Laman

Selasa, 20 September 2011

Transfercase loncat pada Taft? Ini Solusinya!


JIP - Coba bayangkan skenario ini : Saat akan menaklukkan tanjakan curam, kita pun memposisikan tuas transfercase ke 4L. Namun di tengah-tengah tanjakan, tiba-tiba tuas itu lompat kembali ke posisi netral (N). Bisa dibayangkan petaka yang menghadang, kendaraan sekonyong-konyong menggelinding tanpa bisa dikendalikan!

(Tc 1)
Loncatnya posisi tuas transfercase ini merupakan kejadian yang amat fatal. Terutama pada posisi tuas di 4L, karena akan pindah ke netral. Bila posisinya di 4H, biasanya hanya akan loncat ke posisi 2H.

(Tc 2)
Penyakit ini pun bisa menyerang semua jip 4x4 lawas, termasuk Daihatsu Taft Kebo, GT ataupun Rocky. “Menjadi momok yang merisaukan pengguna Taft,” tutur Hendro Adi Pramono dari bengkel AMS di bilangan Jakarta Timur ini.

(Tc 3)
Menurut Hendro, sebenarnya penyakit tuas lompat lebih banyak disebabkan oleh ketidakperdulian pada gejala awal kerusakan. Kerusakan tentu berawal dari ausnya beberapa komponen internal transfercase, seperti bearing bambu pada counter gear. “Jika dibiarkan, maka akan memicu serangkaian kerusakan susulan yang sifatnya lebih parah, dan membutuhkan biaya besar,” terang Hendro.

(Tc 4)
Apabila gejala sudah dideteksi secara dini, maka kerusakan bisa dihindari. “Maintenance menjadi kunci utamanya. Taft memang terkenal badak, namun bukan berarti tidak butuh perawatan,” wanti Hendro.

(Tc 5)
Bila gejala sudah muncul, maka langkah selanjutnya adalah segera memperbaiki, dan mengganti komponen yang sudah aus.

(Tc 6)
Gejala
Sebaiknya waspada apabila terlihat kebocoran pada flange transfercase, baik pada bagian menuju gardan depan ataupun belakang. Hal ini disebabkan oleh ausnya seal oli pada unit tersebut. Dengan berkurangnya oli pada transfercase, maka pelumasan pun terganggu, yang kemudian berimbas pada bearing.

(Tc 7)
Segera bertindak jika timbul bunyi mengaung, yang merupakan indikasi keausan bearing bambu. Ini lantas membuat countergear tidak berputar secara presisi pada tempatnya, yang berujung pada ausnya as pada gir tersebut. “Ini mengakibatkan hub sleve naik turun dan beradu dengan garpu transfercase. Inilah penyebab loncatnya tuas,” cerocosnya. (gbr. tc, 1, 2 & 3)

(Tc 8)
Efek Domino
Rentetan kejadian kurangnya debit oli pada transfercase ini berdampak lanjut. Bagai efek domino, kerusakan lain pun menyusul. “Kerusakan pada gigi counter gear menjadi daftar selanjutnya. Tak hanya itu, karena hub sleve berputar tidak presisi dan naik-turun, maka tidak hanya garpu transfer saja yang bakal rusak, namun juga as yang menghubungkan tuas transfer dengan garpu.
Ausnya as ini akan ikut mempengaruhi ‘warga’ penghuni transfercase yang lain. “As garpu yang sudah cacat akan membebani kerja dua macam bantalan pelor dan sejumlah per. Hal ini menyebabkan pelor menjadi tidak presisi lagi dan per pada bagian tersebut melemah,” tutup Hendro. (gbr tc4, 5, 6, 7 , 8 & 9)

(Tc 9)
Harga sparepart
Bearing bambu : Rp. 45 ribuan/pc
As garpu : Rp. 160 ribuan/pc
Garpu : Rp. 750 ribuan/pc
Per pelor : Rp. 15 ribuan x 2pcs
Pelor bulat : Rp. 10.ribuan x 2pcs
Pelor kapsul : Rp. 30 ribuan/pc

Biaya bongkar pasang tranfercase Rp 350 ribuan

Thanks to:
AMS Workshop Specialist
Jl. MT Haryono No. 48 Cawang (Samping gedung BNN)
Jakarta Timur
T: (021) 70041071 / 0818171602