“Karena bisa menimbulkan bahaya untuk pengendara itu sendiri atau orang lain,” terang Didi Hardianto dari Sentul Safety Driving di Jakarta.
Lucunya komponen asli kendaraan yang berfungsi sebagai peranti safety ini diganti dengan aksesori tadi. Efeknya tentu membahayakan. Nah biar enggak salah pilih berikut beberapa aksesori yang bisa menimbulkan celaka.
Setir
Pemilik kendaraan sebaiknya tidak mengganti setir atau stang dengan produk lain yang lebih kecil. Katanya sih biar bisa bergaya balap. Penggunaan setir racing jadi lebih stabil.
Itu kalau buat mobil balap yang sudah dilakukan penyesuaian dengan roda. Buat harian akan berbeda karena perbandingan putaran setir dan sudut roda masih standar. Malah pengemudi saat membelok akan memutar setir lebih banyak karena diameternya mengecil.
Selain itu tambahan perangkat di setir pun sebaiknya dihindari. Seperti pemasangan kenob yang seolah-olah mempermudah membelokkan setir dengan hanya menggunakan satu tangan.
“Tanpa menyadari bahaya yang mungkin timbul,” jelas Aipda Bambang Margono, Instruktur Safety Driving dan Safety Riding Polda Metro Jaya. Padahal tenaga yang dihasilkan pasti tidak sebaik jika kita menggunakan kedua tangan.
Buat di mobil fungsinya memang beragam, mulai dari meredam panas sinar matahari sampai pelindung dari tindak kejahatan. Bahkan ada yang anti peluru.
Tetapi yang perlu diperhatikan adalah tingkat kepekatan yang digunakan. Jangan terlalu gelap hingga 80%, karena bisa menggangu pandangan ke belakang. Apalagi saat malam hari dan hujan. “Di negara maju ada peraturan yang mengatur penggunaan kaca film,” ujar Didi lagi.
Pedal
Katanya sih supaya bergaya racing, pedal asli dilapisi dengan cover berbahan pelat. Padahal peranti standar sudah dilapisi bahan semacam karet dan dirancang aman digunakan. Telapak sepatu atau sandal pengemudi tidak licin.
Penggunaan tambahan lapisan pedal dari bahan metal dapat dilakukan sepanjang tidak licin dan cara pemasangan yang benar. Yaitu melekat dengan sempurna pada badan pedal yang asli.
Klakson
Peranti yang satu ini biasanya digunakan buat berkomunikasi dengan pengendara lain. Nah supaya lebih jelas, kalau enggak mau disebut bikin kaget, banyak yang menukarnya pakai produk yang lebih besar.
Ada model terompet, keong atau kebo. Bahkan ada yang pakai sirene plus toa yang biasa digunakan polisi. Memang efektif tapi malah bisa bikin emosi, jadinya malah celaka.
Peranti Audio
Kadang saking sukanya mendengarkan musik, peranti audio pun dijejalkan penuh di mobil. Sampai-sampai pandangan pengemudi ke belakang terhalang oleh tumpukkan speaker dan power. Efeknya pengemudi hanya mengandalkan spion luar saja. Hal ini tentu mengurangi tingkat safety kendaraan.
Selain itu hobi mendengarkan musik dengan volume keras juga bisa mengganggu pendengaran terhadap suara di luar mobil. Seperti suara klakson pengendara lain. Respon terhadap lingkungan di sekitar pun berkurang.
Begitu pula dengan pemasangan TV mobil di dashboard. Sedikit banyak akan mempengaruhi konsentrasi pengemudi. Sebaiknya TV ditempatkan di bagian yang pengemudi tidak dapat melihat sama sekali.