Gbr  |          
Sudah jadi harga  mati deh namanya cek ban sebelum berangkat mudik. Setelah kenal beban  maksimal, kini cek tekanan angin. Pastinya ada sedikit penyesuaian sama  tekanan angin ban.
Kalau ukuran ban masih standar. "Melihat tekanan angin standar adanya di  pilar B sisi pengemudi (Gbr.1)," papar Adang Apandi, product technical  manager PT. Gajah Tunggal Tbk. Nah, sebelum mengukur tekanan angin yang  sudah direkomendasikan, pastikan dulu ban tidak ketika selesai  perjalanan jauh atau suhu ban panas.
Pengecekan ketika dingin bertujuan supaya daya cengkeram ban tetap  maksimal kala dipakai perjalanan jauh. "Paling berbahaya ketika  pengereman dan menikung. Akibat sebagian besar bobot mobil pindah ke  ban, akibatnya dinding ban akan paling menerima beban paling berat  (Gbr.2)," jelas pria asli Jabar ini.
"Asumsinya kalau sudah jalan sekitar 30 menit maka tekanan angin bisa  ditambahkan 4 psi dari ukuran seharusnya," lanjut Adang lagi. Misal  setelah jalan ban menunjukan angka 31 psi, artinya tekanan ban tersebut  ketika dingin hanya 28 psi. Artinya masih defisit 5 psi dari normalnya  kalau tekanan angin yang direkomendasikan 32 psi (Gbr.3). 
Gbr 2  |              Gbr 3  |          
Ingat juga untuk menambahkan tekanan angin di atas normal kalau beban yang dibawa melebihi beban sehari-hari. Misalkan kalau di dalam kota hanya terbiasa untuk antar jemput istri ke kantor. Maka ketika mobil yang sama dipakai untuk keluar kota dan membawa anak dan istri plus koper-koper oleh-oleh mudik, tekanan angin ban harus ditambah juga sekitar 4 psi dari ukuran normalnya.