Paling tidak,
ada “4K” yang menjadi pemicu amarah saat kita nyetir mobil. Yaitu
Kemacetan, Kecelakaan, Kerusakan dan K yang keempat adalah Kelakuan. K
terakhir ini maksudnya perilaku buruk para pengendara yang ugal-ugalan.
Sudah jelas, kemacetan sangat tidak nyaman bagi setiap pengendara. Begitu juga dengan kecelakaan, baik hanya sedikit tersenggol, tertabrak atau bahkan menabrak pengguna jalan lainnya.
Sedangkan yang termasuk kerusakan, yaitu kasus-kasus seperti mogok di jalan, overheating, ban kempes, kopling putus, alarm tiba-tiba meraung, dan bermacam kasus lainnya. Jika terjadi, semua pemicu tersebut sanggup membuat para pengendara naik darah karena perjalanan pasti akan terhambat.
Yang tidak kalah memancing emosi adalah kelakuan atau perilaku buruk para pengendara. Akibatnya bisa saja membuat mobil menjadi korban. Gaya berkendara yang ugal-ugalan ditambah salah paham dan emosi yang tak terkendali, mungkin saja berlanjut dengan perkelahian.
Nah, berdasarkan empat pemicu emosi di jalan raya ini, kita dapat menyiapkan cara-cara mudah agar saat berkendara kita tidak terjebak dalam suasana yang membuat amarah kita meledak.
1. Rencanakan perjalanan Anda. Poin pertama ini mengharuskan kita menentukan waktu dan rute yang akan akan kita pilih untuk berkendara. Tujuannya untuk menghindarkan kemungkinan terjebak kemacetan.
2. Pemeriksaan. Lihat dan cek lagi kesiapan mobil Anda. Mulai dari ban, lampu-lampu, mesin, air radiator, bahan bakar dst. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima sehingga risiko mengalami kerusakan di jalan dapat diperkecil.
3. Patuhilah peraturan lalu lintas dan terapkan safety driving agar mobil dan Anda tidak menjadi korban atau pun pemicu kecelakaan.
4. Mengalah dan positif thinking-lah tiap kali berhadapan dengan pengendara yang ugal-ugalan. Kombinasi perencanaan,
pemeriksaan dan sikap yang tidak terpancing perilaku buruk pengendara akan sangat berguna dalam meminimalisir maupun meredam potensi munculnya amarah. Selamat mencoba.