisi karpet untuk melapisinya. Tetapi, bahan standar buat beberapa pengguna masih terasa kurang maksimal penggunaannya. "Jika terkena beban berat sering melengkung, belum lagi kalau terkena basah, makin lembek," ujar Wawan, pengguna Nissan March 2011.

Memang, pabrikan tentu merancang tidak untuk menempatkan benda terlalu berat dan memang tak untuk terkena basah. Tetapi, penggunaan ruang barang itu tentu tergantung dari pemilik tunggangan masing-masing, tentunya.

Namun, tak perlu khawatir, ada beberapa cara bisa dilakukan, seperti menggunakan bahan atau memberikan alas lagi di atas penutup roda cadangan itu. Pilihannya ada yang menggunakan barang aksesori. Biasanya disebut Lug Tray.

Bahannya bermacam-macam, ada yang terbuat dari fiberglass, ada juga yang dari bahan semacam karet. Tujuannya untuk meletakkan barang-barang yang kotor, seperti sepatu boots setelah hiking atau mengandung pasir setelah bermain di pantai.

Salah satu Lug Tray sebagai aksesori genuine Nissan March dijual Rp 396 ribu (gbr.1). Namun, pemasangannya ditaruh di atas penutup roda cadangan asli. Kalau ingin mengganti dengan bahan yang lebih keras, tentu bisa dipilih alternatif lainnya.

Seperti membuatnya di beberapa gerai audio yang memang terbiasa membuat kosmetik audio. "Bisa menggunakan bahan dari kayu dan diberi lapisan beludru atau kulit sintetis (gbr.2)," ujar Jasum dari Pesona Audio, di kawasan Pos Pengumben, Jakbar.

Tinggal di mal sesuai ukurannya lalu dibentuk dan diberi lapisan (gbr.3). "Beludru atau kulit sintetis, bisa dipilih, kalau bahan beludru, di bagian bawahnya diberi lapisan karet, dan pilihan beludrunya bisa pakai yand tidak mudah gundul," ungkapnya.

Untuk model seperti ini, bisa ditebus dengan harga sekitar Rp 600 ribuan. Tentu penampang lapisan penutup roda cadangannya akan terbuat dari bahan lebih tebal.

Mengetahui Kondisi Transmisi Otomatis


JAKARTA - Bagi Anda yang memilih mobkas bertransmisi otomatis (A/T) bisa merujuk pada tips ringan berikut ini. Maklum saja lantaran, tidak semua penjual mobkas memperbolehkan dagangannya diuji coba di jalan. Alhasil, calon pembeli harus mencermati langkah-langkah berikut ini.

Langkah pertama, nyalakan mesin dan periksa dipstick oli matik serta amati olinya. Bila terlihat warna coklat kehitaman ditambah bau gosong yang menyengat menjadi indikasi mobkas itu kurangnya perawatan. Ada baiknya, hindari membeli kendaraan itu lantaran biaya oprak-oprek transmisi otomatis terbilang mahal.

Berikutnya, Anda bisa menarik rem tangan dan injak rem kemudian geser tuas transmisi dari P ke R, N ke D dan rasakan tenaga yang ada tanpa menginjak pedal gas. Nah, ika ada entakan berlebihan, kemungkinan masalah terjadi pada sil di dalam transmisi atau mounting transmisi. Berikutnya, untuk mobil berpenggerak roda belakang, jika mengalami hal yang sama, kemungkinan masalah terdapat pada sambungan gardan (cross joint) atau di dalam transmisinya.

Tips Sebelum anda Memilih Model Transmisi



JAKARTA - Sebelum Anda memilih mobkas bertransmisi manual atau otomatis, silakan perhatikan panduan ringan berikut ini. Biasanya transmisi ma­nual (M/T) lebih awet diban­dingkan versi otomatis (A/T) lantaran dalam perawatannya tidak memerlukan pelumas.

Sayangnya, banyak pengemudi yang menggantung setengah kopling terutama saat melewati rute menanjak sehingga membuat pelat kopling cepat aus. Padahal bila Anda harus membeli satu set kopling transmisi manual terbilang cukup mahal.

Sementara itu bila Anda pernah mencoba salah satu mobkas bertransmisi otomatis, seperti Toyota Vios atau Rush, pasti terasa kurang responsif ketimbang yang bertransmisi manual. Nah, ketika membeli mobkas matik, ada baiknya konsumen menguras oli transmisi agar lebih optimal dan ‘sehat’.

Panduan Ringan Transmisi Otomatis, Cek Oli Tiap 40 Ribu Km


JAKARTA - PT. Kia Mobil Indonesia juga memberikan tips untuk pengendara mobil bertransmisi otomatis yang pulang dari mudik. Jika dibandingkan mobil manual, sebaiknya melakukan pengecekan oli transmisi di tiap 40 ribu km. “Sebaiknya oli harus dikuras daripada diganti,” beber M. Akiyat, kepala bengkel PT. Kia Mobil Indonesia yang berkantor di kawasan Jl. Ngagel 81 Surabaya.

Jika hanya diganti, oli yang keluar hanya dari tandon, tidak secara keseluruhan. Berbeda jika oli dikuras, Masih menurut Akiyat, oli akan keluar semua tanpa ada sisa di dalam sistem transmisinya. “Jika dikuras semua, oli dari tandon hingga sistem transmisi bakal keluar semua, akan lebih baik jika menunggu mesin agak dingin, itu lebih bagus,” urai pria ramah ini.

Untuk pergantian oli transmisi, Akiyat menyarankan supaya tidak sering ganti-ganti merek oli supaya kandungan oli tetap terjaga satu merek. “Untuk ongkos pergantian oli transmisi otomatis, akan dikenakan biaya sekitar Rp 700 ribuan sudah termasuk jasa dan oli sekitar 3-9 liter,” tambahnya.

Selain itu, ada baiknya jika melakukan juga perawatan berkala. Berbeda dengan kebanyakan mobil yang ada, Kia mempunyai harga yang berbeda-beda. “Untuk perawatan berkala, di tempat kami selalu melihat jarak tempuh terlebih dahulu. Semakin besar jaraknya, maka biaya akan semakin mahal, misal 5 ribu km akan dikenakan biaya kisaran Rp 230 ribu sampai Rp 500 ribu,” jelas Akiyat.

