Sedan 4 pintu yang terlahir dengan sunroof ini memang sudah sejak lama ingin didandani. Aksen personifikasi terwakilkan lewat permainan livery meriah bak besutan DTM dan aksesori ‘single tuner’ keluaran Brabus.
Full Brabus
Meski mobil sudah berusia sekitar 5 tahun, Cecep yang juga pengusaha SPBU Pertamina ini, tak ada niatan untuk menukar dengan varian lebih baru. “Saya sudah cinta dengan W203,” ujarnya mantap. Malah, Cecep rela mobilnya dijadikan Commander Car untuk urusan touring.
Tak heran bila sampai detik ini, embel-embel founder terus melekat pada dirinya. “Masalahnya sekarang adalah bagaimana membuat grafis commander car yang keren tetapi tidak norak,” ungkapnya.
Permainan cutting sticker menjadi pilihan pertamanya. “Kalau desain, kami rembuk bersama sampai didapat livery yang maknyus,” terang Cecep. Apalagi, C240 Elegance miliknya berkelir silver metalik. Maikel dari SIQaSIQ lantas menterjemahkan desain tadi ke dalam program computer untuk dicetak menggunakan stiker 3M.
Setelah stiker terpasang dengan apik, Cecep lantas merambah ke bagian kaki-kaki sebagai upaya personifikasi lebih advance. Cecep kadung memilih produk Brabus sebagai pemanis mobil, makanya pelek pun mengikuti dengan mengadopsi Brabus Monoblock VI berukuran 19 inci dengan lebar belang 8,5 (depan) dan 10 inci (belakang).
Setelah terpasang, tetap ada yang kurang. Kolong sepatbor Mercy W203 yang terkenal lega, menjadikan pelek 19 inci cingkrang. Makanya sistem suspensi harus menyesuaikan. Lowering kit yang juga semerek dengan pelek, menjadi wishlist-nya.
Menambah kental ciri khas commander car, sebuah lampu rotater alias lightbar buatan Whelen menghias atap mobil persis dibelakang sunroof. “Lightbar tipe SLSA1 ini menggunakan ratusan luxeon LED yang sangat terang tetapi tidak makan setrum,” ujar Cecep.
Selesai urusan eksterior, Cecep membenahi interior yang masih apik dengan ornamen keluaran Brabus macam door pin, shift knob, pedal set dan karpet. Oh ya, seperangkat radio komunikasi buatan Aicom ikut terpasang disebelah kiri driver.