JIP - Di negara asalnya, Jepang, SUV ini disebut dengan Terios. Namun untuk pasar lokal Indonesia, kendaraan andalan Daihatsu ini disebut sebagai Taruna. Sepertinya nama yang melambangkan kegagahan dan kewibawaan ini pun membawa hoki pada Taruna.
Sejatinya Taruna tidak bisa langsung disamakan dengan Terios di Jepang. Banyak perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar di Tanah Air, maka Terios Jepang pun dimelarkan. Sehingga sosok Taruna lebih panjang jika dibandingkan dengan leluhurnya di negeri Sakura.
Diperkenalkan di Indonesia pada 1999, ada dua varian Taruna yang kita kenal. C-Series untuk versi short wheel base dan F-Series untuk versi long wheel base. Secara keseluruan, C-Series lebih panjang jika dibandingkan dengan versi Terios Jepang, namun jika dibandingkan dengan tipe F-Series, maka C-Series lebih pendek 25 cm.
Dan sayangnya, semua varian Taruna hanya dilengkapi penggerak 4x2 saja, padahal di negeri asalnya terdapat pula jenis 4x4.
Nampaknya, PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) selaku agen tunggal pemegang merek Daihatsu di Indonesia telah membidikkan SUV ini ke pangsa kendaraan keluarga. Dimensi bodi lebih panjang, berimbas pada kemampuan lebih dalam mengangkut penumpang ataupun barang. Ini salah satu kunci keberhasilan Taruna di Indonesia.
Akar sebuah SUV tertanam kuat pada Taruna. “Dengan ground clearance tinggi, Taruna menjadi kendaraan yang fleksibel untuk menjelajah berbagai permukaan jalanan,” tutur Wahyudin, anggota Taruna Owner (Taruner)salah satu klub pengguna Taruna.
“Perawatan ringan, dilengkapi powersteering, tidak rewel dan sparepartnya mudah didapat, menjadi nilai plus tersendiri,” lanjut pria yang menjabat Divisi Otomotif Taruner ini.
Beragamnya pilihan varian yang disodorkan menambah daftar keunggulan produk Daihatsu ini. Jika berminat, ada baiknya diadakan sebuah seleksi demi mendapat Taruna idaman dengan kondisi yang jempolan.
Bodi & SasisSecara umum, tidak ada yang dikeluhkan pada bodi ataupun sasis Taruna. SUV ini tergolong moderen untuk rancang bangunnya. Konstruksi monokok sebagai tulang punggung, memberi kontribusi cukup signifikan pada keakuratan dan kepresisian dalam mengendara.
Pada umumnya bodi Taruna tidak rewel, terutama terhadap karat. “Bahan baku yang digunakan tergolong baik. Jika ditilik dari dari rentang usia kiprahnya, bisa dikatakan Taruna tidak bermasalah dengan karat dan korosi,” tutur Wahyudin. “Lebih sering menemui bekas senggolan atau nabrak dibandingkan karat,” selorohnya.
Sayangnya kualitas bahan lampu, dasbor dan doortrim tidak mengikuti bodi. Plastik mika lampu gampang berubah warna, menjadi keruh dan kuning. Hal ini terutama terjadi pada Taruna lansiran awal, dan baru membaik saat Taruna mengaplikasikan jenis lampu kristal pada tahun 2003. Namun demikian bahan interior dari plastik keras dan berkesan murah tetap mendampingi Taruna hingga akhir masa kiprahnya. (gb. kuning, kristal, dasbor, kabin, 7 seater)
Mesin & DrivetrainSepanjang kiprahnya di Indonesia, Taruna dibekali dengan dua mesin sekaligus. Mesin berkode HD 1600 cc yang juga digunakan Daihatsu Feroza sejak tahun 1999. Selanjutnya pada tahun mesin 2001 diperkenalkan mesin HE-E 1500 cc dengan pasokan bahan bakar EFI (injeksi elektronik).
Secara umum, tak ada masalah berarti dengan mesin Taruna. Penggunaan aluminium untuk blok mesin merupakan daya tariknya. Namun Anda mesti waspada jika mobil pernah terserang overheat. Perhatikan betul sambungan blok dan kepala silinder. Bila ada tanda-tanda bocor, patut dipertanyakan. Hal ini berlaku pada kedua jenis mesin yang dipergunakan pada Taruna.
Suara mesin yang cenderung kasar menjadi ciri yang melekat erat pada Taruna. “Keluhan ini terjadi pada dua jenis mesin yang digunakan. “Mungkin sudah menjadi karakter mesin Taruna. Kita sudah coba berbagai cara, namun nampaknya suara mesin ini tidak juga melembut. Dengan demikian, kondisi tersebut normal,” papar Wahyudin.
Dari awal Taruna dilengkapi dengan transmisi 5 percepatan manual. Tali kopling menjadi hal yang perlu diperhatikan. Mungkin karena desain dan kontruksinya, bagian ini sering kali kering dan menjadi getas, sehingga gampang putus. “Apabila saat menginjak pedal kopling terasa berat dan tidak lancar, sebaiknya waspada dengan kondisi tali atau kabel koplingnya,” sambung pria yang akrab disapa Yudin ini. “Namun pada dasarnya transmisi Taruna tergolong bandel dan tidak rewel. Asal penggantian oli tidak telat,” lanjutnya.
Bunyi gemuruh saat melaju menandai adanya masalah di gardan. Untuk itu, sebaiknya Anda memeriksa gardan secara seksama. Bila gemuruh ini semakin keras, kemungkinan hal tersebut merupakan sinyalemen kerusakan gigi gardan.