Silakan berkunjung ke PT. Kia Mobil Indonesia, Jalan Ngagel 81 Surabaya. Telepon 031-5035330

Aman Di Jalan Pakai Transmisi Matik, Berikut Ini Triknya!


Mengemudikan mobil bertransmisi otomatis memang lebih mudah dibanding mobil manual. Agar pengalaman ini semakin sempurna, ada beberapa trik yang bisa diterapkan dalam pengoperasian matik agar berkendara jadi lebih aman

Banyak pengemudi pemula yang justru merasa kesulitan untuk mengoperasikan mobil bertransmisi otomatis. Menurut mereka, lebih mudah mengemudikan mobil bertransmisi manual ketimbang otomatis.

Sebagian mengaku tidak mengerti pengoperasian maupun simbol-simbol yang ada. Ada pula yang beranggapan dengan perpindahan gigi dilakukan secara manual, semua mekanisme tetap dalam kontrol pengemudi. Hal-hal itulah yang menyebabkan mobil bertransmisi otomatis dianggap membuat canggung.

Pendapat ini ada benarnya. Tapi sesungguhnya transmisi otomatis diciptakan untuk mengeliminasi beberapa kegiatan pengemudi di saat mengemudikan mobil. Yakni pengemudi tak perlu lagi menekan pedal kopling dan memindahkan tuas transmisi. Sehingga pengemudi semakin nyaman dan tidak lekas lelah, terlebih ketika menghadapi kemacetan.

Adaptasi memang menjadi kunci bagi pengemudi pemula. Penguasaan pengoperasian transmisi otomatis itu sendiri memang penting. Tapi ada beberapa trik pengoperasian transmisi otomatis yang bisa diterapkan agar lebih aman di jalan. Tentu hal ini dilakukan sambil menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi dan situasi di jalan.

Menyalip

Ketika menyalip, Anda membutuhkan kecepatan yang lebih tinggi daripada mobil di depan. Pada mobil bertransmisi otomatis, cara untuk memacu kendaraan lebih cepat bisa dilakukan dengan menginjak penuh pedal gas (kickdown) sehingga transmisi akan berpindah ke gigi lebih rendah. Dalam kondisi ini Anda akan merasa terdorong akibat mobil berakselerasi.

Setelah posisi Anda melewati mobil yang disalip, di saat itulah Anda mulai mengendurkan tekanan pedal gas. Yang terjadi berikutnya adalah secara otomatis transmisi akan memindahkan gigi ke tingkat lebih tinggi. Hal ini ditandai dengan munculnya dorongan kecil.

Pada kecepatan yang tidak tinggi, walau Anda telah melakukan kickdown, terkadang transmisi tidak berpindah ke gigi lebih rendah. Nah, pada kondisi ini Anda dapat mengoperasikan tuas transmisi secara manual untuk mendapatkan akselerasi yang dibutuhkan saat menyalip.

Misalnya dengan memindahkan tuas dari posisi ‘D’ ke posisi ‘3’ atau ‘2’, atau dengan mematikan ¬overdrive (ditandai dengan menyalanya indikator “O/D OFF”). Anda pun tidak perlu menekan penuh pedal gas. Besarnya tekanan pada pedal gas, disesuaikan dengan seberapa cepat akselerasi yang Anda inginkan.

Jalan menanjak

Sama halnya seperti ingin menyalip, mendaki jalan menanjak dapat dilakukan dengan kickdown maupun memindahkan tuas transmisi secara manual. Soalnya Anda membutuhkan tenaga lebih besar agar mobil dapat menanjak.

Namun ketika cara kickdown tidak memindahkan gigi, maka cara manual tadi lebih efektif digunakan. Sambil mengatur putaran mesin tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 3.000 rpm agar torsi mesin yang dibutuhkan tetap terjaga. Anda dapat memindahkan tuas transmisi secara bertahap dari ‘D’ ke ‘3’, ‘2’, hingga ‘1’ atau L untuk tanjakan yang terjal. Jangan lupa untuk memantau posisi gigi pada panel instrumen.

Memanfaatkan momentum dari kendaraan yakni menggunakan kecepatan untuk menanjak juga bisa dilakukan. Jadi Anda dapat menambah kecepatan mobil sebelum memasuki mulut tanjakan. Namun cara ini membutuhkan kewaspadaan tinggi, karena dengan kecepatan lebih tinggi risiko juga meningkat. Cara ini bisa dilakukan pada kondisi jalan yang lengang sambil memantau kondisi permukaan jalan.

Jalan menurun

Selain menggunakan rem, pengendara membutuhkan engine brake untuk membantu mengurangi atau menjaga kecepatan di jalan menurun. Sehingga beban untuk deselerasi tidak semuanya ditanggung oleh rem.

Beberapa mobil bertransmisi otomatis telah dilengkapi fitur yang dapat memindah gigi lebih rendah secara otomatis ketika bodi menukik di jalan menurun atau saat deselerasi.

Semisal fitur Grade Logic Control pada transmisi otomatis Honda. Fitur ini memudahkan pengemudi untuk mendapatkan efek engine brake tanpa perlu memindah tuas transmisi.

Sementara pada transmisi otomatis konvensional, Anda dapat memindah tuas secara manual ke posisi gigi yang lebih rendah. Namun perhatikan tingkat putaran mesin. Penurunan gigi ini bisa dilakukan sekitar 3.000 rpm dan dengan cara bertahap. Jika putaran mesin masih terlalu tinggi, Anda dapat menekan pedal rem lebih dulu.

Menikung

Agar aman, deselerasi selalu dilakukan sebelum mobil mencapai mulut tikungan. Bisa menggunakan rem maupun memindah gigi lebih rendah. Sama seperti di jalan menurun, perpindahan gigi ini dilakukan dengan mencermati putaran mesin serta dilakukan secara bertahap.

