Apalagi emblem tuner kenamaan dapat mempertegas karakter aliran modifikasi yang diunggulkan. Namun, dalam pemilihan dan pemasangannya jangan sampai salah kaprah. Bisa jadi bukan pujian yang datang, melainkan menjadi bahan olokan.
Seperti pengalaman Febriartono, pembesut Mercedes Benz C180 lansiran 1996 bergaya AMG. "Awalnya sempat engga tahu, asal tempel saja," ujar mahasiswa sekolah bisnis LimKok Wing University, Malaysia ini yang mengaku sempat menempelkan stiker Ralliart di kaca belakang. Padahal Ralliart sejatinya adalah tuner Mitsubishi.
"Tapi setelah baca-baca referensi baru ngerti," senyum pria yang juga wiraswasta di bidang katering ini. Lain lagi penuturan Nelson Hendrik yang mengandalkan Honda Civic Estilo tahun 1998 bergaya JDM. "Jadi sebelum mulai modif, gue tentuin dulu gayanya, lalu mulai kumpulin pernik-perniknya seperti emblem dan stiker yang pas," jelas pria yang bekerja di bidang pemasaran otomotif ini.
Nelson menambahkan, selain mencari referensi dari media maupun sumber di internet, pergaulan di komunitas maupun forum di dunia maya bisa menambah pengetahuan. "Sekalian tambah teman juga khan," ujarnya.
Namun, tidak hanya penggemar modifikasi saja yang berhak pasang emblem tuner. Bagi pemilik mobil yang ingin punya identitas bergengsi, juga bisa. Seperti pengakuan Ryan dari gerai aksesori Sekawan Jaya Motor.
Logo dan emblem yang dibubuhi kristal untuk penikmat gaya elegan
Pria humoris ini memberi ilustrasi harga emblem logo Lexus untuk Avanza Rp 125 ribu dan Innova Rp 150 ribu. "Bagi yang ingin elegan bisa pakai model logo kristal atau illumination yang bisa nyala kalau gelap," tawarnya.
Jangan sampai salah gaya ya!