Sebenarnya untuk masalah kaki-kaki, Taruna tergolong tangguh. Namun sayang kaki depannya tergolong kurang bersahabat saat ball joint-nya bermasalah. “Repotnya penggantian ini harus pula diikuti dengan penggantian lower arm. Ini karena desain ball-joint tersebut menyatu dengan lower arm,” wanti Yudin ((Gb. Transmisi, mesin 16 dan efi)
Platform & Trim level Daihatsu Taruna ditawarkan dalam satu platform yang sama, namun memiliki panjang dan wheelbase yang terbagi menjadi dua varian. C-Series menjadi identitas bagi Taruna berbodi pendek, sedangkan F-Series disematkan untuk Taruna berbodi panjang. (gbr. kaleng, pw window, roofrack)
C-SeriesC-Series menjadi pembuka kiprah Taruna di Indonesia, muncul pertama kali pada 1999. Tiga trim level sekaligus diluncurkan di bawah panji-panji C-Series ini. CL muncul sebagai entri level. Varian ini polos dengan pelek kaleng, tanpa power window, minus takometer dan peranti penunjang kenyamanan lainnya. Ciri utama eksteriornya terdapat pada bumper abu-abunya yang dibiarkan polos, tidak sewarna dengan bodi.
CX muncul sebagai varian satu level di atas CL. Berciri warna bodi one tone, power window, pelek alloy dan sudah memiliki takometer. CSX menjadi varian yang pada level selanjutnya dan bisa dikatakan sebagai top level di kelas C-Series. Kelengkapan tambahan seperti spoiler, footstep dan wiper. Ini menjadi keungulan dibandingkan varian-varian di bawahnya.
Pada tahun 2000 muncul spesial edition dari CSX yang disebut CSR. Varian ini dilengkapi mesin 1600 cc injeksi. Selain mesin, perbedaan lainnya terdapat pada suguhan interior mewah dengan balutan kulit pada bagian tepat duduknya. Sebagai special edition, kiprah CSR ini tidak tidak panjang dan hanya muncul di tahun 2000 saja. (gbr. cl)
F-SeriesF-Series hadir mendampingi C-Series sejak 2001. Seperti halnya pendahulunya, F-Series pun dibagi menjadi FL, FX, FGX, dan FGZ. FL menjadi entry level kelas ini, kelengkapannya sama dengan CL. Begitupun dengan versi Fxnya, yang tak lain adalah versi long wheel base dari CX. Tipe ini mampu mengangkut tujuh penumpang dengan leluasa.
Namun persoalannya berbeda untuk top levelnya, yang dihuni sekaligus oleh FGZ dan FGX. Perbedaan keduanya ada pada warna. Two tone pada FGZ, dan one tone pada FGX. Mengenai fasilitas, sama dengan yang digunakan CSX. Basis platform F-Series inilah yang kemudian menjadi tulang punggung Daihatsu Taruna hingga era Oxxy.
Apalagi versi sasis panjang ini memiliki sejumlah kelebihan, berupa 2 pilihan mesin, fitur, serta kelengkapan memadai. Lihat saja fleksibilitas jok baris kedua yang bisa digeser maju-mundur untuk kemudahan akses dan pengaturan ruang kaki. Belum lagi sejumlah kompartemen penyimpanan yang menambah kepraktisan. (gbr. fgz)
Timeline1999 : Untuk pertama kalinya PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menghadirkan sebuah SUV keluarga dengan emblem Daihatsu Taruna. Mesin 1600 cc karburator menjadi pilihannya.
2000 : Varian langka CSR diluncurkan dengan mesin 1600 cc injeksi dan dilengkapi dengan interior berbalut kulit.
2001 : Taruna F-series muncul untuk melengkapi C-series yang sebelumnya sudah hadir. Dengan wheelbase lebih panjang 250 mm, Taruna F-series pun muncul sebagai kendaraan 7 penumpang.
Daihatsu melengkapi dengan dua pilihan mesin 1.600 cc karburator dan 1.500 cc EFI menyusul. Mesin EFI berkode HE-E ini mampu memuntahkan tenaga 86 dk/6.000 rpm.
2002 : Setahun berselang, jajaran F-Series menghadirkan sebuah varian Taruna FGZ yang memiliki fitur lebih lengkap. Selain tambahan spion lipat elektrik, varian ini memiliki ciri bodi two tone dengan pilihan warna hanya biru dan silver.
2003 : Lampu depan diganti dengan model kristal. Lampu sein belakang bawah menggunakan lampu warna merah dan putih.
2004 : Minor change meliputi desain gril, pelek alloy, corak jok, penutup ban serep, wiper belakang, lampu baca dan pilihan warna baru. Spion elektrik dan audio dengan tweeter hanya tersedia pada varian FGZ dan FGX. Di tahun ini pula semua varian C-Series maupun F-Series distop produksinya, dan hanya menyisakan satu varian saja yang kemudian dikenal sebagai Oxxy.
2005 : Emblem Oxxy mulai disematkan pada Taruna sebagai langkah penyegaran. Taruna Oxxy hanya menggunakan satu pilihan mesin, 1.500 cc EFI.
Perubahan tampilan luar Taruna Oxxy cukup signifikan. Bumper guard dengan gril krom dipadukan dengan headlamp plus foglamp nampak menghiasi bagian depannya. Sementara pada buritannya dilengkapi spare wheel cover dan rear spoiler plus lampu kombinasi baru. AC double blower hadir sebagai standar di varian FGX dan FX serta pelek alloy 16 inci pada tipe termewah.
2006 :Menjadi tahun penutup kiprah Taruna. Tongkat estafet diteruskan oleh Daihatsu Terios