• Periksa setiap bagian bodi mobil, perhatikan apakah terdapat karat atau tidak. Caranya, selain dilihat atau diraba, bisa juga diketok dengan tangan, sehingga terdengan suara yang berbeda, atau bahkan jika sudah parah karatnya, saat diketok ada bagian logam yang rontok.
• Jika sudah diketahui bagian mana saja yang terkena karat, atau mungkin seluruh bodi mobil akan dicat ulang. Maka untuk memudahkan mengelupas lapisan cat dapat dilakukan dengan metode sand blasting.
Namun jika sand blasting dirasa terlalu mahal, bisa dilakukan dengan metode pembakaran, atau memanaskan cat dengan semprotan api, sehingga cat dan lapisan dempul mudah dihilangkan.
• Setelah proses pembakaran tersebut, dilanjutkan dengan mengerok lapisan cat dan dempul yang menempel di bodi mobil. Semakin tebal dempul, semakin susah untuk dikerok, maka butuh waktu pembakaran lebih lama.
• Setelah lapisan cat dan dempul terkelupas, diikuti dengan proses pengamplasan. Proses ini selain untuk menghilangkan sisa-sisa lapisan cat, juga untuk mengetahui sisi bodi yang telah dihinggapi karat. Biasanya karat yang masih samar-samar terlihat, setelah diampelas akan terlihat jelas, dan bahkan akan rontok, jika bodi sudah keropos.
• Potong pada sekitar bagian yang rontok, dengan jarak yang agak luas. Hal ini karena karat yang mudah menyebar, sehingga dikhawatirkan bagian sekitarnya sudah kerkontaminasi karat, namun masih tipis. Proses pemotongan panel bodi yang berkarat, dilakukan dengan las.
• Kemudian tambal bagian yang telah terpotong tadi, dengan pelat galvanis. Untuk mobil Jepang umumnya memiliki ketebalan pelat sekitar 0,9 mm, sedangkan mobil Eropa sekitar 1 mm.
• Setelah bodi ditambal, kemudian dilabur dengan lapisan epoxy. Fungsinya selain untuk memberikan lapisan dasar, juga untuk mengetahui apakah masih ada karat maupun keropos di bodi mobil. Jika masih terdapat keropos, maka prosesnya diulang lagi mulai dari pengamplasan.
• Pelapisan dengan dempul merupakan proses selanjutnya, dan diakhiri dengan proses pengecatan.