Mulanya Bambang Haryono – off-roader asal kota Solo ini membangun Jeep CJ5 untuk mengikuti event off-road. Baik adventure maupun rock crawling. Jadilah sosok CJ5 berpenampilan garang. “Sebenarnya sebagian besar jip ini memakai basis Toyota Land Cruiser (TLC),” celoteh pengusaha pengolahan kertas ini. Mulai dari sasis, kaki-kaki jika diperhatikan seksama semua dicomot dari keluarga TLC. “Hanya bodinya saya pakai CJ5. Soalnya modelnya kan cukup unik. Hehehe..,” alasan Bambang.
Sempat dipakai beberapa kali untuk ikut kompetisi off-road. Sayangnya, hasil yang diperoleh kurang memuaskan. Beberapa kali malah terjadi kerusakan yang lumayan serius sehingga perlu perbaikan. Lama menunggu proses perbaikan selesai ditambah lagi kesibukan bisnis pengolahan kertas yang dilakoninya memuat ia beberapa tahun belakang ini absen dari dunia 4X4.
Toh, begitu panggilan dunia off-road ternyata tetap tak bisa dihilangkan. Perkembangan teknologi yang digunakan di ajang off-road saat ini cukup pesat. “Rasanya pake spek mobil yang lama ini tak bakal bisa bersaing. Makanya lebih baik aku pakai sasis full tubular,” lanjut pria ramah ini.
Sejak dari dulu Bambang menyukai rock crawling, makanya jip tubular yang dipakainya mesti oke juga untuk menaiki batu. Tentu saja dunia lumpur dan tanah tetap harus maksimal performanya. Semua pekerjaan yang biasa dikerjakan sendiri pun terpaksa minta bantuan bengkel lain agar mendapatkan hasil maksimal.
Kebetulan pula di Solo ada bengkel ProRock Engineering yang meskipun baru dibuka tapi pemiliknya memiliki kegemaran merancang bangun jip tubular mirip yang dipakai rockcrawler Amerika. Jadilah kini CJ5 punya wajah dan performa baru. Beberapa kali jip tubular ini dipakai mengikuti event off-road untuk melakukan ujicoba. Maklum meski sebagian besar memakai peranti yang lama tapi trik pemasangan maupun aplikasinya baru. Butuh penyesuain dulu.
Tunggu saja sampai penampilan terbaiknya ketemu!
Mesin
Mesin yang digunakan Chevy 350 bawaan CJ5 dulu. Mesin berkonfigurasi V8 dengan volume 5.300 ini masih menggunakan karburator sebagai pemasok bensin. Agar saat digunakan di trek miring tak mudah mati, karburator Holley Truck Avenger 350 Cfm jadi andalan. Selain itu jerohan mesin dibersihkan dan di set ulang.
Girboks dan Transfercase
Girboks matik TH350 ternyata lebih disuka Bambang dibandingkan memakai girboks manual. Karena jip ini dirancang untuk rock crawling maka crawling rationya pun harus super low. Untuk mendapatkan racikan gir yang sesuai keinginan, transfer case memakai dua tipe. Dari girboks matik sebelum dihubungkan ke gardan, putaran mesin diatur oleh transfercase eks CJ7 dimana yang gunakan hanya tuas untuk mengaktifkan gir H (high) dan L (low) saja. Selanjutnya transfer case ini dihubungkan dengan transfercase Toyota FJ40 dimana fungsi 4x4, 4x2 dan H-L tetap seperti biasa. Baru kemudian transfer case racikan tadi terhubung ke gardan depan dan belakang melalui as kopel. Komposisi transfer case hasil kreasi Bambang ini tak kalah dengan transfer case Atlas seperti yang digunakan off-roader asal Amrik. Tapi bedanya harganya pasti lebih murah. Hehehehehe..
Gardan
Gardan depan-belakang tetap memakai Toyota FJ60. Meskipun agak lebar dibanding FJ40 tetap jauh lebih kuat. Final gir dipatok 1:5,1. As rod depan sudah memakai produk Longfield. Agar traksi ban tetap terjaga dan enak dipakai merayap di bebatuan atau tanjakan terjal gardan depan dipasangi Detroit Locker sementara belakangnya ARB air locker yang bisa di on-off kan. Trik ini agak beda dengan offroader kebanyakan yang memasang ARB locker selalu di depan.
Power Steering
Stir jadi terasa enteng karena memakai power steering full hidraulik bikinan PSC. Biarpun kejepit batu besar stir tetap enteng diputar.
Sokbreker
Karena memang dirancang untuk dipakai rock crawling suspense jelas harus lentur. Makanya dipasang Fox Airshock 2.0. Untuk depan memakai travel 14” belakangnya 16”
Tanki Custom dan Radiator
Tangki bensin dirancang ulang dan diletakkan di belakang menyesuaikan bentuk rollbar. Sementara radiator dipasang di depan tangki bensin. Posisi pemasangan agak unik karena “ditidurkan”. Sementara di atas radiator ditambahkan kipas peniup uap panas.
Jok dan Safety Belt
Jok custom dipadukan dengan safety belt 4 point bikinan RCI agar driver dan co-driver tetap terlindungi dan nyaman
Pelek dan Ban
Pelek beadlock buatan Trail Ready (TR) dipadukan ban Super Swamper TSL 38”. Perpaduan yang oke di trek tanah maupun batu. Sayang untuk ikut kompetisi adventure ban harus ditukar yang lebih kecil karena regulasinya maksimal 36”.
Winch
Untuk peranti recovery dipasang winch SmittyBilt XRC 8 buatan Amerika
Dasbor
Dasbor depan sangat ringkas, tanpa di lengkapi meter indikator yang banyak. Stir memakai bikinan PSC
Konsol Tengah
Beberapa tombol fungsional mulai dari engine cut off, tombol ARB Air Lokcer dan beberapa tombol lain sengaja dipasang di sini agar mudah dioperasikan.
Bodi dan sasis
Sasis memakai full tubular agar lebih mudah dalam mengeset kaki-kaki dan bagian lainnya untuk mendapatkan travel suspense yang lentur. Bodi pun simpel dan terbuat dari pelat tipis agar bobot jip tetap ringan.
Spesifikasi Teknis
Bodi dan Sasis : Full Tubular Custom
Mesin : Chevy 350
Kapasitas : 5.300 cc
Konfigurasi : V8
Karburator : Holley Truck Avenger 350 Cfm
Girboks : Matik TH350
Transfercase : Custom CJ7 plus FJ40
Gardan : Toyota FJ60
Locker : Detroit Locker (depan), ARB Air Locker (belakang)
As roda : Longfield (depan)
Sokbreker : Fox Airshock 2.0 travel 14” (depan) dan 16” (belakang)
Pelek : TR (Trail Ready) Beadlock
Ban : Super Swamper TSL 38”
Jok : Custom
Sabuk Pengaman : RCI
Power Steering : PSC Full Hidraulik Single End
Winch : SmittyBilt XRC8
Stir : PSC
Aki : Optima Red Top
Bengkel : Dikerjakan sendiri, ProRock Engineering Solo