Waspada gangguan

Mobil bertransmisi otomatis memang lebih nyaman untuk dikendarai. Tapi tetap ada potensi membahayakan yang bisa muncul. Soalnya ada transmisi otomatis yang telah dilengkapi fitur safety dan ada pula yang tidak.

Beberapa transmisi otomatis yang tidak memiliki fitur safety, posisi tuas transmisinya bisa dipindahkan tanpa perlu menginjak pedal rem lebih dulu. Malah ada pula yang tidak perlu menyalakan mesin. Cukup dengan memutar kunci ke posisi ignition, posisi tuas pun bisa dipindahkan.

Andaikan mobil diparkir di jalan menurun tanpa menggunakan rem parkir. Ketika anak Anda ingin mendengarkan radio di mobil dan ia bisa memutar kunci pada posisi ignition. Dan tanpa sengaja tuas transmisi terdorong ke posisi ‘N’, maka mobil pun dapat menggelinding bebas.

Hal sama juga bisa terjadi ketika sedang berhenti sambil menunggu traffic light. Ketika Anda tidak menggunakan rem parkir atau menginjak pedal rem, bisa terjadi tanpa sengaja anak Anda memindahkan tuas dari ‘N’ ke ‘D’ atau ‘R’.

Nah, kewaspadaan selalu dijaga baik sedang parkir maupun di jalan. Seperti tidak meninggalkan kunci di mobil walau ada penumpang di dalam. Selalu menggunakan rem parkir ketika parkir. Serta menjaga mobil tetap berhenti ketika sedang menunggu traffic light.

Selain itu, Anda juga bisa memastikan apakah transmisi otomatis mobil Anda sudah dilengkapi pengaman yakni Brake Transmission Shift Interlock Device (BTSI) atau belum. Coba beberapa langkah berikut ini.

1. Parkirlah mobil di jalan datar.
2. Gunakan rem parkir.
3. Pastikan tidak ada orang atau obyek di depan maupun belakang mobil Anda.
4. Coba pindahkan tuas transmisi tanpa menginjak pedal rem. Lakukan langkah ini pada posisi kunci di off dan ignition. Jika tuas bisa dipindahkan pada kunci di off, maka tidak ada pengaman. Jika tuas bisa dipindahkan ketika kunci di ignition, maka pengaman transmisi mobil Anda tidak berfungsi pada posisi kunci itu. Artinya, Anda akan tahu kalau mobil bisa menggelinding bila tuas berpindah ke ‘N’.
5. Hidupkan mesin mobil dan coba pindahkan tuas transmisi tanpa menginjak pedal rem. Lakukan cara ini dengan hati-hati. Jika tuas bisa dipindahkan, maka transmisi tidak dilengkapi pengaman.

Melaju tanpa digas

Mayoritas mobil bertransmisi otomatis dapat melaju walau Anda tidak menekan pedal gas. Namun berapa kecepatan yang dihasilkan bisa berbeda tiap mobil. Hal ini juga perlu diwaspadai pengemudi karena memiliki potensi membahayakan.

Kami pun mencari tahu seberapa impak yang dihasilkan pada kondisi jalan datar. Kami pun mencari tahu seberapa besar impak yang dihasilkan pada lintasan lurus dan jalan yang datar. Untuk mengetahuinya, kami menjalankan Toyota Vios A/T tanpa menekan pedal gas sambil menerapkan 2 kondisi yakni AC aktif dan tidak. Untuk mengukur kecepatan maksimum yang dicapai kami menggunakan perangkat GPS.

Kecepatan maksimum yang dihasilkan dengan mengaktifkan AC adalah 8 km/jam (v). Sementara kecepatan maksimum tanpa AC aktif adalah 6,5 km/jam. Dengan dua kecepatan itu dan bobot kendaraan (m) 1.055 kg, berapa besar beban atau momentum yang diterima obyek ketika terjadi tumbukan?

Perhitungan momentum ketika tumbukan yang diterima obyek pada kecepatan 8 km/jam (2,2222 meter/detik) adalah:

M (momentum) = m (massa) x v (kecepatan/velocity)
= 1.055 kg x 2,2222 m/s
= 2.344,4 kg.m/s

Semakin besar massa kendaraan membuat momentumnya juga semakin besar. Sebagai perbandingan, sebuah truk yang berbobot lebih berat mempunyai momentum lebih besar dibanding sedan yang bergerak dengan kecepatan yang sama.

Secara teoretis, pergerakan sedan dengan kecepatan itu relatif dapat mencederai orang dewasa. Cedera bisa lebih parah jika obyek itu adalah anak kecil. Sementara pada kecepatan 6,5 km/jam, momentum yang diterima objek memang lebih kecil yakni 1.904,2 kg.m/s. Tapi potensi cedera tetap ada karena obyek bisa terempas ke kap mesin atau terpental.

Selain di saat tumbukan, cedera juga disebabkan sesaat setelah tumbukan terjadi. Jika respons pengendara tidak cepat untuk menginjak rem, obyek yang ditabrak pun bisa terseret di kolong mobil akibat mentransfer momentum tadi.

Jadi, walau hanya ingin berkendara santai dengan kecepatan rendah di lingkungan perumahan, waspada saat mengemudi tetap prioritas pertama.

Mau Transmisi Matik Awet? Perhatikan Olinya!

OTOMOTIFNET - Cairan ini punya peran sangat penting di dalam girboks nirpedal kopling. Jenisnya beragam sesuai spesifikasi transmisinya, awas jangan sampai salah isi

Automatic Transmission Fluid (ATF) atau oli transmisi otomatis dirancang khusus untuk keperluan sistem pengoperasian transmisi tersebut. ATF modern dibangun dari berbagai bahan kimia yang dibutuhkan sesuai syarat spesifikasi transmisi.

Umumnya oli transmisi berisi kombinasi antikarat, aditif antibusa, aditif anti-aus, antioksidan, deterjen, pelembab gasket, pengental di tempertur tinggi, dan sebagainya. Formulasi kimia ini menghasilkan berbagai tipe ATF.

