Laman

Minggu, 03 Juli 2011

Mengenal LED Dan Aplikasinya, Kecil-Kecil Terang Nyalanya


JAKARTA - Sumber cahaya pada kendaraan tidak lagi didominasi bohlam halogen atau Xenon. Rangkaian dioda berpendar, atau biasa diistilahkan dengan sebutan LED (Light Emitted Diode) ini, belakangan mulai banyak dipakai untuk menunjang penerangan sekaligus tampilan eksterior dan interior.

Sektor penerangan mengandalkan LED, mulai diterapkan beberapa pabrikan mobil ternama seperti Audi dan Mercedes-Benz, sebagai sumber cahaya untuk pemakaian siang hari (daylight). Sedangkan unsur kosmetik mengandalkan LED, banyak diaplikasi pada interior sebagai penunjang aksen glamor.

Jenis
Penggunaan LED diawali di dunia elektronik pada era ‘80-an. Saat itu masih diistilahkan dengan sebutan LED radio hingga era ‘90-an. Secara fisik, komponen mungil ini tak lain adalah dioda berkaki dua.

LED model awal hanya terdapat revisi pada desain kubah serta jumlah kaki(kiri). Semakin diminati berkat aplikasi LED daylight sebagai penerangan tambahan di siang hari, buat keamanan berkendara terutama di beberapa negara Eropa(kanan).

Dua kaki, anoda (kutub negatif) dan katoda (kutub positif), pada tiap LED ini lah yang menjadikan dioda ini mampu berpendar layaknya sumber cahaya seperti bohlam. Pastinya dengan dialiri arus listrik dari aki atau power suply lainnya.

Meski mampu bersinar dengan cahaya benderang, LED tidak membutuhkan banyak daya listrik. “Paling kecil sekitar 0,08 Watt per LED, dan paling besar cuma butuh daya sekitar 0,5 Watt per LED,” jelas Wira Sentosa dari SACS di Pondok Gede, Bekasi.

Untuk jenis LED itu sendiri, sejak awal kemunculan sampai saat ini, sudah mengalami perkembangan signifikan. Awalnya di era ‘80-an, dioda berpendar ini hanya berupa butiran kecil dengan satu jenis warna.

Maksudnya, untuk menghasilkan cahaya hijau mesti memakai butir LED hijau. Saat itu warna LED masih sebatas merah, hijau, kuning dan oranye. Masuk era ‘90-an, butir kecil dioda dengan beberapa warna tadi, berubah menjadi LED model clear. Pembedanya bisa ditengarai dari casing dioda yang tidak berkelir alias bening.

“Meskipun bening, pendaran sinarnya bisa berbeda-beda. Saat ini tersedia warna putih, merah, hijau, ungu, pink, biru, kuning, oranye dan yang terbaru seperti warm-white,” urai Wira yang juga spesialis indiglo buat mobil dan motor ini.

Komponen resistor untuk jenis LED konvensional, tak bedanya dengan yang dipakai pada radio FM atau tape
Perkembangan jenis LED juga bisa dilihat dari model kubahnya. Model awal ditawarkan dengan dimensi kubah lebih panjang, sementara inovasi berikutnya berubah menjadi lebih pendek.

Tipe LED dengan kubah pendek ini diistilahkan dengan sebutan LED 1/2 (setengah). Perbedaannya, selain dari bentuk dan ukuran kubah, daya pancar cahaya yang dihasilkan juga berbeda. Untuk jenis LED 1/2 memiliki sinar lebih menyebar, ketimbang LED dengan kubah lebih panjang.


Model berpenampang ini sudah ada yang dibekali daya sebesar 5 watt per LED
SMT & LUXEON

Perkembangan jenis LED saat ini memang tak terlepas dari peran serta pabrikan kendaraan, dengan beragam varian canggih yang sudah berhasil diproduksi.

Secara otomatis, komponen pendukung seperti LED, juga mengalami kemajuan dalam teknologi yang dipakai.

Sejatinya masih andalkan dua kaki utama (anoda dan katoda), sebagai kutub pemantik pijaran cahaya yang dihasilkan LED.

Namun kemampuan menghasilkan sinarnya jauh lebih besar, dengan daya listrik yang dibutuhkan tetap tak seberapa.

Model ini disebut LED Luxeon, dengan daya listrik untuk setiap diodanya antara 0,5-5 watt. Tipe Luxeon terbagi lagi menjadi dua, kecil dan besar.

“Kalau yang kecil disebut LED SMT, tapi pemasangannya dalam bentuk rangkaian yang dibikin menjadi satu,” kata Sachin K. Punjabi dari Drivers Corner, Radio Dalam, Jaksel.

Wira menambahkan, untuk tipe SMT terbagi menjadi dua kategori. Yaitu LED dengan pendaran ke atas (front view), serta cahaya yang memancar ke arah samping (side view). Sedangkan LED Luxeon merupakan jenis terbaru saat ini.

Ciri fisik dari LED Luxeon seperti terdapat penampang atau heat sing, yang berfungsi untuk melepas hawa panas dari LED yang berpendar. Tipe ini juga dibekali modul sebagai pemantik terjadinya sinar pada dioda, dan bukan lagi mengandalkan resistor layaknya yang terdapat pada tipe SMT.