Kotoran di dalam mesin bisa terjadi karena saat proses pembakaran, timbul oksidasi dan menjadi kerak bahkan korosi pada logam. “Oli yang digunakan harus berkualitas dan sesuai dengan karakter mesin,” Wilianto, Service Advisor Top Motor, sentra otomotif Mega Glodok, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (21/3).
Menurut Wilianto, salah memilih oli bisa menyebabkan mesin mengalami overheat, macet. Bahkan silinder, piston, klep, laher akan rusak. Begitu pun dengan pompa oli, dan terjadi kebocoran saluran oli.
Lantas apa saja yang wajib dipertimbangkan sebelum mengganti oli?
1. Pahami perbedaan oli mineral dan sintetis
Oli sintetis dibuat dari bahan Poly Alpha Olefin (PAO)dan campuran zat aditif tertentu. Masing-masing produsen memiliki standar komposisi yang berbeda-beda. Oli sintetis memiliki karakter tahan terhadap temperatur tinggi sehingga tidak cepat menguap, tidak cepat membeku kala suhu udara dingin, sehingga cepat mengalir ke seluruh bagian mesin sesaat setelah mesin diaktifkan.
Selain itu, oli ini mampu mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin dan tahan terhadap oksidasi sehingga memilikimasa pakai lebih lama. Bahkan, zat deterjen yang ada di oli tersebut mampu membilas kerak atau kotoran yang ada di dalam mesin saat oli diganti.
“Sehingga mobil keluaran tahun 2000 ke atas sangat disarankan menggunakan oli sintetis baik yang sintetis murni atau semi sintetis,” tutur Wili.
2. Kekentalan bukan ukuran kualitas
Selama ini kebanyakan konsumen atau pemilik mobil hanya percaya saja dan pasrah kala mereka akan mengganti oli mesin kendaraannya di suatu bengkel dan mekanik tersebut merekomendasikan oli tertentu. Pemilik mobil semakin percaya manakala mekanik mengimbuhinya dengan bumbu bahwa oli tersebut memiliki kekentalan tertentu sehingga mutunya bagus.
Padahal, kekentalan bukanlah satu-satunya faktor yang mendukung kinerja dan perawatan mesin. Zat aditif yang ada di oli yang jauh lebih penting dalam menentukan baik tidaknya untuk perawatan mesin.
Oli dengan tingkat kekentalan yang lebih encer banyak direkomendasikan karena di dalam mesin terdapat banyak celah-celah kecil yang harus dengan cepat mendapatkan pelumasan. Oli encer juga menjadikan mesin irit bahan bakar.
Namun, oli jenis ini kurang dalam hal perlindungan terhadap mesin bahkan cenderung memperpendek usia mesin.Oleh karena itu, pabrikan mencampurinya dengan zat aditif yang khusus memberikan perlindungan terhadap mesin.
Begitu pun dengan oli yang kental. Oli ini mampu melindungi bagian-bagian mesin, tetapi menjadikan mobil boros bahan bakar. Oleh karena itu, produsen mencampurnya dengan zat aditif tertentu.
Hanya sayang, hampir semua produsen tidak mencantumkan jenis dan komposisi zat aditif tersebut. “Oleh karena itu,sangat disarankan untuk menanyakan langsung ke ahli dari produsen mobil tentang oli yang cocok untuk mobil yang bersangkutan,” kata Wili.
Produsen biasanya mencantumkan tingkat kekentalan dengan kode SAE dan diikuti angka tertentu. Selain itu oli yang telah diremendokasikan oleh lembaga tertentu antara lain API (American Petroleum Institute), ACEA (Association Des Constructeurs Europeens d' Automobiles), ILSAC (Eropa), JASO (Japan Automotive Standard Organization)
3. Jangan terpaku pada waktu atau pemakaian
Satu hal yang patut diperhatikan dalam penggantian oli adalah kapan saatnya mengganti oli. Idealnya penggantian dilakukan setiap 10 ribu kilometer (km) dengan catatan mobil hanya digunakan untuk pergi pulang ke kantor.
“Namun, sebaiknya jangan terpaku pada jarak atau interval waktu. Karena itu sangat relatif,” kata Wili.
Artinya, meski belum mencapai jarak tersebut namun waktu penggunaan telah melampui tiga bulan sebakinya diganti. Pasalnya, meski oli saat ini dirancang memiliki usia pakai panjang namun saat penggantian bisa saja udara atau kotoran masuk ke ruang mesin.
Walhasil, pada kurun waktu tertentu berpotensi menyebabkan oksidasi dan menyebabkan kualitas turun. Begitu pula, meski usia oli masih beberapa minggu tetapi kalau mobil telah melakukan perjalanan lebih dari 10 ribu kilometer atau perjalanan ke luar kota dengan jarak jauh sebaiknya juga diganti,
Sebab suhu yang panas dengan karakter lintasan yang dilalui beragam, tentu kerja mesin juga berat.
“Gesekan antar komponen pun juga semakin berat. Karenanya, untuk antisipasi sebaiknya diganti walau sebagus apapun oli itu,” kata Wili.