Masing-masing pabrikan memiliki spesifikasi ATF tersendiri. ATF Dexron I sampai IV dirancang untuk mobil transmisi otomatis produksi General Motors (GM). Kalau Mercon, Mercon V dan Mercon SP buat kendaraan karya Ford bertransmisi otomatis. Sementara Type T (II sampai IV) milik Toyota, J-Matic punya Nissan, dan Mitsubishi Diamond ATF SPII serta SPIII.

Pabrikan memasarkan ATF mereka sebagai ‘genuine ATF’ atau Original Equipment Manufacturer (OEM). Rata-rata mereka melabelnya sesuai spesifikasi rancangannya, seperti Honda Z1, Suzuki ATF Oil, atau Daihatsu Alumix ATF.

ATF aftermarket
Rumusan ATF pabrikan ini juga dijual ke pihak ketiga. Pabrik oli yang mendapat lisensi tersebut kemudian memasarkannya sebagai produk aftermarket. “Tapi mereka pasti mencantumkan oli tersebut bisa dipakai di spesifikasi transmisi apa,” jelas Arifin dari Waroeng Oli, Pasar Mobil Kemayoran, Jakarta Pusat.

Castrol misalnya, punya lini oli transmisi otomatis bernama Dexron VI (GM) dan Mercon V (Ford). Sementara Motul memiliki produk dengan spesifikasi Dexron III, atau Shell dengan Donax TF yang khusus buat mobil buatan Ford dengan spesifikasi transmisi F. “Ada juga ATF yang bisa dipakai di berbagai spesifikasi transmisi otomatis,” timpal pria yang sudah 18 tahun berdagang oli ini.

ATF yang bisa memenuhi syarat berbagai spesifikasi transmisi otomatis ini lazim disebut ATF Multi. Contohnya Elf Elfmatic yang bisa dipakai untuk transmisi otomatis Z1 (Honda), Type J (Nissan), Type TII-IV (Toyota), Diamond SP-II dan SP-II (Mitsubishi), ATF D-II atau M3 (Mazda) serta Alumix ATF (Daihatsu).

Castrol Import Multi-Vehicle juga bisa jadi contoh lain. Dari data produknya, oli matik yang satu ini kompatibel di transmisi otomatis Honda, Acura, Toyota, Lexus, Nissan, Infiniti, Mitsubishi, Hyundai dan Volvo. Selain itu oli ini juga bisa dipakai di mobil dengan spesifikasi oli transmisi ATF Dexron dan Mercon.

Harus sesuai spesifikasi

Banyaknya pilihan oli transmisi otomatis aftermarket tentu menguntungkan konsumen. Soalnya, ATF tersebut dijual dengan harga yang bervariasi. Mulai dari Rp 65 ribu per liter sampai yang menyentuh angka Rp 160 ribu per liter.

Namun yang wajib diingat adalah harga bukan hal penting. Utamanya kesesuaian jenis ATF dengan spesifikasi yang disyaratkan manufaktur mobil. “Kalau olinya salah bisa merusak transmisi. Dampaknya bisa langsung timbul atau beberapa waktu kemudian,” beber Carmen dari bengkel Autotech di bilangan Sunter, Jakarta Utara, yang banyak menangani mobil CBU.

Makanya sebelum membeli oli transmisi otomatis aftermarket, Anda mesti tahu dulu syarat yang ‘diminta’ oleh mobil. Caranya mudah, tinggal buka saja Owner’s Manual Book atau bisa bertanya ke bengkel resmi. “Bisa juga dengan cara di-scan menggunakan engine diagnostic. Data ATF untuk mobil tersebut akan ditampilkan di layar komputer,” tambah Carmen.

Baru setelah itu Anda melihat spesifikasi ATF yang ditawarkan. Umumnya data tersebut ditampilkan di label yang melekat di botol atau kaleng oli. Kalau kurang jelas silakan bertanya dengan kepala bengkel atau manajer toko untuk meminta keterangan lebih lanjut.

Daftar harga ATF
• STP : Rp 40 ribu per liter
• Prestone : Rp 40 ribu per liter
• Kendall : Rp 65 ribu per liter
• Shell ATF : Rp 65 ribu per liter
• Total : Rp 65 ribu per liter
• Elf Elfmatic : Rp 75 ribu per liter
• Mobil ATF : Rp 75 ribu per liter
• Aral Top ATF : Rp 75 ribu per liter
• FK ATF Multi : Rp 85 ribu per liter
• Motul ATF : Rp 135 ribu per liter
• Redline D4 ATF : Rp 160 ribu per liter

Sumber: Waroeng Oli, Pasar Mobil Kemayoran, Jakarta Pusat

Yuk, cek oli transmisi
• Lakukan pemeriksaan oli transmisi otomatis secara berkala untuk mendeteksi volume oli. Soalnya, bisa saja oli berkurang karena gasket sobek atau merembes via sambungan slang.

• Selain volume, periksa juga tampilan atau kondisi cairan yang menempel di tangkai pengukur oli. Kalau berwarna hitam atau coklat.

• Lakukan pengecekan pada saat k
ondisi mesin dingin dan panas.

Interval penggantian oli
Umumnya oli transmisi otomatis bisa dipakai hingga 100.000 km. Namun banyak bengkel mematok angka 50.000-60.000 km sebagai waktu untuk pergantian oli. “Ini untuk jaga-jaga saja, kan kita tidak tahu kondisi sebenarnya dari oli,” kata Carmen.

Oli transmisi otomatis harus selalu dalam kondisi prima. Soalnya, di transmisi matik, oli tidak hanya berfungsi sebagai pelumas, tapi juga menciptakan tekanan hidraulis untuk memutar dan memindahkan gigi transmisi.

Kalau kondisi oli kurang bagus, kotor atau berkurang, bisa berpotensi mengurangi tekanan hidraulis ini. Kotoran akan menyumbat saringan yang menyebabkan sirkulasi oli tidak lancar. Girboks jadi slip, mesin meraung tapi mobil tak bisa berlari kencang.

Yuk, Rawat Transmisi Matik Mobil, Jangan Lupa Cek Olinya


Jakarta
- Pada mobil bertransmisi otomatis, anggapan bahwa oli transmisi matik bebas perawatan, tidak sepenuhnya tepat. Untuk memperpanjang usia transmisi, maka perawatan perlu dilakukan.

