Berganti oli dengan merek lain memang tidak memiliki potensi risiko yang tinggi. Risikonya memang sangat kecil. Namun, hal itu dengan catatan bila proses penggantian tersebut dilakukan cermat dan tepat.
 “Berganti oli dengan merek lain tidak bermasalah. Meski demikian untuk  mencegah terjadinya risiko prosesnya harus benar dan spesifikasi atau  jenis oli yang digunakan sama. Misalnya 10W – 40 juga harus diganti  dengan oli dengan spesifikasi itu,” kata Ahmadi, Supervisor Shop &  Drive, Jalan Hasyim Asyhari, Cipondoh, Tangerang, Ahad (27/3).
 Potensi risiko akan muncul bila zat aditif oli lama yang tersisa di  sela mesin memiliki sifat kimiawi yang bertentangan dengan zat aditif  oli baru dari merek lain. Terlebih bila jumlahnya cukup banyak, maka  mesin akan cepat panas atau overheat, menimbulkan kerak dan lain-lain.
 Lantas apa saja yang harus diperhatikan sebelum berganti merek oli?  Bagaimana cara mengganti oli dengan mereka lain yang benar? Berikut  Ahmadi berbagi tips untuk Anda.
1.      Bersihkan mesin dengan engine flushing
 Langkah ini wajib dilakukan karena kendati semua produsen oli  menggunakan bahan dasar yang sama atau base oil yang sama namun  masing-masing memiliki zat tambahan atau zat aditif yang berbeda.  Komposisinya pun berbeda.
 Terlebih, unsur zat aditif berikut besaran komposisinya juga menjadi  misteri. Pasalnya, masing-masing produsen menganggapnya ramuan kunci  yang menjadi rahasia dapur mereka.
 Namun yang pasti, kata Ahmadi, setidaknya ada tiga unsur zat aditif  yang umumnya dicampurkan ke oli. Pertama, zat untuk membentuk lapisan  film pada komponen -komponen di mesin sehingga melindungi peranti itu  saat saling bergesekan kala mesin diaktifkan.
 Kedua, zat aditif yang berfungsi untuk menjaga suhu tetap terjaga di  titik optimum atau suhu yang ideal. Walhasil, tingkat kekentalan atau  keenceran oli tetap terjamin.
Ketiga, zat aditif  yang bersifat deterjen untuk membersihkan kotoran atau kerak di mesin.
 “Karena, selain sebagai pelicin gesekan antar komponen mesin, oli juga  mempunyai fungsi pendingin sekaligus pembersih kotoran. Fungsi tersebut  akan maksimal bila ada mediator yaitu zat aditif,” tandas Ahmadi.
 Oleh karena itu, sebelum menuangkan oli baru merek lain ke mesin  lakukan pembersihan mesin dengan menggunakan zat khusus engine flushing.  Biarkan cairan tersebut berada di dalam mesin hingga 15 menit agar  menyelusup ke bagian-bagian yang sulit terjangkau.
 “Selain membersihkan dan menetralisir sisa zat aditif oli lama, cairan  flushing itu juga berfungsi untuk menggerus kerak di dalam mesin,” kata  Ahmadi.
 
 2.      Lakukan pembersihan di saat suhu mesin panas
 Selama ini banyak orang beranggapan bahwa proses penggantian oli yang  baik dilakukan pada saat suhu mesin dingin. Ternyata anggapan seperti  itu justru salah.
 “Sebab, pada saat kondisi suhu mesin masih panas maka oli akan tetap  encer. Pada saat itulah sisa-sisa oli termasuk zat aditifnya lebih mudah  untuk dibersihkan,” terang Ahmadi.
 Pada saat seperti itu, oli juga cepat melumasi atau lebih cepat  terdistribusi ke seluruh bagian atau komponen mesin sesaat setelah mesin  diaktifkan. Walhasil, pengemudi tidak perlu menunggu lama untuk  melakukan pemanasan mesin mobil.
 Selain itu, seluruh komponen yang ada di mobil juga langsung  beradaptasi dengan oli baru. Terutama dengan zat aditif baru yang  barangkali berbeda dengan zat aditif oli sebelumnya.
 
3. Gunakan oli dengan spesifikasi yang sama
Satu hal yang patut diingat dalam melihat spesifikasi oli adalah tingkat kekentalan atau viskositas-nya. Kekentalan tersebut bisa Anda ketahui dengan melihat kemasan oli, pasalnya di bagian itulah biasanya produsen mencantumkan kode huruf dan angka yang memperlihatkan tingkat kekentalan atau keenceran oli.
Misalnya, SAE 40, SAE 50, SAE 90, dan seterusnya. SAE singkatan dari Society of Automotive Engineers atau Ikatan Ahli Teknik Otomotif. Lembaga itu menetapkan standar kekentalan oli pada suhu 100 derajat Celsius.
Biasanya produsen menetapkan tingkat kekentalan pada suhu terendah dan suhu tertinggi. Contohnya, SAE 10W-40 merupakan kekentalan yang bisa berubah-ubah sesuai suhu di sekitarnya.
Huruf W di belakang angka 10 adalah singkatan Winter atau musim dingin. Artinya oli tersebut mempunyai tingkat kekentalan yang setara dengan SAE 10 saat udara dingin atau suhu rendah, dan udara panas kekentalannya sama dengan SAE 40.
Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi suhu ekstrim sekalipun.
Bila oli sebelumnya menggunakan oli spesifikasi itu, maka oli baru dengan merek apa pun juga harus menggunakan spesifikasi yang sama. Penetapan penggunaan oli dengan spesifikasi itu dilakukan oleh produsen mobil sesuai dengan karakter mesin.