Yang perlu diperhatikan adalah oli transmisi matik atau biasa disebut automatic transmission fluid (ATF) berbeda dengan oli transmisi manual. Pada transmisi otomatis, selain melumasi, ATF juga berfungsi sebagai pengantar dalam mekanisme perpindahan gigi otomatis.

”Kerja oli transmisi matik sebenarnya tidak terlalu berat, namun jika tidak mendapat perhatian dan perawatan, maka akan memengaruhi kinerja transmisi otomatisnya,” buka Harry Suryadikara, kepala bengkel resmi Honda Kebon Jeruk.

Utamanya, jika oli transmisi matik terlalu encer atau kotor, maka pelumasan tidak akan maksimal. Yang berefek pada suhu oli yang mudah panas. Selain itu komponen di dalamnya akan mudah aus. Sehingga kerja transmisi otomatis yang seharusnya meneruskan tenaga, menjadi terganggu. Parahnya mobil jadi tidak bisa berjalan, atau mogok.

“Perawatan yang dapat dilakukan bagi pemilik mobil bertransmisi otomatis, selain memeriksa kondisi oli, juga mengganti dan menguras olinya,” lanjut pria ramah ini.

Mengganti oli transmisi matik berarti hanya membuka baut di karter gearbox. Dan oli yang diganti, hanya oli yang berada pada penampungan oli bagian bawah gearbox. Umumnya sekitar 2-4 liter, tergantung jenis mobilnya.

Penggantian oli transmisi rutin dilakukan setiap 20.000 km, atau sesuai petunjuk buku pemilik kendaraan, atau bila kondisi oli dirasa sudah tidak maksimal.

Yuk Rawat Transmisi Matik Mobil, Hati-Hati Sama Aditif Oli Transmisinya!


Jakarta -
Penggunaan zat aditif dipercaya mampu menaikkan performa pelumas, namun apakah pelumas transmisi otomatis juga memerlukan tambahan zat aditif?

”Pelumas transmisi otomatis saat ini performanya sudah cukup baik, selain kualitas pelumasnya, juga kinerjanya yang tidak terlalu berat dan tidak mudah kotor,” ungkap Dalvin, punggawa CK Motorsport, Kedoya, Jakarta Barat.

Sebenarnya di dalam kandungan oli transmisi otomatis sudah terdapat zat aditif, sehingga jika kita menambahkan zat aditif tambahan, justru tidak menambah fungsi apapun. Ada baiknya, lakukan pengecekan kondisi oli transmisi secara berkala.

Kuras Oli Matik Gunakan ATF Charger

Untuk menguras oli transmisi otomatis, membutuhkan alat khusus yang bernama ATF Changer. Alat ini bekerja dengan menyedot oli usang pada ruang transmisi yang kemudian ditampung dalam bak penampungan. Secara bersamaan oli baru juga disuntikkan ke ruang transmisi untuk menggantikan oli usang tersebut.

Prosesnya menggunakan udara bertekanan tinggi, sehingga mampu menguras oli dalam jumlah banyak sekaligus. Sebagai perbandingan, jika hanya ganti oli transmisi tanpa dikuras, maka akan menghabiskan sekitar 3-5 liter, sedangkan jika menguras oli transmisi otomatis, maka akan menghabiskan sekitar 6-8 liter, tergantung jenis mobilnya.

Untuk pengerjaan ini, konsumen dikenakan biaya sekitar Rp 150-175 ribu.

Problem Transmisi Matik Tak Usah Khawatir Asal...


JAKARTA - Mengincar besutan ‘dream car back to 90s’ alias BT90’s sedang dilakoni banyak orang. Selain harga terjangkau, mobil bekas dengan tahun produksi antara 1990-1999, masih banyak yang enak dipakai.

Apalagi kalau sengaja memelihara yang sudah bertransmisi matik. Dijamin bisa mengurangi pegal pada betis kiri saat harus menghadapi macet di jalan.

Hanya saja, perlu perhatian lebih agar besutan matik tak membuat ‘pegal kantong’ karena masalah girboks yang bisa pindah gigi secara otomatis ini.

Usia Oli Matik
Namanya juga mobil berusia pakai 15 tahun, dipastikan memiliki depresiasi cukup tinggi pula. Sebut saja Toyota All New Corolla 1.8L, Mercedes-Benz C, E, G-Class, Jeep Cherokee atau BMW 320i E36 yang memiliki varian transmisi matik.

Salah mendeteksi transmisi, bisa berakhir fatal alias harus ‘belah’ girboks untuk prosedur overhaul. Kata yang tak pernah enak didengar karena bakal menyedot dana besar.

Agar tak kecewa, selain mengajak mekanik piawai, ada baiknya mendeteksi sendiri problem potensial yang bisa muncul.Paling mudah dengan melakukan pengecekan pada tekanan oli transmisi saat memasukkan gigi dari ‘P’ atau ‘N’ ke ‘D’ saat mesin hidup.

Saat tuas masuk ke ‘D’, rasakan apakah perpindahan ini membuat bodi mobil goyang. Ini sebagai pertanda tekanan matik masih baik karena tekanan tadi mampu menggerakan sesaat roda penggerak.

Sebaliknya, bila mobil tak bergeming berarti tekanan sudah menurun atau hilang sama sekali. “Biasanya ada masalah pada valve body atau torque converter,” jelas Holil dari Wani Matic di bilangan Ciledug, Banten.

Namun bisa juga akibat dari viskositas oli transmisi yang sudah kurang bagus. Silakan berdiskusi dengan pemilik mobil untuk service record.

Untuk itu bisa dibarengi dengan memeriksa langsung kekentalan dan warna oli matik dari deepstick. Kalau oli sudah menghitam disertai rona butek dan sedikit bau gosong, sebaiknya was-was.

Oli matik memiliki aroma khas, makanya kalau sudah ada bau gosong sangat mungkin pelat kopling dan pelat gesek sempat hangus karena viskositas yang jelek atau volume oli sempat dibiarkan minim (di bawah level ideal).

Ada gejala lain saat membesut mobil matik lawas yaitu perpindahan gigi yang telat atau lamban. Bahkan untuk beberapa kasus, tidak mau pindah gigi sama sekali.

Kalau sudah begini, bisa dipastikan internal parts ada yang terganggu. Bisa jadi filter sudah mampat, pelat kopling habis (tipis) atau solenoid afkir.

Oli matik berakibat kampas kopling gosong
Bagi pemilik mobil BT90’s dengan kondisi matik seperti ini sudah harus bersiap dengan dana overhaul yang berkisar antara Rp 2-5 juta, tergantung jenis matik dan kerusakaannya.

Hal ini lazim terjadi karena pemilik mobil tidak disiplin melakukan pengecekan atau malas mengganti oli transmisi. Akibat kelalaian tadi, matik kehabisan oli dalam waktu cukup lama jadi tidak terdeteksi.

“Paling mudah dengan memantau bagian karter alias bak penampung oli, apakah dalam kondisi ‘basah’ atau ‘kering’,” jelas Rian, pemilik Toyota All New Corolla 1.8L. Paking karter pecah atau sil melejit menjadi penyebab kebocoran.

Transmisi matik memang memudahkan pemilik mobil saat berkendara, tetapi menuntut disiplin tinggi untuk melakukan pengecekan dan perawatan secara berkala bahkan setiap hari.

Penggantian oli secara rutin setiap 20.000 km atau kuras total setiap 40.000 km sudah menjadi menu wajib agar 'dalaman' tak cepat jebol.


Komponen matik dan jasa perbaikan cukup menguras kantung bila sampai harus 'belah' transmisi
Pemilihan oli ATF berkualitas baik juga jadi tuntutan agar viskositas selalu stabil meski pada suhu tinggi sekalipun. Harap diingat, pada kondisi beban atau load ekstrem, oli matik (ATF) bisa mencapai suhu di atas 150°C.

Semakin sering oli ATF mencapai suhu tinggi, semakin pendek pula masa pakainya. Bisa dibayangkan bila mobil dipakai stop and go setiap hari tapi tak pernah ganti oli.

Sekadar ilustrasi, beban kerja transmisi matik yang konstan dengan kisaran suhu 93-107°C, oli ATF hanya laik pakai untuk 24-48 ribu kilometer.

Padahal kondisi ekstrem mencapai 150°C yang terus menerus setiap hari, oli ATF rusak setelah dipakai jalan 900 km.

Bisa dibayangkan bila pelumas ATF dibiarkan mendidih terus menerus setiap harinya hingga suhu 160°C. Tak sampai 800 kilometer, oli ATF sudah tak layak pakai.

Ayoo cek dulu.

Transmisi Matik Susah Mundur, Harus Ekstra Teliti!

JAKARTA - Emilia, sebut saja begitu, pemilik Nissan Livina X-Gear 2008, sempat menelpon redaksi dan mengeluhkan seputar transmisi mobil kesayangannya ini. “Kenapa tiba-tiba enggak bisa mundur, ya? Padahal posisi tuas perseneling sudah di ‘R’,” keluh pemilik Livina X-Gear bertransmisi matik ini.

Sedikit endapan kotoran menyumpal langsung membuat matik 'hang'(kiri). Lakukan pengecekan volume oli matik secara berkala karena kurang oli bisa jadi penyebab mobil ogah mundur(kanan).
Saat dikonfirmasi ke bengkel resmi Nissan, transmisi perlu dibongkar terlebih dulu untuk memastikan masalahnya. “Menurut pihak bengkel, estimasi biaya bisa menghabiskan sekitar Rp 14 juta,” ungkap karyawati ini.

Menurut pihak bengkel resmi Nissan, problem gigi mundur tidak bisa bekerja normal, bisa disebabkan banyak faktor. Semisal saja, bagian control valve yang mengatur dan membagi tekanan oli transmisi, ketebalan pelat gesek/kopling, jumlah oli matik di bak penampung dan masih banyak lagi.

Hal senada terungkap dari Novi Feryanto, kepala bengkel Tunas Toyota Cawang, Jaktim. Kabel solenoid putus atau hilang setrum juga bisa jadi penyebab mobil ogah mundur. “Apalagi matik zaman sekarang banyak mengusung perangkat elektronik,” ujar Novi.

Mau tak mau pemeriksaan intensif termasuk pada komponen solenoidnya sudah jadi keharusan. Paling tidak untuk memastikan tak ada endapan kotoran yang mengganjal.

“Bila setelah valve body dan valve control dibersihkan masih terdapat gejala slip, terpaksa overhaul total untuk memeriksa pelat kopling,” jelas Rio, Service Advisor Nissan TB Simatupang, Jaksel yang menangani keluhan Emil.

Pemicu terjadinya kerusakan pada gigi mundur ini, bisa jadi karena mobil jarang dipakai. Ada kecocokan bila melihat odometer Livina milik Emil yang total jarak tempuhnya hanya 50 ribuan km.

Lakukan penggantian oli matik lebih awal dari yang seharusnya
Begitu tertutup kotoran sedikit saja, transmisi matik yang sangat mengandalkan tekanan fluida langsung ‘hang’ karena lubang-lubang pada valve body (valve control) sangat kecil.

Kalau mobil jarang dipakai, mengganti oli matik seharusnya lebih cepat dari yang direkomendasi buku servis untuk menghindari oksidasi dan menurunnya kualitas pelumas secara drastis. Kemungkinan lain yang sering luput seperti volume pelumas matik yang di bawah takaran, juga bisa menjadi penyebab. “Untuk bisa mundur, diperlukan kuantitas oli lebih banyak ketimbang untuk maju,” tutup Novi lagi.

Ketika Perpindahan Transmisi Matik Menyentak, Beda Sistem Lain Problem


Sistem konvensional, masih mengandalkan kabel kick down accelerator
JAKARTA - Transmisi otomatik, tentu diciptakan agar pengendaraan menjadi lebih nyaman, baik untuk pengemudi maupun penumpangnya. Bagaimana tidak, semua percepatan akan berpindah secara otomatis, sesuai dengan kondisi jalan dan putaran mesin. Tetapi, kenyamanan ini akan menjadi kondisi tidak menyenangkan. Misalnya perpindahannya tak berlangsung halus, ada sentakan yang seolah-olah tunggangan melaju seperti menunggangi kuda. Kenapa ya?

UTAMAKAN OLI
Belakangan, perjalanan Nita, seorang karyawati swasta sedikit terganggu. Suzuki Baleno matik keluaran 2000 kerap membuatnya tak nyaman. "Ketika sedang melaju, lantas pas perpindahan ‘gigi' kaya tersentak," ungkapnya.

Seperti terlambat, seharusnya sudah berpindah, tetapi masih pada posisi sebelumnya. Hal ini akan terasa bagi pengemudi yang terbiasa menggunakan mobilnya, alhasil secara refleks pedal gas sedikit diinjak karena ingin laju tunggangan lebih cepat, namun ternyata perpindahan pun berlangsung dengan kondisi tersentak.

"Saat melaju santai juga begitu," lanjutnya. Kenapa hal ini bisa terjadi? Menurut Edi dari Java Matic, di kawasan Daan Mogot, Jakbar, kejadian ini bisa saja terjadi. "Baik matik dengan sistem elektronik maupun konvensional," ungkapnya.

Oli matik, penggantian dan pengurasan harus sesuai jadwal
Pada sistem konvensional, gejala ini bisa timbul ketika pelat kopling di dalam transmisi tidak bisa bergesekan dengan sempurna. "Seperti telat menerima gesekan setelah putaran dari mesin," tuturnya. Hal ini terjadi dari berbagai macam sebab, salah satunya oli yang kekentalannya tidak sesuai. "Sehingga tekanannya tidak cukup untuk memutara sistem yang ada di transmisi," ujarnya. Hal lainnya dari kampas koplingnya yang sudah aus.

Penyebab lainnya dari setelan kabel pemindah, yaitu kick down accelerator yang kurang pas. Pada sistem lama, masih mengandalkan kabel ini yang terhubung dengan pedal gas.

Sementara pada sistem elektronik, tentu lebih banyak kaitannya dengan keseluruhan sistem. "Bisa dari ECU, atau dari solenoid pada transmisi itu," ungkapnya. Tentu penelusurannya jadi lebih kompleks.

Namun ada kesamaan di antara keduanya, yaitu jangan sampai lalai mengganti oli transmisi, karena semua perpindahan ini tergantung pada fluida tersebut. Oli baik, transmisi pun akan awet.

Cara Cerdik Atasi Tuas Matik Ngelos

JAKARTA - Siapa sangka, siang itu Pilot bakal kerepotan. Salah satu staf redaksi yang sempat menggawangi majalah Moto Bike ini sempat bingung setelah mengisi bensin. "Tiba-tiba mobil tidak mau jalan," cetusnya seraya menyebut mesin hidup namun mobil tidak merespon saat tuas matik dipindah. "Tapi tuasnya enteng, kayak ngelos," gumamnya.

Sempat mengira masalah pada jeroan transmisi. Namun gejala tuas ngelos jadi pertimbangan lain. Nah, kalau Anda mengalami kejadian serupa, bisa ikuti langkahnya. Coba cari ujung kabelnya di girboks dan coba gerakkan tuasnya. "Kebetulan pas posisi P, jadi mobil tidak bisa didorong. Coba geser sedikit tuas selektor di girboks, eh mobil mau didorong," lanjutnya.

Setelah dipinggirkan untuk bisa menganalisa lebih lanjut, mobil pun dibongkar. Ternyata benar, kabel selektor penghubung tuas matik dengan girboks copot. "Biasanya bahannya plastik," seru Muhammad Holil, pemilik bengkel Wani Matic di Pinang Griya Permai, Ciledug.

Beberapa mobil yang pakai bahan plastik di ujung kabelnya ternyata punya risiko yang sama. Umumnya mobil keluaran Toyota. "Kalau dulu, bahannya besi. Namun risikonya macet. Nah, ada yang pakai plastik. Namun biasanya tidak kuat, jadi longgar dan gampang copot," ulas Holil, sapaan akrabnya.

Paling sip sih, diganti. Namun harganya lumayan, bisa di atas Rp 1 juta. "Diikat saja ujungnya supaya kabel tidak lepas lagi," lanjutnya.

Kali ini dicontohkan pada Toyota Soluna. Mobil lain, kebanyakan penggerak roda depan punya konstruksi mirip. Copot empat baut pada konsol tengah (Gbr.1). Kemudian angkat konsol itu sampai terlihat jeroan di bagian bawah tuas matik (Gbr.2).

Nah, sekarang perhatikan tuas matik. Di bawahnya ada semacam nok tempat ujung plastik kabel selector. Karena lubang nok pada ujung plastik kian membesar, kabel copot deh (Gbr.3).

Nah, sebelum menggantinya dengan yang baru, bisa akali dengan mengikat nok setelah ujung kabel terpasang. "Bisa pakai kawat atau cable ties (Gbr.4)," saran Holil. Ditanggung, tuas matik bisa berfungsi seperti biasa.

Bobot Kendaraan, Awasi Faktor Penyebab Over Load


JAKARTA - Ibarat orang, semuanya pasti memiliki kemampuan maksimal. Baik itu dalam berpikir maupun bekerja. Jika dipaksa melampaui batas, pasti akan ada konsekuensinya. Bisa menimbulkan sakit atau cedera. Bahkan sampai menghilangkan nyawa. Hiii…

Demikian pula dengan kendaraan. Juga memiliki kemampuan maksimal. Salah satunya adalah load factor atau bobot yang bisa dibawa saat berkendara. “Tujuannya tentu agar setiap penggunanya selalu berada dalam batas aman saat di jalan. Makanya harus selalu di monitor,” terang Wijaya Kusuma, trainer and president director ORD Rekacipta Dinamika di Jakarta Selatan. Sayangnya masih banyak yang menyepelekannya.

Jika dilanggar dengan alasan apapun, perhitungan keamanan tersebut akan percuma. Terlebih jika terjadi penambahan di luar kapasitas yang telah ditentukan pabrikan. Suka tidak suka konsekuensi dan resiko yang kasat mata ini harus di tanggung si pengemudi.

Sebab pengemudi dituntut untuk tahu batas kemampuan dan dinamika kesadaran ketika berkendara. Bukan memaksa. “Harus disadari ketika mobil mengangkut muatan di luar batas kemampuan, performa mobil akan berkurang,” tambah Momon S Maderoni bos Jakarta Indonesia SmartDrive Vehicle Management Consulting di Utan Kayu, Jakarta Timur.

Setiap kendaraan mempunyai batasan dalam mengangkut barang atau penumpang. Mengetahuinya bisa dengan melihat brosur atau buku pedoman pemilik kendaraan. Seperti misalnya Daihatsu Xenia yang mempunyai berat kosong 980 kg (type Mi 1.000 cc). Berat total kendaraan 1.540 kg. Ada selisih 560 kg. “Itu artinya berat beban maksimal aman yang bisa dibawa oleh mobil tersebut adalah 560 kg,” ungkap Wijaya menambahkan.

Jumlah penumpang yang diperbolehkan adalah 7 orang sesuai dengan kapasitas tempat duduknya. Bila berat rata rata penumpang adalah 70 kg maka total beban adalah 7 x 70 kg = 490 kg. Masih ada sisa sekitar 70 kg untuk membawa barang.

Semakin berat beban momentum atau daya dorong juga besar
“Sayangnya masih banyak pemilik kendaraan yang melewati batas, baik disengaja maupun tidak,” tambah Momon S Maderoni. Baik itu dalam jumlah penumpang, sampai membawa barang bawaan yang berlebihan.

Akan menimbulkan efek yang beragam. Seperti jika membawa penumpang melebihi kapasitas tempat duduk yang tersedia. Akan tidak nyaman karena berdesak-desakan. Tidak semua penumpang bisa menggunakan peranti keselamatan (seat belt) yang tersedia. “Selain itu kabin akan lebih berisik dan bisa membuat konsentrasi driver dalam mengemudi terganggu,” ujar Wijaya lagi.

Jika terjadi kecelakaan juga akan mengakibatkan cedera yang lebih parah, karena efek benturan terhadap benda atau orang yang lebih besar.

Demikian pula saat membawa barang dengan kapasitas banyak. Meski jumlah penumpang sesuai kapasitas tempat duduk, tetap perhatikan volume barang yang akan dibawa. Biasanya banyak yang menaruh barang di sela-sela kaki penumpang. Bahkan di atas kursi kosong yang tidak ada orangnya. “Enggak ketinggalan ada yang memasang rak tambahan di atap buat menaruh bagasi,” lanjut Jusri Pulubuhu selaku insruktur safety driving sekaligus pemilik Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan.

Jika terjadi pengereman mendadak bisa dipastikan barang yang ada di dalam kabin akan mental ke depan. Hal ini bisa mengakibatkan cidera pada penumpang dan pengemudi. Selain itu bisa bikin kaget driver dan menyebabkan gagalnya antisipasi. Efeknya bisa menimbulkan kecelakaan yang lebih besar.

Selain itu akibat bobot yang bertambah jarak pengereman akan semain jauh karena kemampuan rem hanya untuk menahan berat yang sudah ditentukan. Kalau pun lebih tentu tidak ekstrem. Stabilitas mengemudi juga jadi berbeda dibanding mobil dalam kondisi standar. “Akan lebih sulit mengendalikannya terutama pada saat kecepatan tinggi,” jelas Wijaya lagi.

Turnkan 15 Persen
“Jika terpaksa pengemudi terjebak dalam keadaan membawa penumpang dan beban berlebih, langkah awal yang harus dilakukan adalah kontrol kecepatan,” terang Jusri Pulubuhu.

Kecepatan maksimum yang diperbolehkan di jalan bebas hambatan dengan dua jalur adalah 80 km/jam. Sedangkan yang memiliki 3 jalur adalah 100 km/jam. “Tentunya dengan beban yang maksimal maka kecepatan harus diturunkan sebanyak 15 % karena dengan bobot maksimal daya pengereman menjadi lebih panjang,” ungkap Wijaya Kusuma.

Sebab semakin berat muatan akselerasi dan daya cengkram rem akan semakin berkurang. Momentum atau daya dorong mobil semakin kuat. Juga akan terjadi perpindahan bobot kendaraan, atau perubahan center of gravity yang awalnya merata, jadi pindah ke belakang.

Dampaknya tekanan dan beban kendaraan di depan menjadi lemah sehingga daya cengkeram roda depan ke jalan ikut berkurang pula. Sehingga kendaraan menjadi lebih sulit dikendalikan dan lebih liar. “Sedikit saja perubahan arah kemudi akan mengakibatkan kendaran menjadi limbung,” jelas Wijaya.

Begitu pula jika barang ditempatkan di roofrack (rak bagasi atas kendaraan). Maka akan terjadi perpindahan bobot ke atas dan tentunya kendaraan juga akan mudah limbung utamanya saat berbelok. Akan terjadi gaya sentripental yang mendorong kendaraan ke luar dari lintasan/jalan. “Hal ini terjadi karena distribusi beban yang tidak merata.”

PAstikan Tidak Bergerak
Jika ingin membawa barang di dalam kabin. Selayaknya pemilik mobil membatasi ruang barang dengan kargo net. Atau mengikat barang yang dibawa ke salah satu bagian mobil agar tidak bergerak. “Koper atau ban serep akan meluncur deras ke kepala saat mengerem atau terjadi hal yang tidak diduga tentu bukan harapan yang indah,” kata Jusri.

Penambahan momentum dari benda yang terdorong saat pengereman bisa mengakibatkan kondisi mobil lebih tidak stabil. Perhatikan juga minuman kaleng, botol air mineral, kacamata. Yang dapat menghambat pengreman jika terjatuh ke kolong kokpit pengemudi.